Wisuda UBSI, Pesta Toga Penuh Drama: 3 Ketukan Palu, 1 Lemparan Toga, dan Tangis Bahagia
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Hotel Patra Jasa mendadak jadi panggung gala bagi ratusan toga melayang. Pada Kamis (21/11/2024), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kembali menorehkan kisah manis lewat Wisuda Akbar di Semarang yang meliputi Universitas BSI Kampus Yogyakarta, Universitas BSI Kampus Purwokerto, Universitas BSI Kampus Tegal, dan Universitas BSI Kampus Solo.
Kalau kamu berpikir wisuda Universitas BSI di Kota Semarang ini cuma soal formalitas, tunggu dulu sampai mendengar gong bertalu tiga kali. Drama dimulai!
Di bawah sorotan lampu megah, prosesi diawali dengan lantunan Indonesia Raya yang bikin merinding (atau mungkin karena AC-nya terlalu dingin). Setelah itu, semua perhatian tertuju pada Mas Rektor—iya, panggilan ini benar-benar diucapkan penuh hormat dan kasih sayang. Prof Dr. Ir. Mochamad Wahyudi tampil gagah memukul palu, membuka sidang dengan gaya yang tak kalah kharismatik dari hakim agung.
Setiap nama yang dipanggil, entah dengan IPK summa cum laude atau “hampir saja tidak telat lulus” memancarkan kebanggaan yang sama. Orang tua sibuk merekam momen ini dengan ponsel ala kadarnya, sementara beberapa lainnya diam-diam menyeka air mata. Siapa yang bisa menyalahkan mereka? Ini adalah hari besar.
Tak lupa, para lulusan terbaik diberi penghargaan khusus. Dari IPK 4.00 hingga cerita perjuangan tanpa kenal lelah, mereka adalah bukti bahwa mimpi bisa dicapai asal tidak terlalu sering rebahan.
Puncak acara? Tentu saja saat topi toga melayang di udara. Dengan aba-aba penuh semangat dari MC, hitungan “1… 2… 3!” mengubah langit-langit ballroom menjadi festival mini.
Entah topi siapa yang jatuh duluan, tapi semangat optimisme yang mereka lempar bersama toga itu melambung tinggi—bersama harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Ketukan palu terakhir menjadi tanda bahwa acara telah resmi usai. Namun, bagi para wisudawan, ini bukan akhir. Ini adalah pintu menuju babak baru, di mana gelar diploma mereka akan menjadi senjata untuk menghadapi kerasnya dunia kerja (atau kerasnya drama di kantor nanti).
Prof Wahyudi mengatakan, Universitas BSI berhasil membuat hari ini lebih dari sekadar seremoni. Ini adalah perayaan mimpi, kerja keras, dan kebahagiaan.
“Jadi, selamat untuk para lulusan! Dunia sedang menunggu langkah-langkah berani kalian selanjutnya,” ungkapnya.