Informasi Terpercaya Masa Kini

Makna Warna Merah pada Perayaan Chinese New Year, Bakal Jadi Keberuntungan untuk Dekorasi Imlek

0 3

Grid.ID – Makna warna merah pada perayaan Chinese New Year.

Warna merah ternyata bakal jadi keberuntungan untuk dekorasi Imlek.

Warna merah identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Sejumlah atribut hiasan berwarna merah umumnya akan dipasang dan dikenakan dalam menyambut hari penting masyarakat Tionghoa.

Melansir dari Kompas.com, Warna merah selalu identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Beragam dekorasi dan atribut berwarna merah biasanya digunakan untuk menyambut hari penting bagi masyarakat Tionghoa.

Pada tahun ini, Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025.

Tanggal perayaan Imlek setiap tahun bisa berbeda, karena perhitungannya didasarkan pada kalender Lunar yang mengikuti siklus peredaran Bulan.

Di tahun 2025, perayaan Imlek berada di bawah naungan shio Ular Kayu.

Shio ini melambangkan kecerdikan, kebijaksanaan, dan kemampuan beradaptasi, sedangkan unsur kayu mencerminkan pertumbuhan, pembaruan, dan kreativitas.

Baca Juga: 3 Tempat Membeli Dekorasi Imlek 2025 di Jakarta, Bawa Duit Rp 5 Ribu Sudah Bisa Beli Pernak-pernik

Lantas, mengapa warna merah begitu lekat dengan Imlek?

Dalam budaya Tionghoa, warna merah dianggap sebagai simbol api dan energi, sehingga melambangkan kehidupan, kemakmuran, dan kebahagiaan.

Giannina Ong, seorang peneliti Asia-Amerika sekaligus Pemimpin Redaksi Mochi Magazine, menjelaskan bahwa merah dalam tradisi Tionghoa melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan vitalitas.

Beberapa atribut seperti lentera, kertas, dan dekorasi lainnya yang digunakan dalam perayaan Imlek juga dominan berwarna merah.

“Semuanya berwarna merah karena tanda api melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran,” kata dia.

Salah satu elemen khas Imlek yang berwarna merah adalah amplop angpao.

Menurut Giannina, angpao berwarna merah dipercaya memberikan perlindungan kepada penerimanya dari roh jahat bernama Sui, yang diyakini akan datang pada malam Tahun Baru Imlek.

“Amplop merah saat ini diberikan tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga kepada anggota keluarga lain dan teman-teman dengan jumlah uang yang berbeda-beda,” kata dia.

Namun, jumlah uang di dalam angpao diharuskan mengandung angka delapan, karena angka tersebut dianggap membawa keberuntungan.

Sebaliknya, angka empat dihindari karena memiliki bunyi yang mirip dengan kata “kematian” dalam bahasa Mandarin.

Selain itu, warna merah juga dikaitkan dengan legenda tentang makhluk ganas bernama Nian.

Baca Juga: 5 Dekorasi Imlek ini Bawa Keberuntungan Bagi Masyarakat Tionghoa, Segera Buru Barangnya!

Nian digambarkan sebagai binatang buas yang akan menyerang penduduk desa, hewan ternak, dan hasil panen saat malam Tahun Baru Imlek.

Namun, masyarakat Tionghoa meyakini bahwa Nian takut terhadap cahaya, suara keras, dan warna merah.

Oleh karena itu, mereka menyalakan lilin, menempelkan kertas merah di pintu dan jendela, serta menggantung lentera merah untuk mengusir Nian.

Beberapa orang juga membakar bambu untuk menghasilkan suara yang berisik.

Tradisi ini kemudian diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari perayaan Imlek.

Tak heran jika menjelang Tahun Baru Imlek, warna merah mendominasi berbagai dekorasi.

Selain merah, budaya Tionghoa juga memiliki tiga warna lain yang dianggap membawa keberuntungan, yaitu kuning, hijau, dan merah.

Warna-warna tersebut berasal dari Teori Lima Elemen Tiongkok.

Merah melambangkan api, kuning merepresentasikan tanah, dan hijau melambangkan kayu.

Teori ini juga mengenal dua warna lain, yaitu putih untuk logam dan hitam untuk air.

Bagi masyarakat etnis Han, warna merah juga memiliki makna khusus sebagai simbol keberuntungan, vitalitas, dan kemakmuran.

Baca Juga: Warna Terburuk yang Harus Dihindari dalam Dekorasi Imlek 2025 Menurut Feng Shui, Ada Kesan Suram dan Kesedihan

Pada perayaan Imlek, masyarakat mengenakan pakaian berwarna merah untuk menangkal roh jahat sekaligus berharap keberuntungan sepanjang tahun.

Warna merah juga dipercaya mampu menghindarkan dari kesialan selama satu tahun penuh.

Melansir dari Tribunnews.com, Tahun Baru Imlek adalah istilah yang lebih umum digunakan untuk menggambarkan berbagai perayaan yang menandai pergantian tahun berdasarkan kalender Lunar.

Di sejumlah negara lain, istilah Tahun Baru Imlek lebih sering digunakan dibandingkan istilah Tahun Baru China atau Festival Musim Semi.

Tradisi Tahun Baru Imlek diperkirakan sudah dimulai sejak abad ke-14 SM pada masa Dinasti Shang dan memiliki asal-usul yang kaya dengan cerita-cerita legenda.

Menurut mitologi Tionghoa, asal-usul Imlek terkait dengan kisah perlawanan melawan makhluk buas bernama Nian, yang dalam bahasa China berarti “tahun.”

Setiap pergantian tahun, penduduk desa dipercaya menggantung lentera merah dan menyalakan petasan untuk menakuti Nian.

Setelah itu, Nian tidak pernah muncul lagi.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat perayaan Imlek, lentera atau lampion merah menjadi dekorasi utama yang sering terlihat.

(*)

Leave a comment