Seperti Gempi, Ini 5 Alasan Anak Tak Perlu HP dari Kecil
KOMPAS.com – Putri aktor Gading Marten dan penyanyi sekaligus aktris Gisella Anastasia akhirnya mengizinkan putri mereka, Gempita Nora Marten (Gempi), menggunakan handphone (HP) di usia 10 tahun.
Keputusan ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orangtua untuk menunda memberikan akses teknologi kepada anak sejak usia yang masih terlalu dini.
Baca juga: Gempi Punya HP di Usia 10 Tahun, Ini 5 Hal yang Bisa Ditiru Orangtua
Melalui keterangan foto di Instagram, Gisella juga menceritakan bahwa Gempi sudah bersabar menunggu usia yang dianggap tepat untuk memiliki HP, meskipun banyak teman di sekolahnya yang sudah lebih dulu memilikinya
Lalu, apa saja manfaat tidak memberikan HP pada anak sejak usia yang terlalu dini? Berikut ulasannya.
Manfaat tidak memberikan HP sejak anak masih kecil 1. Perkembangan otak optimal
Dilansir dari Research. com, rata-rata anak-anak berusia antara 8 dan 12 tahun di Amerika Serikat menghabiskan waktu 4 jam 44 menit di depan layar setiap harinya, dengan 31 persen waktu dihabiskan untuk bermain game.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar digital berdampak pada perkembangan otak anak.
Sebagai permulaan, waktu di depan layar yang terlalu lama dapat mengubah otak secara fisik.
Hal ini mengakibatkan penipisan korteks secara dini, yang mengarah pada keterampilan kognitif yang lebih rendah, menurut Institut Kesehatan Nasional.
Baca juga: 5 Cara Efektif Mencegah Anak Kecanduan HP
Terlebih, menurut laporan organisasi non-profit Common Sense Media pada 2019, sangat harang anak memanfaatkan waktu layarnya untuk aktivitas kreatif seperti membuat seni digital, seperti dilansir CNBC.
Kepala riset Common Sense Michael Robb menulis dalam analisa laporan, kebanyakan waktu anak-anak ketika mengakses ponsel lebih banyak untuk media sosial atau menonton video.
2. Memiliki skill bersosialisasi lebih baik
Jika seorang anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan HP daripada berinteraksi dengan manusia, perkembangan keterampilan sosial mereka akan terganggu.
Hal ini juga dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis, pengendalian impuls, dan pemecahan masalah.
Baca juga: Bukan Beri HP, Begini Cara Tepat Atasi Anak Tantrum
3. Terhindar dari kecanduan HP
Guru besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengingatkan, salah satu yang perlu menjadi perhatian adalah risiko adiksi atau kecanduan jika anak terlalu lama mengakses internet.
“Perlu hati-hati juga karena kalau terlalu lama, ada yang disebut adiksi internet. Sekarang internet juga menjadi adiksi, menjadi suatu penyakit,” ucapnya, seperti dilansir dari Antara.
Rini menambahkan, salah satu penelitian mahasiswanya mengungkap bahwa adiksi internet pada remaja menyebabkan fungsi otak menjadi berbeda dengan anak normal ketika dipantau menggunakan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Baca juga: Awas, Sering Main HP Bikin Kering Mata Anak
4. Risiko kecemasan dan depresi lebih rendah
Rini menambahkan, berkurangnya aktivitas fisik anak akibat terlalu banyak bermain ponsel juga bisa memicu gangguan saraf di otak.
Beberapa gangguan tersebut antara lain gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan tidur, dan nyeri fisik.
Mengakses ponsel juga membuat anak lebih rentan terpapar perundungan siber (cyberbullying). Perundungan siber adalah masalah serius yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.
5. Lebih banyak aktivitas fisik atau luar ruang
Mengurangi waktu main HP anak bisa mengalihkannya untuk aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti melakukan aktivitas fisik atau bergerak di luar ruang.
Baca juga: Cek Ponsel Anak yang Sudah Puber, Bentuk Overprotektif?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan anak di bawah usia 5 tahun untuk mengurangi waktu layar atau duduk, sehingga lebih aktif secara fisik dan memiliki kualitas tidur yang lebih baik untuk tumbuh secara optimal.