Program Rumah Murah Pemerintah, Masyarakat Bisa Mencicil hingga 30 Tahun
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, pemerintah berencana akan membuat program rumah murah menggunakan skema pembiayaan (financing scheme) dengan memiliki masa tenor hingga 30 tahun.
Dengan begitu, Erick berharap masyarakat bisa memiliki rumah dengan cicilan yang jauh lebih murah.
“Kita akan mendorong juga scheme financing di mana mortgage ini (tenor) yang hanya 15 tahun, kalau bisa jadi 30 tahun,” ujar Erick saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
“Supaya kembali membantu masyarakat yang memang sudah punya budget tertentu dengan ditarik (tenor) 30 tahun maka cicilannya jauh lebih ramah ini bukan hanya untuk rumah rakyat tapi ini menyeluruh ya baik rumah rakyat, menengah ataupun kelas lainnya,” sambungnya.
Baca juga: Aset BUMN Tak Terpakai Bakal Digunakan untuk Proyek 3 Juta Rumah Kementerian PKP
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan, untuk membantu masyarakat dalam memiliki rumah membutuhkan kerja sama antar kementerian.
Dengan kolaborasi bersama Kementerian BUMN, dia berharap, bukan hanya bisa membantu skema pembiayaan dalam mendapatkan rumah murah saja yang bisa dinikmati masyarakat. Namun, proyek pembangunan rumah murah itu akan memanfaatkan aset-aset miliki perusahaan BUMN yang sudah tidak terpakai lagi.
Penggunaan aset-aset milik BUMN itu dinilai bisa menekan biaya produksi dalam pembuatan rumah.
“Rumah itu kan ada tanah, ada bantuan, ada izin dan pajak kalau misalnya satu variabel itu tidak ada lagi berarti bisa lebih murah. Kalau variable biayanya berkurang, harusnya harga rumahnya berkurang enggak? Maka dari itu, tolong doakan ya semoga itu bisa jalan,” kata Ara.
Baca juga: Prabowo Berencana Bangun Rumah Murah Terapung Seharga Rp 150 Juta di Pantura Jawa
Sebelumnya, Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan, pemerintah membuka peluang kepada investor asing yang ingin bergabung dalam program membangun 3 juta rumah yang dimiliki oleh Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto.
Namun yang menjadi jatah untuk para investor asing hanya pembangunan 1 juta rumah saja. Sementara 2 juta rumah lainnya dikhususkan hanya untuk pengusaha kecil yang ada di perdesaan seperti kontraktor.
“Nah, 2 juta rumah itu setiap tahun di pedesaan reserve untuk pengusaha kecil, kontraktor kecil dan 1 juta terbuka untuk siapapun. Bapak-bapak mau ikut silahkan, yang besar-besar. Kenapa, karena kita sadar kita butuh backbone, kita harus buka perfomance bond. Ini harus,” ujarnya dalam Propertinomic Dialog di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Baca juga: Peran Baru Menhan Prabowo: Bangun Tanggul Laut dan Rumah Murah