Menperin Ingin Produk Fesyen IKM Rebut Pasar Muslim Global
BADUNG, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ingin produk fesyen industri kecil menengah (IKM) merebut pasar muslim global.
Hal tersebut disampaikan Agus dalam acara groundbreaking pembangunan gedung Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (13/12/2024).
Ia mengatakan, mengacu pada laporan State of the Global Islamic Economy, belanja busana muslim global pada tahun 2022 mencapai 318 miliar dollar Amerika Serikat.
Baca juga: Prediksi Tren Fesyen jelang Lebaran 2025, Sarimbit Kian Populer
Angka tersebut diperkirakan akan tumbuh menjadi 428 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 6.670 triliun pada tahun 2027.
“Pada tahun 2026 kita bisa naik peringkat, kalau pun tidak bisa, mungkin nilai atau value dari ekspornya kalau tahun lalu 0,54 miliar dollar AS itu bisa kita tingkatkan 2 atau tiga kali lipat,” kata Agus, Jumat.
Baca juga: Apparel Berkendara Hasil Kolaborasi dengan Dunia Fesyen
Ia mengungkapkan, Indonesia masih berada di peringkat ke-9 besar pengekspor produk fesyen ke pasar muslim global.
Nilai ekspor pada tahun 2022 sebesar 0,54 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 8,6 triliun.
Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan delapan negara lainnya. Seperti, China sebesar 18,58 miliar dollar AS, Turkiye 3,02 miliar dollar AS dan India 2,81 miliar dollar AS.
Oleh karena itu, pihaknya bakal terus berupaya untuk memperkuat infrastruktur pendukung bagi pengembangan industri fesyen dan kriya nasional.
Di antaranya, penyediaan akses permodalan serta pengembangan teknologi sesuai kebutuhan pasar.
“Ini challenge yang ada di depan mata kita. Kita harus berhasil menjual kearifan kita di pasar-pasar yang memiliki demand produk halal yang besar dan kebutuhan pasar tersebut yang nilainya sangat besar,” kata dia.