Adaptasi Film “The School for Good and Evil” Hancurkan Ekspektasi Pembaca
Pada Oktober 2022, Netflix merilis adaptasi film dari novel karya Soman Chainani. Novel yang masuk dalam daftar Buku Terlaris New York Times ini mengisahkan dua sahabat, Sophie dan Agatha, yang tinggal di desa Gavaldon. Setiap empat tahun, dua anak dari desa tersebut diculik ke sekolah magis: School for Good dan School for Evil. Sophie, yang yakin dirinya ditakdirkan menjadi seorang putri, justru masuk ke School for Evil. Sebaliknya, Agatha, yang dianggap cocok untuk School for Evil, ditempatkan di School for Good. Pertukaran tak terduga ini memicu petualangan yang menguji persahabatan mereka sekaligus menggali arti sejati dari kebaikan dan kejahatan.
Dengan tema universal tentang persahabatan, pencarian jati diri, dan batas tipis antara kebaikan dan kejahatan, kisah ini memiliki daya tarik naratif yang kuat. Hal ini menjadikannya materi yang menjanjikan untuk diadaptasi oleh Netflix. Namun, penggambaran karakter dan alur cerita dalam film ternyata menyimpang dari isi novel, mengecewakan banyak penggemar setia.
Menurut Watters (The Epitaph, 2023), bagian awal film terasa terburu-buru, dengan poin-poin plot penting mengenai tokoh jahat yang muncul tanpa penjelasan memadai. Sebaliknya, bagian akhir justru terlalu panjang dan bertele-tele. Selain itu, kedalaman emosional karakter utama kurang tereksplorasi, sementara chemistry antara Agatha dan Tedros sebagai pasangan cinta terasa hambar.
Salah satu perubahan mencolok adalah penggambaran Kepala Sekolah. Dalam film, dijelaskan bahwa dua bersaudara mendirikan School for Good and Evil, masing-masing mewakili kebaikan dan kejahatan. Namun, di buku pertama, identitas Kepala Sekolah tetap misterius sehingga pembaca dibiarkan berspekulasi. Film justru menampilkan Kepala Sekolah secara langsung, berinteraksi dengan guru dan siswa, bahkan mengungkap jati dirinya kepada Sophie, yang seharusnya menjadi kejutan di akhir cerita.
Selain itu, tokoh August Sader, yang di novel menjadi figur ayah bagi Agatha dan melakukan banyak pengorbanan, dihapus dari film. Sebagai gantinya, film memperkenalkan karakter baru bernama Gregor Charming, seorang murid yang gagal di School for Good dan berubah menjadi stymph. Gregor akhirnya dibunuh secara keliru oleh Tedros saat dianggap mengancam Agatha. Meski penambahan karakter Gregor memberikan momen emosional dan wawasan tentang Agatha, elemen ini tidak mampu menutupi kelemahan dalam pengembangan cerita dan karakter utama.
Dibintangi oleh Sophia Anne Caruso dan Sofia Wylie sebagai pemeran utama, serta aktor-aktor terkenal seperti Michelle Yeoh, Charlize Theron, Kerry Washington, dan Kit Young, film ini menerima ulasan beragam. Selain penggambaran karakter dan alur cerita, para pembaca buku juga mengkritik penggunaan lagu-lagu modern dari Billie Eilish dan Olivia Rodrigo sebagai backsound, yang dianggap tidak sesuai dengan suasana fantasi film.
Meskipun begitu secara visual, karakter berhasil digambarkan dengan baik, dan latar cerita sangat memanjakan mata. Walaupun alur terasa terburu-buru, akting para pemain berhasil menghidupkan karakter mereka dengan baik.
Dengan akhir cerita yang menggantung dan beberapa plot hole, film ini sebenarnya memiliki potensi besar jika diadaptasi sebagai serial televisi daripada film. Rumor tentang sekuel film ini telah memunculkan harapan baru di kalangan pembaca dan penggemar, agar Netflix dapat memperbaiki kekurangan dan memenuhi ekspektasi yang lebih tinggi untuk kelanjutan ceritanya.
Referensi
Bramesco, C. (2022, October 19). The School for Good and Evil review — Netflix’s Harry Potter rip-off is a disaster. The Guardian. Retrieved from https://www.theguardian.com/film/2022/oct/19/the-school-for-good-and-evil-review-netflix-harry-potter-rip-off
Fleming, K. (2022, October 26). Netflix’s “The School for Good and Evil” is a disgrace to my childhood. Retrieved from https://www.hebronhawkeye.com/entertainment/2022/10/26/netflixs-the-school-for-good-and-evil-is-a-disgrace-to-my-childhood/
Ghimirey, D. (2022, November 4). Adaptation of School for Good and Evil’ gets failing grade. Retrieved from https://purbalite.net/25513/entertainment/adaption-of-school-for-good-and-evil-gets-failing-grade/
Laguerre-Lewis, K. (2022, October 28). 1 Change Would Have Fixed The School For Good & Evil’s Biggest Problems. ScreenRant. Retrieved from https://screenrant.com/school-good-evil-tv-show-not-movie-fix-problems/
Watters, F. (2023, January 17). ‘The School for Good and Evil’ is a beautiful mess. Retrieved from https://hhsepitaph.com/13807/arts-culture/the-school-for-good-and-evil-is-a-beautiful-mess/