Informasi Terpercaya Masa Kini

Sego Gono, Makanan Khas Temanggung Sejak Tahun 1950-an

0 2

KOMPAS.com – Sego Gono adalah makanan khas Temanggung, Jawa Tengah, yang telah ada sejak tahun 1950-an.

Hingga saat ini, sego gono atau nasi megono masih diminati oleh masyarakat.

Sepiring sego gono terbuat dari bahan-bahan kaya gizi, baik karbohidrat, kalsium, serat, dan protein.

Sego Gono Apa Itu Sego Gono?

Sego gono merupakan kuliner tradisional kaya gizi.

Selain karbohidrat yang berasal dari nasi, sego gono juga berisi sayuran seperti

daun lembayung, kacang panjang, dan daun ubi yang dapat memenuhi serat harian.

Sego gono yang merupakan nasi yang dicampur berbagai sayuran ini dapat disajikan dengan tempe atau telur rebus, yang dapat melengkapi kebutuhan protein.

Teri yang terdapat dalam sego gono juga dapat melengkapi kebutuhan kalsium.

Sego gono diolah dengan cara ditanak dan dikukus. Nasi yang telah ditanak setengah matang kemudian dikukus bersama bumbu halus dan sayuran yang telah diiris tipis.

Cita rasa sego gono, yakni gurih, asin, dan sedikit pedas.

Sejarah Sego Gono

Nama sego gono berasal dari bahasa Jawa, sego berarti nasi dan gono diambil dari kata mergo onone atau dalam bahasa Indonesia berarti ala kadarnya.

Baca juga: Sego Gono Temanggung, Kuliner Sederhana Penuh Gizi

Awalnya, sego gono digunakan sebagai hidangan upacara adat di Temanggung.

Dalam perkembangannya, banyak masyarakat yang minat dengan kuliner tradisional ini dan berpotensi menjadi wisata kuliner.

Penyajian sego gono juga ikut berubah, dahulu sego gono hanya disajikan dengan teri dan daun lembayung saja.

Pada saat ini, sepiring sego gono dapat disajikan dengan menu yang lebih bervariasi, seperti ikan asin, tempe, dan lain sebagainya.

Beberapa warung makan dan restoran di Temanggung menyajikan sego gono dengan sentuhan moderen, namun tetap mempertahankan keaslian dan kelezatan kuliner ini.

Sejumlah tempat makan juga menyajikan hidangan dalam bentuk prasmanan atau buffet.

Sego gono juga tersedia di sejumlah warung pada pagi hari. Kuliner ini menjadi menu sarapan yang nikmat dimakan bersama tempe kemul.

Sumber

bappeda.temanggungkab.go.id

www.kompas.com (Kompasianer Listhia H Rahman | Editor: Farid Assifa)

Leave a comment