Alasan AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-52 ke Timur Tengah
KOMPAS.com – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon mengatakan, pihaknya telah mengerahkan pesawat pengebom B-25 ke Timur Tengah pada Jumat (1/11/2024).
Selain pesawat B-25, AS juga mengirimkan pesawat pengisian bahan bakar dan kapal perusak yang tiba pada Sabtu (2/11/2024).
Mayor Jenderal Angkatan Udara AS, Patrick Ryder menyampaikan, pengerahan pasukan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Dikutip dari Reuters (2/11/2024), Pihak AS akan menunjukkan fleksibilitas pergerakan militer AS di seluruh dunia.
“Jika Iran, mitranya, atau proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” jelas Ryder.
Baca juga: Yang Perlu Diketahui soal Pilpres AS 2024: Kapan Pemungutan Suara dan Pengumuman Hasilnya?
Tujuan AS kirim pesawat pengebom ke Timur Tengah
Pengiriman sejumlah armada perang tersebut dilakukan setelah laporan yang menyebutkan bahwa Iran kemungkinan akan membalas serangan Israel minggu lalu, dilansir dari Fox News, Jumat (1/11/2024).
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) yang menghantam infrastruktur militer.
Langkah strategis dari militer AS ini dilakukan saat konflik Israel dengan Hamas di Gaza dan ketegangan dengan Hizbullah di Lebanon baru-baru ini meningkat.
Pemerintahan Biden telah menjelaskan posisinya untuk membela Israel dan menjaga kepentingan AS di kawasan tersebut.
AS berpendapat, Israel telah diserang oleh kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Irak, Yordania, dan lepas pantai Yaman.
Baca juga: Berkat Kucing, Peneliti Tak Sengaja Temukan Jeilongvirus Pertama di AS
Armada dan pasukan militer AS di Timur Tengah
Meskipun telah mengirimkan beberapa armada perangnya, Ryder tidak menyebutkan jumlah spesifik pesawat dan kapal yang dikirimkan ke Timur Tengah, dikutip dari Military Times, Sabtu (2/11/2024).
Selain itu, belum jelas apakah sumber daya militer yang dikirim AS berada di Israel, Iran, atau tempat lainnya.
Pergeseran tersebut kemungkinan akan mengakibatkan penurunan keseluruhan jumlah pasukan AS di Timur Tengah, terutama karena kapal induk menampung sebanyak 5.000 pasukan.
Namun, penambahan pesawat pembom akan meningkatkan kekuatan tempur AS. Baru-baru ini, ada sekitar 43.000 pasukan AS di kawasan tersebut.
Baca juga: Terungkap Detail Rudal Rahasia Israel yang Dipakai Menyerang Iran
Pada Oktober 2024, pesawat pengebom siluman B-2 digunakan untuk menyerang sasaran bawah tanah Houthi di Yaman.
Menurut pejabat AS, kapal induk Abraham Lincoln dan tiga kapal perusak dijadwalkan meninggalkan Timur Tengah pada pertengahan bulan.
Setelah meninggalkan kawasan tersebut, beberapa kapal akan kembali ke pelabuhan asal mereka di San Diego, AS.
Saat itu, tidak akan ada kapal induk AS di Timur Tengah untuk beberapa waktu, kata para pejabat.
Walaupun demikian, para pejabat AS menolak untuk mengatakan berapa lama jeda waktu “kekosongan” kapal militer di wilayah Timur Tengah.
Baca juga: WNI Ditangkap di AS karena Bawa Dollar Hitam Senilai Rp 449 Juta