Penyakit Apa Saja yang Bisa Dicegah dengan Bawang Putih? Berikut 7 Daftarnya
KOMPAs.com – Bawang putih merupakan bahan masakan yang cukup umum digunakan dalam masakan Indonesia.
Selain menjadi rempah dalam masakan, bawang putih juga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan dan dimanfaatkan sebagai obat sejak lama.
Bahkan manusia menggunakannya selama ribuan tahun, dan telah populer di Mesir kuno baik untuk keperluan kuliner maupun manfaat kesehatan dan terapinya.
Baca juga: 7 Manfaat Minum Air Rebusan Bawang Putih dan Jahe Menurut Pakar
Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa dicegah atau diatasi dengan mengonsumsi bawang putih:
1. Infeksi bakteri
Bawang putih mengandung allicin, yang bertindak sebagai antibiotik, sehingga mungkin efektif melawan organisme yang resistan terhadap antibiotik.
Dilansir dari laman Medical News Today, mengonsumsi bawang putih dapat membantu melindungi terhadap organisme ini dan membantu mengelola infeksi bakteri.
Konsultasikan pada dokter jika Anda menduga mengalami infeksi bakteri, dan dapat bertanya tentang potensi manfaat bawang putih dalam mendukung pemulihan dari infeksi.
Baca juga: Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?
2. Kolesterol tinggi
Bawang putih disebut memiliki manfaat membantu menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat atau LDL.
Ini dapat membantu Anda mengelola kolesterol, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.
3. Cedera hati akibat etanol
Bawang putih memiliki sifat hepatoprotektif, yang berarti berarti bawang putih dapat membantu melindungi hati dari kerusakan.
Secara khusus, bawang putih mungkin bermanfaat dalam melindungi terhadap cedera hati akibat etanol, senyawa dalam minuman beralkohol.
Bawang putih dapat membantu mengurangi risiko penyakit hati akibat alkohol, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.
Baca juga: Jarang Ada yang Tahu, Ini 5 Khasiat Makan Bawang Putih secara Rutin
4. Masalah jantung
Menurut British Heart Foundation, ekstrak dan bubuk bawang putih dapat membantu menurunkan tekanan darah, yang juga dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Bawang putih mengandung vitamin C dan B6, mangan dan selenium, serta ada zat kimia yang disebut allicin, sejenis antioksidan, yang dianggap bertanggung jawab atas efek positifnya.
Meski beberapa penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah akibat konsumsi bawang putih, masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang manfaatnya untuk kesehatan jantung.
Baca juga: 4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih
5. Masalah daya tahan tubuh
Dilansir dari Kompas.com (27/10/2024), air rebusan bawang putih dapat bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Manfaat ini diperoleh dari kandungan senyawa allicin yang bersama dengan sifat antijamur, antibakteri, dan antioksidannya dapat membantu melawan radikal.
Tak hanya melindungi tubuh dari bakteri dan patogen mematikan lainnya, senyawa allicin juga dapat menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat.
Baca juga: 7 Manfaat Air Rendaman Bawang Putih, Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Kanker
6. Risiko kanker
Bawang putih memiliki sifat antikanker dan antikarsinogenik yang dapat berkontribusi dalam mencegah risiko berbagai jenis penyakit kanker.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi teh bawang putih dapat mengurangi risiko kanker perut dan payudara.
Peneliti tahun 2018 dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak bawang putih buatan rumah bisa menurunkan risiko kanker secara keseluruhan baik in vitro maupun in vivo.
Baca juga: 7 Manfaat Rutin Makan Alpukat, Mencegah Kanker dan Osteoporosis
7. Pilek
Rutin minum air rebusan bawang putih dapat bermanfaat untuk mengatasi pilek, batuk, infeksi sinus, demam, hidung tersumbat, atau sakit tenggorokan.
Manfaat tersebut berasal dari sifat antiinflamasi yang terkandung di dalam bawah putih. Untuk alasan ini, bawang putih juga dianggap bermanfaat bagi penderita asma.
Studi tahun 2016 dalam The Journal of Nutrition menunjukkan, orang yang mengonsumsi bawang putih selama musim batuk pilek mempunya gejala yang lebih ringan.
Kendati demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut.