Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Ilham, Pegawai Kemenkeu Lulus S2 UGM dalam Waktu 1 Tahun 4 Bulan IPK 4,00

0 9

KOMPAS.com – Menyelesaikan studi Magister dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sempurna 4,00 hanya dalam waktu 1 tahun 4 bulan berhasil diraih Ilham Budi Kurniawan.

Berkat kerja kerasnya, pria berusia 34 tahun ini juga ditetapkan sebagai lulusan terbaik Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Universitas Gadjah Mada).

Masa studi Ilham tergolong cepat karena rerata masa studi program magister adalah 2 tahun 2 bulan.

Siapa sangka ternyata Ilham memiliki pekerjaan yang tak kalah keren. Dia bertugas di Biro Sumber Daya Manusia Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Baca juga: 28 Jurusan UGM yang Sepi Peminat dan Daya Tampungnya di SNBP 2025

Alumnus PKN STAN

Ilham memang berniat melanjutkan pendidikan untuk mengisi kekurangan kompetensi yang ada dalam dirinya.

Sebelum memutuskan kuliah S2 di UGM, Ilham juga punya latar belakang pendidikan yang mumpuni. Dia alumnus D3 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Kemudian melanjutkan pendidikan S1 Akuntansi Universitas Hasanuddin (Unhas).

Setelah menyelesaikan studi S1, Ilham menjalani pekerjaannya yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia. Setelah belasan tahun bekerja, ia memutuskan untuk mengambil program MM FEB UGM dengan konsentrasi di Sumber Daya Manusia dan Organisasi.

“Semoga ini sejalan dengan rencana masa depan saya yaitu menjadi analisis SDM aparatur di Kementerian Keuangan,” kata Ilham seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (24/1/2025).

Ilham mengakui latar belakang pendidikan sebelumnya sangat berbeda dengan tugas-tugas yang ia kerjakan.

Karenanya, ia menerapkan learning by doing selama bekerja. Baginya, berkuliah di MM UGM dapat membantunya untuk memeriksa ulang apakah praktiknya dalam bekerja sudah selaras dengan teori yang dipelajari di kelas.

Merunut pengalamannya belajar di MM UGM, Ilham mengungkapkan bila kurikulum MM FEB UGM sebagai kurikulum yang sangat dibutuhkan di dunia profesional.

Kurikulum yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi bagaimana mahasiswa diminta untuk melakukan praktik dengan terjun langsung di lapangan seperti lewat program immmersion dan social project.

“Waktu itu, saya mendapatkan UMKM di Gunung Kidul dan social project di salah satu SD di Bantul. Jadi, selama berkuliah tidak semata-mata hanya belajar secara teori, tetapi banyak pengalaman dan soft skill yang saya dapatkan terutama entreprenuership dan manajemen sumber daya manusia,” urai Ilham.

Baca juga: Daftar Prodi Terketat UGM di SNBT 2024, Cek Daya Tampungnya

Selesaikan tugas akhir cukup menguras tenaga

Ilham sempat merasa tidak percaya diri di awal-awal mengikuti perkuliahan di Program MM UGM. Ia bahkan mengaku masih merasa belum begitu terbiasa untuk melakukan presentasi serta mengungkapkan ide ataupun gagasan.

“Hampir setiap hari melakukan presentasi ketika berkuliah di MM FEB UGM menjadikan saya lebih percaya diri. Keterampilan komunikasi dan negosiasi pun kian meningkat karena terbiasa mempraktikkannya,” tuturnya.

Menurutnya, penyelesaian tugas akhir sebagai momen yang menguras tenaga baginya. Ia merasa belum banyak yang bisa ia kuasai, dan salah satu yang menjadi momok terkait penguasaan mata kuliah statistik.

Selain itu, iapun dituntut harus mempelajari metode penelitian kuantitatif dari nol. Sangat berbeda saat menempuh kuliah program D3 dan S1, ia hanya diminta menggunakan analisa metode kualitatif.

“Tentu saya membutuhkan orang lain untuk belajar dan berbagi pengetahuan. Jadi, saya memanfaatkan discussion room untuk melakukan sharing dengan teman-teman. Untungnya, para dosen juga suportif sekali ketika diberi pertanyaan mereka akan sangat terbuka untuk menjawabnya,” papar Ilham.

Menjalani perkuliahan dengan rutinitas membaca buku dan jurnal serta melakukan presentasi tentunya melelahkan. Meski begitu tidak menyurutkan motivasi Ilham. Iapun berusaha mencari support system agar mampu mengembalikan semangatnya.

“Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Menurut saya, memiliki support system itu penting entah itu orangtua, teman-teman, atau lingkungan sekitar ketika berkuliah maupun di kehidupan pekerjaan,” imbuh dia.

Budaya kota Yogya dan UGM, diakuinya menjadi faktor yang membuatnya betah untuk terus berkuliah. Kebersamaan di antara para mahasiswa merupakan hal baru yang ia dapatkan selama berkuliah S2.

“Teman-teman saya tidak pelit ilmu. Mereka sangat terbuka untuk membagikan ilmu dan tidak individualis. Ini adalah momen yang sangat berkesan untuk saya. Saling memberi dukungan dan bersaing secara sehat dengan prestasi masing-masing,” terangnya.

Ilham pun memberikan tips sukses studi. Menurut dia, untuk bisa meraih prestasi yang baik, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Utamanya adalah berhubungan baik dengan siapapun, termasuk dengan dosen senior, dosen junior, dan teman-teman.

“Ada banyak lintas ilmu di MM FEB UGM sehingga ada beberapa mahasiswa yang menguasai ilmu tertentu ada juga yang kurang. Dari sini, saya banyak berdiskusi dan melakukan transfer ilmu dengan mereka,” kata Ilham.

Baca juga: Jadi Komisaris PT Vale Indonesia, Retno Marsudi Ternyata Lulusan UGM

Ilham selalu berusaha menanamkan mindset positif untuk membantunya agar bisa berpikir secara mindfull. Ia belajar untuk tidak memaksakan diri dengan berfokus pada hal yang dapat dikendalikan, dan dengan tidak memaksakan diri terhadap segala hal.

“Dalam hidup, saya belajar ada lingkaran kendali dan lingkaran di luar kendali saya. Saya mencoba memaksimalkan hal-hal yang dapat saya kendalilkan dan menghiraukan hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Jika terlalu memikirkan hal yang tidak dapat dikontrol, saya menjadi burn out dan tidak fokus belajar,” urainya.

Leave a comment