Program Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Anak dengan Alergi?
JAKARTA, KOMPAS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia.
Program ini dirancang untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak melalui menu makanan bergizi, seperti sayuran, tempe, tahu, protein hewani dari ayam, dan telur.
Namun, bagaimana dengan anak yang memiliki alergi kandungan makanan tertentu?
Baca juga: Makan Bergizi Gratis Mulai Hari Ini, Ingat Lagi Pedoman Gizi Isi Piringku
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menyatakan bahwa menu MBG telah melalui konsultasi dengan ahli gizi.
“Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi soal alergi di Indonesia, khususnya kalau bicara alergi kacang-kacangan itu sangat minim,” ujar Adita saat ditemui di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).
Ia menjelaskan, menu MBG mengandung protein hewani dan nabati dari kacang-kacangan yang dianggap aman bagi anak-anak.
Namun, perhatian lebih diberikan pada susu, mengingat beberapa anak Indonesia memiliki intoleransi laktosa, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Adita mengimbau agar pihak sekolah dan orangtua berkoordinasi untuk memastikan makanan yang diberikan tidak mengandung bahan alergen tertentu.
“Kami nanti butuh masukan dari sekolah juga, seperti apa respons dari siswa didik dan juga apakah ada reaksi-reaksi yang harus kita perhatikan,” katanya.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis dan Anak-anak yang Tak Suka Sayur…
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, berharap program MBG dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah, mulai dari PAUD hingga SMA.
Program ini diharapkan tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik anak, tetapi juga meningkatkan konsentrasi belajar mereka melalui asupan makanan yang sehat dan bergizi.
“Mudah-mudahan program ini bisa mengurangi atau meminimalisir gizi buruk yang ada di Indonesia. Sasaran dari makan bergizi gratis ini adalah anak usia sekolah dari sejak PAUD sampai SMA, kemudian anak balita, ibu menyusui, dan ibu hamil,” jelas Arifah.