Cerita Sunardi Bangun Jembatan Rp 250 Juta karena Jalan Ditutup Tetangga
KOMPAS.com – Sunardi (70) terpaksa membangun jembatan sendiri untuk akses ia dan keluarganya lewat belakang rumahnya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Tidak tanggung-tanggung, keluarganya membangun jembatan itu senilai Rp 250 juta karena jalan di depan rumahnya ditutup tetangga, pemilik tanah.
Rumahnya terletak di bantaran sungai di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara.
Dia membangun jembatan berkonstruksi besi sepanjang 22 meter dan lebar 1,5 meter melintaii sungai.
Awal perkara
Aksi ini bermula pada Agustus lalu saat tetangganya, SP menutup jalan selebar 1 meter dengan alasan kurang nyaman dan berencana menutup tanahnya dengan tembok.
Sejak akses jalan ditutup, keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain selain menyeberangi sungai dengan rakit untuk keluar masuk rumah mereka.
Baca juga: Akses Ditutup Tetangga, Satu Keluarga di Jepara Bangun Jembatan di Belakang Rumah Senilai Rp 250 Juta
Keluarga Sunardi, yang terdiri dari lima kepala keluarga, tinggal di dua bangunan rumah di bantaran Sungai Kanal, tepat di belakang rumah SP.
“Berhubung sudah tidak ada kecocokan, akhirnya mulai Agustus 2024, SP memberikan waktu 2 tahun untuk bisa melewati jalan itu. Namun, karena keluarga Sunardi sudah tidak berkenan lewat, mereka memutuskan untuk membangun jembatan,” kata Suyoko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/11/2024) malam.
Upaya mediasi sudah dilakukan, namun kedua pihak sama-sama tidak menemukan titik tengah.
“Jalan pertolongan bersertifikat tanah milik SP itu mau ditutup dan keluarga Sunardi dikasih waktu 2 tahun. Saya mau mediasikan pertemukan tidak mau. Karena kedua belah pihak sama-sama punya prinsip,” sambung Suyoko.
Bangun jembatan bantuan keluarga
Tak mau berlarut-larut, keluarga Sunardi kemudian merealisasikan pembangunan jembatan di belakang rumahnya senilai Rp 250 juta dengan kocek pribadi.
Baca juga: Sungai Meluap, Jembatan Penghubung 2 Kecamatan di Banyumas Putus
Jembatan berangka besi itu digarap pada 23 Agustus lalu melalui perusahaan jasa konstruksi setelah sebelumnya mengajukan perizinan ke BBWS Pemali-Juana.
“Menyadari karena selama ini menggunakan akses jalan tanah milik orang lain, maka dibangunlah jembatan karena tak ada akses lain. Keluarga Sunardi juga tak keberatan jika jalan pertolongan itu ditutup,” kata dia.
“Progres jembatan 90 persen tinggal buat lantai dan pagar samping,” lanjutnya.
Menurut Suyoko, uang sebesar Rp 250 juta untuk membangun jembatan disokong keluarga besar Sunardi yang di antaranya berstatus mapan secara finansial.
“Keluarga Sunardi saling membantu, ada yang pedagang bakso, pengusaha rosok, PLTU Jepara dan PNS. Anak-anaknya yang mapan tidak tinggal di situ,” kata dia.
Baca juga: Ambulans Angkut Jenazah Ringsek Bertabrakan dengan Truk Tangki di Jepara
“Kenapa tidak pindah saja? Karena rumah itu menyimpan kenangan sejak kecil dan orangtuanya masih nyaman tinggal di situ,” imbuhnya.
Suyoko pun berharap masyarakat bisa menyikapi dengan bijak urusan internal antara dua keluarga ini lantaran mereka juga tak mempermasalahkannya.
“Karena beberapa kali saya tembusi, mereka tidak mau masalah ini berkepanjangan, apalagi masuk medsos. Tapi berhubung sudah viral akhirnya kedua belah pihak merasa terganggu,” pungkas Suyoko.
Sumber: Kompas.com (Puthut Dwi Putranto Nugroho, Sari Hardiyanto)