Irak Gelar Sensus Penduduk Pertama dalam 27 Tahun Terakhir, Ini Hasilnya
BAGHDAD, KOMPAS.com – Irak menggelar sensus penduduk secara nasional untuk kali pertama dalam 27 tahun terakhir.
Menurut hasil awal yang diumumkan oleh Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani pada Senin (25/11/2024), populasi Irak telah meningkat menjadi 45,4 juta jiwa.
Sensus yang dilakukan sejak 20 November ini adalah survei nasional pertama di Irak dalam hampir 3 dekade terakhir, yang menandai langkah penting untuk perencanaan dan pembangunan di masa depan.
Baca juga: Kian Banyak Kelompok Serang Israel, Terbaru Perlawanan Islam di Irak Luncurkan Drone ke Eilat
Sebagaimana dilansir Reuters, sebelum sensus, Kementerian Perencanaan Irak memperkirakan jumlah penduduk Irak mencapai 43 juta jiwa.
Irak diketahui terakhir melakukan sensus penduduk pada 1997 lalu, tapi tidak mencakup wilayah tiga provinsi di bagian utara yang membentuk wilayah Kurdistan yang otonom.
Wilayah tersebut telah berada di bawah pemerintahan Kurdi sejak Perang Teluk 1991.
Sensus kala itu mendapati ada 19 juta penduduk Irak dan para pejabat memperkirakan ada 3 juta lainnya di wilayah utara Kurdi.
Tujuan sensus Irak
Irak sangat ingin melakukan sensus ini karena alasan anggaran.
Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani sebelumnya mengatakan, sensus ini penting dilakukan untuk langkah pengembangan dan perencanaan di semua sektor yang berkontribusi pada kemajuan dan kemajuan Irak.
Irak telah menghadapi kelangkaan listrik dan kondisi infrastruktur di sebagian besar wilayah dalam keadaan rusak.
Selama sensus berlangsung, jam malam selama dua hari telah diberlakukan, dengan keluarga-keluarga harus tinggal di rumah agar 120.000 peneliti dapat mengumpulkan data secara langsung dari rumah-rumah.
Baca juga: Israel Serang Iran, Irak Tangguhkan Lalu Lintas Udara di Semua Bandara
Kuesioner yang dibagikan di antaranya akan mengulik beragam informasi dalam keluarga, termasuk jumlah orang per rumah tangga, status kesehatan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, jumlah mobil, dan bahkan inventaris peralatan rumah tangga, sehingga standar hidup dapat dinilai.
Irak telah lama bergulat dengan konflik dan sanksi, termasuk perjuangan sektarian setelah invasi yang dipimpin AS pada 2003 menggulingkan Saddam Hussein dan kemunculan kelompok ISIS pada 2014.
Dalam beberapa tahun terakhir, Irak tampak telah lebih stabil, meskipun masih terjadi kekerasan sporadis dan kekacauan politik.
Untuk mengatur penghitungan, Irak sendiri telah bermitra dengan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), dalam upaya menghasilkan “informasi demografis yang akurat, memfasilitasi pembuatan kebijakan yang efektif, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif”.
“Setelah bertahun-tahun mengalami ketidakpastian, sensus ini akan mengungkapkan realitas Irak dalam detail-detail terkecilnya,” kata Juru bicara Kementerian Perencanaan Irak, Abdel-Zahra al-Hindawi, dikutip dari AFP.
Baca juga: Turkiye Balas Serangan di Industri Dirgantara, Gempur Milisi PKK di Irak dan Suriah
“Kami akan dapat mendiagnosis semua masalah yang melumpuhkan pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, perumahan,” tambahnya.