Informasi Terpercaya Masa Kini

‘Squid Game’ Terinspirasi dari Tragedi Brother’s Home Tahun 1986?

0 3

Sekuel drama Squid Game yang telah tayang sejak 26 Desember lalu kembali meraih kesuksesan yang tak kalah dari musim pertamanya. Selain dipenuhi oleh teori-teori dan prediksi kelanjutan ceritanya yang masih menggantung, ranah media sosial juga diramaikan dengan spekulasi yang muncul bahwa cerita drama Squid Game diambil dari tragedi kamp Brother’s Home di Korea Selatan pada tahun 1986.

Seperti apa dan bagaimana kebenarannya? Simak artikel ini sampai habis, Bela!

Tragedi di Brother’s Home

Melansir dari beberapa sumber, Brother’s Home adalah sebuah tempat pusat penahanan di Busan yang beroperasi pada tahun 1970 hingga 1980-an. Kamp ini didirikan untuk menampung para gelandangan dan individu yang dianggap ‘mengganggu ketertiban umum’ menjelang perhelatan Asian Games 1986 dan Olimpiade Seol 1988. Brother’s Home dihuni oleh tunawisma, orang cacat, orang-orang mabuk, orang tanpa identitas, pengemis dan orang yang melawan politik. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut ‘ditampung’ di fasilitas sosial milik pemerintah itu.

Brother’s Home menampung lebih dari 4.300 orang meski hanya memiliki kapasitas untuk 500 orang. Sersan Park In Geun mengelola kamp dari subsidi pemerintah berdasarkan jumlah penghuninya. Seharusnya, para penghuni mendapatkan makanan dan pelatihan kerja yang memadai sebelum dilepaskan setahun kemudian. Namun, mereka malah mengalami penyiksaan, dipukuli, diperkosa, dipaksa bekerja hingga meninggal secara tak wajar.

Lebih dari 657 orang meninggal saat berada di kamp Brother’s Home tanpa sepengetahuan keluarganya. Kamp ini pun ditutup pada tahun 1988. Pada 1990, pekerja konstruksi menemukan sekitar 100 tulang manusia di luar fasilitas tersebut.

Kasus penculikan anak ke Brother’s Home

Kasus ini terungkap setelah Han Jong-sun, salah satu korban menceritakan pengalaman traumatisnya kepada BBC pada 2020 lalu. Pada tahun 1984, Jong-sun yang masih berusia 8 tahun menemani ayahnya ke kota bersama adik perempuannya. Sesampainya di kota, ayahnya sangat sibuk hingga memutuskan untuk meninggalkan anaknya ke petugas kepolisian. Bukannya aman, Jong-sun dan sang adik justru diculik dan dipaksa masuk ke dalam bus yang membawa mereka ke kamp Brother’s Home. Dari kesaksian korban, semua tahanan diatur untuk menggunakan pakaian training berwarna biru, sepatu karet serta sepotong celana dalam berbahan nilon. Jong-sun dan adiknya ditahan, dipaksa bekerja, hingga disiksa selama 3,5 tahun dan berhasil bebas setelah ayahnya menemukan mereka dan melakukan tindakan protes kepada pengelola di tahun 1986.

Setahun kemudian, sersan Park In Geun ditangkap namun hanya dihukum dua tahun penjara atas kasus penggelapan dana dan pelanggaran ringan. Mahkamah Agung Korea Selatan membebaskan In Geun dari tuduhan pelanggaran HAM, dengan pembelaan bahwa In Geun hanya mengikuti perintah pemerintah. Setelah resmi ditutup pada 1988, pemerintah Korea Selatan baru mengakui adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Brother’s Home pada 24 Agustus 2022 lalu.

Squid Game terinspirasi dari kisah Brother’s Home?

Setelah mengetahui tragedi Brother’s Home, banyak netizen yang berspekulasi bahwa Squid Game mengambil tema eksploitasi dan dehumanisasi yang terjadi di Brother’s Home. Di Squid Game, para peserta dipaksa memainkan permainan dengan taruhan nyawa demi mendapatkan uang. Sementara di Brother’s Home, para tahanan dipaksa bekerja dan disiksa dengan taruhan nyawa untuk memuaskan para pemegang kekuasaan. 

Tak hanya itu, sejumlah foto lokasi yang diduga adalah kamp Brother’s Home juga terlihat mirip dengan latar tempat permainan Squid Game. Hal ini membuat banyak netizen semakin yakin dan percaya bahwa alur cerita Squid Game terinspirasi dari tragedi ini.

Foto-foto yang viral adalah hasil AI

Cerita tentang tragedi Brother’s Home begitu cepat menyebar dan menjadi perbincangan hangat selama penayangan serial Squid Game. Ditambah munculnya foto-foto bangunan yang diduga adalah tempat asli dari kamp Brother’s Home membuat banyak netizen terkecoh dengan hasil AI tersebut. Berikut beberapa foto dan video yang tersebar luas di media sosial yang ternyata adalah AI.

Latar belakang kisah Gi-Hun dari tragedi Ssangyong Motor Strike

Selain tragedi Brother’s Home, alur cerita serial Squid Game juga terinspirasi dari tragedi Ssangyong Motor Strike yang terjadi pada tahun 2009. Saat itu, sekitar 2.600 buruh (43% dari seluruh tenaga kerja) yang bekerja di Ssangyong Motor Company mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Mereka pun mengalami aksi selama 77 hari hingga akhirnya dihentikan secara paksa oleh pemerintah, hingga terjadi kericuhan antara para buruh dan polisi. 

Tragedi ini menjadi inspirasi dari latar belakang sang tokoh utama, Seong Gi-hun. Di musim pertama, terungkap bahwa Gi-hun diberhentikan dari pekerjaannya setelah 16 tahun di Dragon Motors. Ia bersama karyawan lainnya melakukan aksi hingga mengalami kesulitan keuangan yang membuatnya bergabung dalam permainan tersebut. 

Bantahan sutradara

Spekulasi yang terus menyeruak membuat sutradara yang menggarap Squid Game, Hwang Dong-hyuk bersuara. Ia menyatakan bahwa alur cerita dalam serial ini sepenuhnya fiksi. Sebelumnya, ia juga telah mengungkap bahwa ia mendapat banyak inspirasi dari komik dan animasi Jepang. Beberapa diantaranya adalah novel laga (dan film) populer Jepang berjudul Battle Royale dan Liar Game

Terkait tema Squid Game yang lebih luas, sang sutradara mengungkap bahwa isu sosial-ekonomi dan kapitalisme modern di Korea Selatan menjadi latar belakang cerita. Ia ingin menggambarkan persaingan ekstrem dalam kehidupan moden menggunakan karakter-karakter yang ada di kehidupan nyata. 

Kesimpulannya, tidak ada bukti konkret yang menunjukan bahwa serial ini terinspirasi dari kisah nyata tragedi Brother’s Home. Sutradara sudah mejelaskan dan foto-foto yang beredar juga tidak diketahui keasliannya. Namun, serial ini berhasil menonjolkan isu sosial yang relevan dengan sejarah kelam Korea Selatan yang berusaha disensor oleh pemerintahnya. 

Leave a comment