Viral Pengangguran Sewa Kantor Demi Terlihat Bekerja: Segini Tarifnya,Sudah Termasuk Makan Siang
TRIBUNTRENDS.COM – Di tengah perkembangan ekonomi yang cepat, perusahaan-perusahaan di China kini mulai menawarkan layanan unik yang bertujuan untuk membantu individu yang merasa tertekan dengan status pengangguran mereka.
Layanan ini memungkinkan seseorang untuk berpura-pura bekerja, dengan menyediakan fasilitas ruang kantor lengkap dengan layanan makan siang.
Dengan biaya sekitar Rp 65 ribu per hari, para pelanggan bisa menikmati suasana seperti sedang bekerja di kantor, lengkap dengan meja kerja, komputer, dan akses ke berbagai fasilitas lainnya.
Baca juga: Motif AP Sebar Video Syur Audrey Davis, Sakit Hati Diputus Anak David Bayu, Ternyata Pengangguran
Layanan ini menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menyembunyikan kenyataan tentang status pengangguran dari keluarga, teman, atau orang-orang terdekat mereka.
Fenomena ini muncul sebagai respon terhadap tekanan sosial yang ada, di mana banyak orang merasa cemas tentang bagaimana pandangan orang lain terhadap mereka jika diketahui sedang tidak bekerja.
Selain itu, layanan ini juga menciptakan suatu ruang bagi individu untuk tetap merasa produktif dan terlibat dalam rutinitas sehari-hari meski sebenarnya tidak memiliki pekerjaan tetap.
Dengan konsep yang cukup unik ini, beberapa pihak melihatnya sebagai solusi sementara bagi masalah sosial yang lebih besar, seperti tingkat pengangguran atau kesulitan dalam mencari pekerjaan di beberapa kalangan masyarakat.
Di provinsi Hebei, seorang netizen membagikan video ruang kantor yang dijual sebagai solusi bagi orang yang malu menganggur.
“Dengan biaya Rp 65 ribu per hari, Anda bisa ‘bekerja’ di sini dari jam 10 pagi hingga 5 sore, termasuk makan siang,” katanya.
Layanan serupa juga ditawarkan oleh pengguna internet anonim lainnya, yang mengenakan biaya Rp 110.000 untuk klien yang ingin berpura-pura menjadi “bos” dengan duduk di kursi kulit dan mengambil foto untuk meyakinkan keluarga mereka bahwa mereka masih bekerja.
Pengguna ini menyatakan bahwa banyak perusahaan besar yang memberhentikan pekerja dan dia ingin memberikan ruang bagi para pengangguran untuk tinggal dan terhubung.
Baca juga: Kisah Abeh dan Mak Iin, Pasutri Beda Usia 41 Tahun, Dulunya Karyawan & Bos, Bocor Pemicu Jatuh Cinta
Fenomena berpura-pura bekerja ini mendapatkan banyak perhatian di media sosial China, dengan topik terkait mengumpulkan lebih dari 100 juta tampilan.
Beberapa orang melihatnya sebagai cara untuk “meringankan tekanan psikologis” pada pengangguran.
Sementara warganet yang lain mengkritik hal tersebut karena dianggap sebagai bentuk pelarian yang menghambat proses mencari pekerjaan baru.
Sementara itu, beberapa netizen berbagi kisah pribadi tentang bagaimana mereka mengatasi pengangguran tanpa memberi tahu keluarga mereka.
Misalnya, Jiawei, seorang mantan karyawan e-commerce yang kehilangan pekerjaan, menghabiskan hari-harinya di kedai kopi melamar pekerjaan sambil berpura-pura bekerja lembur agar keluarganya tidak tahu.
Pada Juni 2023, tingkat pengangguran pemuda di China mencapai rekor tertinggi 21,3 persen untuk usia 16-24 tahun.
Baca juga: Karyawan Nikah, Aisar Khaled Beri Kejutan, Nangis jadi Saksi, Hadiahi Buket Uang Raksasa Rp 100 Juta
Meskipun ada penurunan pada November 2023 menjadi 16,1 persen, masalah pengangguran di kalangan pemuda masih tinggi.
Para ahli menganggap “berpura-pura bekerja” sebagai fenomena yang terisolasi dan menyarankan pengangguran untuk mencari konseling profesional dan membangun pola pikir yang lebih sehat terkait pilihan karir mereka.
Zhang Yong, seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Wuhan, mengatakan bahwa tekanan sosial yang tinggi dan ekspektasi yang tidak realistis dapat menyebabkan depresi, dan penting bagi pengangguran untuk menghadapi situasi mereka dengan jujur.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)