Informasi Terpercaya Masa Kini

Seberapa Kuat BRICS Setelah Indonesia Bergabung?

0 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia telah resmi bergabung menjadi anggota kelompok ekonomi BRICS. Bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok yang digadang-gadang bakal menggoyang hegemoni Barat itu menambah daya gedornya. 

BRICS saat didirikan pada 2009 mencakup lima negara yakni Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan. Pada 2024, keanggotaan diluaskan meliputi Mesir Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab. Arab Saudi yang diundang saat itu masih menolak. Indonesia kemudian secara resmi masuk pada 2025.

Selain anggota penuh, BRICS memiliki sejumlah negara mitra, yakni Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, Uzbekistan. Sementara Azerbaijan, Bangladesh, Myanmar, Pakistan, Senegal, Sri Lanka, Suriah, Venezuela; sedang mengajukan keanggotaan.

Sebelum Indonesia menjadi anggota, blok ini menyumbang hampir 45 persen populasi dunia. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat dunia melonjakkan populasi di bawah negara-negara BRICS menjadi hampir separuh penduduk dunia alias sekitar 48,5 persen.

Sebelum Indonesia bergabung, negara-negara anggota BRICS meliputi 35 persen dari produk domestik bruto (PDB) global, diukur menggunakan paritas daya beli (PPP). Keanggotaan Indonesia melonjakkan angka itu mencapai 41,4 persen PDB global (PPP) menurut data Oktober 2024 yang diterbitkan oleh IMF. 

Negara-negara BRICS memiliki porsi yang jauh lebih besar dalam perekonomian global dibandingkan G7, kelompok tujuh negara Barat yang menjajah sebagian besar dunia. Jika digabungkan, anggota G7 Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat menyumbang 29,08 persen PDB dunia (PPP) pada tahun 2024.

Merujuk Geopolitical Economy Report Perekonomian Indonesia lebih besar dibandingkan Inggris dan Perancis yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Indonesia menyumbang 2,44 persen PDB global (PPP), dibandingkan dengan Inggris dan Perancis yang hanya menyumbang 2,2 persen.

Kekuatan ekonomi BRICS juga dapat dilihat dari kapasitas produktif perekonomian yang membentuk organisasi tersebut. Anggota dan mitra BRICS adalah pemimpin dunia dalam produksi komoditas penting, seperti sereal, daging, minyak mentah, gas alam, dan mineral strategis seperti bijih besi, tembaga, dan nikel.

Tanaman utama utama di dunia, yang mewakili lebih dari separuh produksi pertanian global, masing-masing adalah tebu, jagung (jagung), beras, gandum, buah kelapa sawit, dan kentang, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Negara-negara BRICS mendominasi produksi global tanaman pangan primer ini. Brasil, India, dan Cina menghasilkan sekitar dua pertiga produksi tebu global.

Cina dan Brasil mewakili hampir 30 persen produksi jagung global. Cina dan India juga memproduksi lebih dari separuh beras dunia. Cina India, dan Rusia memproduksi lebih dari 40 persen gandum dunia. Sedangkan 40 persen kentang dunia diproduksi Cina dan India.

Indonesia menambah kekuatan produksi itu karena merupakan produsen 54 persen minyak sawit dunia. Bersama dua mitra BRICS, Malaysia dan Thailand, Indonesia menguasai hampir 90 persen produksi buah kelapa sawit global.

Indonesia juga menambah secara signifikan kekuatan produksi BRICS sebagai  produsen nikel nomor satu di dunia. Nikel merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk teknologi energi terbarukan seperti baterai dan panel surya.

Dalam dekade terakhir, pemerintah Indonesia telah memulai program industrialisasi yang ambisius. Melalui perencanaan negara dan kebijakan industri yang cermat, Jakarta melarang ekspor mineral mentah. Dengan investasi strategis dari perusahaan-perusahaan milik negara Cina dan pinjaman yang menguntungkan dari bank-bank milik negara Cina, Indonesia telah meningkatkan rantai nilai, dengan mengolah nikel di dalam negeri. hanya mengekspor bijihnya.

Dengan memperoleh lebih banyak nilai dalam proses produksi, Indonesia melipatgandakan pendapatan nikelnya, dari hanya 6 miliar dolar AS pada tahun 2013, ketika hanya mengekspor bijih mentah, menjadi 30 miliar dolar AS pada tahun 2022, ketika memproses mineral tersebut di dalam negeri.

Masuknya Indonesia ke BRICS membuat kelompok itu kini meliputi negara-negara Muslim dengan populasi terbanyak. Negara-negara Muslim di keanggotaan tetap, meliputi sekitar 32,1 persen Muslim sedunia. Angka ini melonjak jadi 43,1 persen jika menyertakan negara-negara mitra.

Masuknya Indonesia ke dalam BRICS juga merupakan suatu hal yang sangat simbolis. Ini mengingat peran utama negara ini dalam gerakan anti-kolonial pada tahun 1950-an dan 1960-an. Proklamator Sukarno, mensponsori Konferensi Bandung pada tahun 1955, dan ikut mendirikan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.

Leave a comment