Informasi Terpercaya Masa Kini

Tips Menulis Skenario Film Komedi dan Cara Meningkatkan Rasa Humor

0 2

Jika ada yang bertanya tentang film yang digemari, maka saya akan dengan lantang menjawab bahwa Film Komedi adalah tayangan favorit sejak dahulu.

Meski juga kerap menulis genre lain, namun film komedi akan membuat saya begitu bersemangat ketika menuliskannya.

Dan apakah menjadi seorang penulis komedi harus lucu serta selalu “ngocol” atau sering bertindak konyol saat bertemu orang?

Hmm..bisa iya, bisa tidak. Namun, selama pengalaman saya menulis dan sejak kecil menjadi penggemar radio humor, mereka yang di dalam mencari nafkah harus berkomedi, faktanya merupakan orang yang serius.

Sehingga dari sana, saya memiliki pandangan tersendiri di dalam berkomedi, yaitu berbicara tentang keseriusan!

Nah lo, gimana tuh, komedi kan bercanda, mana ada seriusnya?

Begini, keseriusan yang saya maksudkan bukan berarti harus bertampang serius seperti orang menahan kebelet BAB. Bukan, sama sekali bukan. Serius atau keseriusan yang dimaksud adalah di dalam berkomedi, entah itu menuliskannya atau mungkin melawak, semua itu harus dipikirkan secara serius.

Jika sebuah komedi dipikirkan dengan serius, hasilnya pasti lucu! Hebatnya, ketika ada yang beralasan sense of humor orang berbeda-beda, sekali lagi faktanya, hal itu justru membuat keunikan lelucon yang keluar dari mulut.

Saya berpegang teguh pada quote Charlie Chaplin ini karena kerap membuktikan hasilnya sendiri, menurutnya, “Hidup itu tragedi waktu kamu melihatnya dari jarak dekat, tapi sebuah komedi saat kamu melihatnya dari jarak jauh.”

Jadi berkomedi bagi saya adalah melatih mengelola fokus dan menciptakan sudut pandang baru terhadap kehidupan, dimana ketika misalnya saya sedang mengalami tragedi kehidupan, maka tinggal mengubah sudut pandangnya dengan mencoba melihat dari penglihatan orang, bukannya terus menerus menggali pikiran saya yang pasti hanya muncul perasaan subyektif serta tendensius terhadapa masalah tersebut.

Dan berikut ini 6 tips yang dikutip dari akun Youtube Stoikologi, agar Anda bisa menciptakan lelucon serta membuat sense of humor yang bisa masuk ke mana saja.

1. Play Dumb (bermain bodoh)

Ya, bermain menjadi orang bodoh. Bukan pura-pura bodoh tapi. Artinya kita coba melihat serta memperlakukan diri kita dengan menggunakan sudut pandang kebodohan. Perbedaannya dengan pura-pura bodoh adalah ketika Anda menunjukan kebodohan secara berlebihan.

Humor yang terlalu pintar atau Kompleks justru bisa bikin orang merasa nggak nyambung.  Sehingga di sinilah konsep play Dumb ini muncul, yakni trik untuk sengaja menyederhanakan sesuatu.

Otak manusia punya kecenderungan untuk menyukai orang yang kelihatan relatable dan ketika Anda menunjukkan kelemahan atau

bertingkah konyol maka akan menciptakan ruang untuk keintiman. 

Orang jadi merasa, “Oh dia nggak sok pintar. Dia kayak aku juga ya ternyata,”

Jadi, tulislah hal-hal bodoh yang bisa relatable dari sekitarmu atau aneka kebodohan mengenai bangsa ini mungkin?

2. The Sincerity Fake Out (Ketulusan palsu)

Menciptakan ketulusan palsu, sepintas tampak menyebalkan, bagaimana tidak? karena kita seperti diminta untuk memalsukan kebaikan yaitu sebuah ketulusan, namun dipalsukan. Seperti apa sesungguhnya?

Trik ini sederhananya dimulai seolah dengan keseriusan, seolah-olah Anda akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Namun, di akhirnya justru Anda memberikan punch line dengan memutarbalikan hal tersebut.

Hal ini bisa menjadi humor efektif yang membuat orang tertawa karena kebanyakan manusia cenderung berusaha memahami suatu pola di kehidupannya.

Mereka akan memprediksi pola kamu dengan keseriusan, namun saat terakhir di “patahkan” menjadi hal tidak serius, ini akan keluar dari ekspektasi sehingga tawa akan muncul dari mereka.

3. The Three Point List

Trik ini sering digunakan oleh pelawak atau komika di dalam setiap penampilannya. Di kalangan mereka, ini biasa disebut the rule of three.

Cara menggunakannya adalah dengan menyiapkan dua hal yang dianggap masuk akal. Dan ketika sampai pada hal ketiga, “patahkan” dengan sesuatu yang absurd.

Ini agak mirip dengan tips kedua, dimana otak manusia berpola sehingga mereka menantikan hal serius sebanyak dua kali, namun ketika muncul hal absurd di poin ketiga, tentu akan mengejutkan sehingga akan menimbulkan kelucuan.

4. Exxagerate So Much

Jika mau disamakan dengan bahasa sastra maka poin ini bisa disebut menggunakan majas hiperbola, alias melebih-lebihkan sesuatu, lebay.

Andai dimunculkan dalam sebuah adegan tanpa dialog, maka ini adalah sebuah adegan yang kita kenal dengan nama slapstick. Komedi slapstick bernuansa fisik dan berlebihan.

Manakala ini akan dimunculkan dalam dialog, maka buatlah menjadi sesuatu yang absurd dan tidak masuk akal namun disampaikan dengan ekspresi atau kondisi seserius mungkin.

Poin ini jika ingin tajam maka harus menggunakan imajinasi ala anak kecil atau perbanyak nonton film-film kartun yang seringkali memiliki khayalan absurd namun bisa membuat penonton tertawa terbahak-bahak.

5. Self-Deprecating Humor

Ini pun menjadi komedi khas komika, berangkat dari keresahan dengan “mencela” diri sendiri. Mengangkat kekurangan diri sendiri untuk disampaikan ke orang, seringkali justru menciptakan kelucuan.

Yang perlu diingat, ini bukan dalam artian yang mencela dengan merendahkan diri sendiri. Melainkan ini adalah cara Anda melihat kekurangan diri dan menyampaikannya secara proporsional, seringan mungkin dan apa adanya.

Gaya humor seperti ini biasanya akan membuat penonton bukan saja merasa dekat serta menimbulkan rasa manusiawi, tapi juga bisa menimbulkan simpati, meski di awalnya harus menertawakan terlebih dahulu.

6.  Elevate The Other Person

Teknik ini biasa digunakan saat seorang komika ingin me-roasting orang lain. Mereka di awal mengungkapkan fakta dan memuji orang tersebut, namun di akhirnya dibuat twist dan diselesaikan dengan punch line.

Keseriusan di dalam memandang orang tetap menjadi senjata, maka saat menampilkan pujian atau kebaikannya dibuat seserius mungkin.

Hingga diakhirnya Anda membuat sesuatu yang sangat bertolak belakang atau sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi padanya namun menjadi sebuah harapan.

Nuansa satire nya harus sangat kuat tanpa harus menonjolkan sisi sarkasmenya, karena kondisi demikian nantinya malah menimbulkan rasa tidak simpati.

Itulah tips yang bisa diterapkan di dalam menulis atau membuat film komedi dan untuk benar-benar mampu menampilkan kelucuan perlu diuji di kalangan internal tim, sehingga jika dirasakan tidak lucu, dapat digantikan dengan lelucon lain yang lebih lucu.***

Leave a comment