Informasi Terpercaya Masa Kini

Pertama di Indonesia, Bambu Dipakai buat Bangun Tol Semarang-Demak

0 2

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini sedang melaksanakan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak. Khususnya pada Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 Km.

Jalan tol ini memiliki total panjang 26,95 kilometer yang terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 Kaligawe-Sayung yang berada di atas laut, serta Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 Km yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.

Direktur Jenderal Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra mengatakan, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang berfungsi sekaligus sebagai tanggul laut menggunakan teknologi matras bambu, cerucuk bambu, dan Prefabricated Vertical Drain (PVD).

“Terkait dengan matras bambu merupakan hal pertama yang digunakan di Indonesia dan sebagai salah satu material konstruksi yang kita gunakan untuk membangun jalan tol di atas laut sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip dari laman Ditjen Bina Marga pada Kamis (19/12/2024).

Baca juga: Ini Perkembangan Proyek Tol Tanggul Laut Semarang-Demak Seksi 1

Ia menjelaskan, untuk keamanan penggunaan matras bambu di Tol Semarang-Demak telah dilakukan pengujian oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya.

“Kita lakukan dua jenis uji yang pertama adalah uji tarik dan kedua adalah uji lentur. Uji tarik dan uji lentur sistem Matras Bambu tersebut dilakukan untuk menjamin kehandalan matras bambu yang akan digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi,” terangnya.

Kemudian yang dilakukan berikutnya adalah melakukan stabilitas timbunan dengan matras dan cerucuk bambu untuk menjaga kestabilan timbunan di atas tanah lunak.

Lanjut Rachman Arief, manfaat yang didapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu, adalah untuk menjaga penurunan, sehingga tidak melewati batas tengah timbunan kemudian mendistribusikan beban timbunan secara merata serta mengurangi perbedaan penurunan akibat perbedaan kekakuan.

Selain itu, matras bambu dapat memberikan daya apung dan cerucuk bambu dapat meningkatkan daya dukung lekat (friction).

“Ini adalah hal yang luar biasa, seringkali orang ragu terkait dengan kekuatan bambu, tapi ini sudah dilakukan uji lentur, uji tekan sehingga penggunaan matras bambu aman dilakukan untuk konstruksi ini,” tandasnya.

Menurut dia, proyek Tol Semarang-Demak sampai dengan saat ini telah digunakan hampir 6 juta batang bambu yang didatangkan dari beberapa daerah di sekitar proyek yang diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi di wilayah proyek.

“Kemudian yang ingin saya jelaskan lagi adalah terkait dengan apa yang kita dapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu yaitu efisiensi biaya konstruksi yang dihasilkan 30-40 persen apabila dibandingkan dengan metode lain seperti vibro stone column dan deep soil mixing,” bebernya.

Baca juga: Penjelasan Bina Marga soal Penghentian Pembangunan Jalan Tol

Dirjen Bina Marga itu berharap pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak nantinya dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

“Walaupun saat ini pada pembangunannya terjadi kemacetan yang luar biasa, tetapi kami berharap segera setelah selesai proyek ini kemacetan tersebut beserta banjir rob yang terjadi bisa teratasi,” pungkasnya.

Leave a comment