Informasi Terpercaya Masa Kini

Review Serial “Zona Merah”, Serial Zombie Lokal yang Layak Dibanjiri Pujian!

0 2

Ketegangan selalu terasa ketika menonton film atau serial tentang zombie. Wabah mematikan dan menakutkan yang menyerang sebuah daerah. Lambat laun menyebar lewat sentuhan gigitan. Membuat seisi daerah, kota, bahkan negara kacau dalam seketika.

Meski hanya cerita fiksi, tetap saja zombie selalu menakutkan untuk dibayangkan. Harus bertahan hidup dan melawan sosok makhluk yang asalnya manusia biasa menjadi makhluk buas yang memakan manusia lain. Bahkan di beberapa film dan serial, zombie digambarkan sebagai makhluk yang kuat dan tahan banting. Tidak mati meski ditembak dengan senapan, bahkan bahkan bisa berlari begitu cepat.

Sebagai pecinta film dan serial tentang Zombie, tentu tidak akan pernah mau melewatkan untuk menonton film atau serial tentang zombie. Tidak terpaku pada satu negara saja, selama tentang zombie, saya selalu antusias untuk menontonnya. 

Sepanjang menonton film atau serial zombie, yang terbaik tetap jatuh pada The Walking Dead. Meski serial ini begitu panjang tak tak akan cukup ditonton dalam satu hari saja, tetap saja dari segi cerita paling mentereng dan menarik untuk diikuti.

Tentunya besar harapan saya sebagai pecinta film dan serial tentang zombie agar rumah produksi di Indonesia pun turut mengambil tema zombie. Mengingat kemajuan film dan serial di Indonesia yang semakin menanjak, nampaknya tidak lagi menjadi ketidak mustahilan bahwa suatu saat nanti akan ada film atau serial Indonesia yang keren dengan tema zombie.

Sebenarnya, sudah ada beberapa film dan serial Indonesia yang bertema zombie atau mayat hidup. Seperti Kampung Zombie (2015), Reuni Z (2018), Zeta: When the Dead Awaken (2019), dan Hitam (2021). Sejauh ini, serial Hitam yang paling membekas dalam ingatan. Mulai dari alur cerita dan sinematografi yang cukup memuaskan.

Kabar baiknya, menjelang akhir tahun 2024, rilis serial Indonesia terbaru dengan tema zombie. Berjudul Zona Merah yang tayang di aplikasi streaming Vidio.

Lagi-lagi, Sidharta Tata yang menjadi sutradara serial bertema zombie ini setelah keberhasilannya dalam serial Hitam (2021). Namun kini, dalam serial Zona Merah, ia berduet bersama Fajar Martha Santosa yang sebelumnya berhasil menyuguhkan serial action berjudul Pertaruhan The Series 2 (2023).

Sementara itu, jajaran pemainnya cukup menjanjikan. Mulai dari Aghniny Haque, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Ruth Marini, Devano Danendra, dan Maria Theodore.

Hanya dalam 8 episode saja, penonton disuguhi tontonan dengan alur yang kompleks. Tidak hanya sekadar tentang wabah mayat hidup yang mematikan, tetapi juga campur tangan politik yang membuat konflik semakin meledak. Tepat pada 20 Desember 2024, episode 8 menutup serial Zona Merah yang dapat dinikmati menjelang pergantian tahun.

Tak ingin sendirian menikmati serial Zona Merah di penghujung tahun 2024, berikut ini sinopsis dan review tentang serial Zona Merah. Saya nobatkan sebagai salah satu serial Indonesia terbaik yang saya tonton di tahun 2024!

Serial Zona Merah berkisah tentang konflik yang terjadi di Rimbalaya. Sebuah daerah kecil yang ada di Jawa Tengah. Rimbalaya dipimpin oleh Bupati Zaenal yang diperankan oleh Lukman Sardi.

Dalam kepemimpinannya, Zaenal diam-diam menjalankan aksi kotornya dengan memanfaatkan kekuasaannya saat itu. Berkedok panti rehabilitasi yang menampung masyarakat yang membutuhkan bantuan, diam-diam ia mempekerjakan secara paksa masyarakatnya di tengah-tengah hutan.

Kejahatan Zaenal mulai tercium oleh jurnalis dari Jakarta bernama Risang yang diperankan oleh Andri Mashadi. Dalam perjalanan investigasinya, Risang bertemu dengan Maya yang diperankan oleh Aghniny Haque. Maya sedang mencari adiknya, Adi yang diperankan oleh Devano Danendra.

Adi masih duduk di bangku SMA dan memiliki impian untuk bisa bekerja di Jakarta. Ia getol mengajak kakaknya untuk merantau ke Jakarta. Namun Maya selalu menolak dan bertahan menjadi buruh di pabrik kayu milik anak Bupati Zaenal.

Kebingungan mencari adiknya yang hilang, Maya juga harus berjuang bersama para buruh untuk menuntut keadilan dari pemilik pabrik. Pasalnya, mereka tidak diberikan gaji dan hanya diiming-imingi janji palsu semata.

Tanpa sengaja, Risang yang sedang menelusuri bisnis kotor Bupati Zaenal, bertemu dengan Adi di kawasan kerja paksa milik Zaenal. Namun tidak hanya bertemu Adi, Risang juga dihadapkan dengan mayat hidup yang mengigit manusia. Mayat hidup itu diberi nama Mayit oleh Adi. Mayat manusia yang kembali hidup dan tak terkalahkan. Hanya bisa mati jika bagian kepalanya dilumpuhkan. Mayit juga berusaha menggigit manusia yang masih hidup.

Dalam misi penyelamatan diri dari kejaran mayit, Risang dan Adi bertemu dengan Ella yang diperankan oleh Maria Theodore. Ella adalah seorang selebgram dari Jakarta yang hendak mengnjungi neneknya. Namun sayangnya, sebelum hendak bertemu neneknya, mobil Ella diserang oleh mayit.

Risang, Adi, dan Maya pergi ke kota untuk menemui Maya. Namun sayangnya, kota Rimbalaya sudah dipenuhi dengan mayit. Dalam misi penyelamatan diri, mereka harus terjerah konflik politik kotor untuk menguasai Rimbalaya. Kondisi semakin tegang dan kacau. Berhadapan dengan mayit dan berhadapan dengan penguasa yang korup.

Unsur yang paling menarik dari serial Zona Merah adalah cerita yang disesuaikan dengan budaya Indonesia. Mulai dari penyebutan zombie atau mayat hidup dengan istilah mayit. Terdengar lebih lokal dan sering digunakan dalam keseharian. Berbeda dengan istilah zombie yang digunakan di luar negeri.

Latar tempat yang digunakan, benar-benar menarik dan mewakili daerah Rimbalaya. Penamaannya memang fiksi, tetapi penggambarannya begitu terlihat nyata dan mewakili makna cerita yang ingin disampaikan. Daerah kecil yang dikuasai oleh perorangan dan berniat membangun dinasti demi kepentingannya sendiri. Pemilihan hutan dan perkampungan, begitu terlihat nyata. Tidak seperti dibuat-buat agar terlihat dramatis.

Berbeda dengan film dan serial zombie lainnya, Zona Merah menyisipkan unsur politik pada konflik cerita. Menariknya lagi, terinspirasi dari fenomena nyata yang terjadi di Indonesia. Tentang seorang Bupati yang membuat kerangkeng manusia di tempat rahasia. Mungkin banyak yang tidak menduga bahwa fenomena seperti ini akan terjadi, tetapi nyatanya di Indonesia memang benar-benar terjadi.

Ketegangan yang diberikan memang tak semenakutkan film atau serial zombie lainnya, tetapi entah mengapa serial Zona Merah begitu menarik untuk diikuti sampai akhir. Terlebih, bumbu humor yang diberikan begitu pas porsinya. Pamungkasnya adalah adegan yang dibawakan oleh tokoh Risang, Adi, dan Ella. Andri, Devano, dan Maria tampil klop membawakan adegan bersama. Mulai dari melawan mayit dengan skill bela diri yang tidak mumpuni dan interaksi mereka yang begitu lucu natural.

Zombie atau mayit dalam serial Zona Merah nampak menyeramkan secara tampilan. Para mayit juga berlari cepat mengejar mangsanya. Menambah ketegangan menonton. Namun tiba-tiba, penonton akan disuguhi adegan humor yang tepat waktu. Membuat unsur tegang dan humor tepat sasaran.

Belum terlambat untuk mengikuti serial Zona Merah di momentum pergantian tahun ini. Penonton bisa menamatkan sampai akhir di episode delapan. Tidak hanya tentang ketegangan karena sosok zombie lokal, alur cerita begitu menarik dan menjadi sindiran tentang penguasa yang korup dan membangun dinasti. Ditambah lagi hiburan dari adegan humor yang menggelitik. Serial Zona Merah pantas mendapatkan banyak pujian!

Leave a comment