Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Alfian, Mahasiswa Tunanetra Anak Tukang Tambal Ban Lulus S2 Unair

0 3

KOMPAS.com – Berdiri di atas podium saat wisuda dan memberi sambutan, menjadi kebanggaan bagi Alfian Andhika Yudhistira.

Alfian merupakan mahasiswa tunanetra pertama di Universitas Airlangga (Unair). Ia lulus sebagai wisudawan S2 Kebijakan Publik.

Dalam sambutannya, Alfian mengucap syukur serta terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantunya menyelesaikan studi.

Ia sangat merasa bahagia karena memiliki teman-teman yang selalu siap menolong.

Baca juga: Kisah Ichsan Usia 25 Tahun Jadi MUA, Dapat Omzet Puluhan Juta Per Bulan

“Meskipun saya tunanetra pertama, saya merasa diperlakukan baik sekali di Unair selama saya berkuliah. Saya jarang mendapat pendamping dari luar kelas karena teman-teman sekelas saya sudah bisa menjadi pendamping,” kata Alfian seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (27/12/2024). 

Anak tukang tambal ban yang tak patah semangat

Di tengah keterbatasannya, Alfian memiliki tekad yang besar untuk menimba ilmu. Setelah menghadapi lika-liku yang panjang, ia menuntaskan studi magisternya di Unair.

Ia berhasil menjadi anak pertama yang lulus S2 di keluarganya. Tak pernah sekalipun ia patah semangat.

“Saya tunanetra satu-satunya di keluarga. Saya anak keempat, tapi yang pertama S2. Ibu saya ibu rumah tangga dan bapak saya tukang tambal ban, tetapi saya bangga menjadi bagian dari mereka,” ujar Alfian.

Baca juga: Kisah 3 Anak dari Daerah Pelosok Indonesia, Perjuangkan Hak dan Keadilan

Sebelum menempuh program magister Kebijakan Publik, Alfian merupakan mahasiswa S1 Program Studi Antropologi FISIP Unair.

Dengan bidang ilmu yang ia pelajari dari S1 hingga S2, Alfian berharap dapat berkontribusi untuk Indonesia.

“Saya berterimakasih sudah diberi kesempatan untuk S1 Antropologi dan S2 Kebijakan Publik. Semoga dengan ilmu budaya dan kebijakan yang saya miliki, kedepan saya dapat berkontribusi lebih banyak untuk membuat Indonesia yang lebih inklusif,” ungkap dia.

Alfian mengungkapkan bahwa saat ini ia aktif menyebarkan isu tentang disabilitas di media sosial. Ia berharap kesadaran masyarakat terhadap kelompok berkebutuhan khusus dapat meningkat.

“Yang saya lakukan saat ini adalah bagaimana saya menularkan isu-isu disabilitas melalui sosial media dan itu harus dilakukan dengan bahagia. Disabilitas itu harus bahagia,” ungkapnya.

Alfian mengimbau seluruh hadirin pada momen wisuda tersebut untuk berkontribusi bagi negara. Menurutnya, dalam berkontribusi pada negara, tidak masalah menggunakan cara yang berbeda, asalkan memiliki tujuan yang sama.

“Semoga kita bersama-sama menjadi insan yang excellent with morality dan bisa berkontribusi pada negara dengan apa yang kita miliki,” pungkas Alfian.

Leave a comment