Alasan Cita Rasa Kopi Indonesia Berbeda-beda Menurut Barista
JAKARTA, KOMPAS.com – Kopi Indonesia dikenal dengan kualitas rasa dan aromanya yang memikat lidah.
Indonesia berkali-kali masuk jajaran produsen kopi terbesar di dunia, setelah Brazil dan Vietnam.
Selain kuantitas kopi yang jumlahnya besar dari pulau Sumatera dan Jawa, kualitas biji kopi mentah Indonesia juga boleh diadu.
Baca juga: Mengapa Tren Kopi Gula Aren Bisa Bertahan Hampir 10 Tahun?
Hernando Santoso, Co-Founder Tsukuma Coffee Bar & Izakaya menuturkan, daerah Timur Indonesia menghasilkan kopi bercita rasa nutty dan coklat.
“Kalau di Barat Indonesia itu lebih ke fruity, kayak aceh gayo, kopi kerinci,” ujar Hernando saat ditemui Kompas.com di Tsukuma Coffee Bar & Izakaya, Bandung, Jumat (7/7/2023), dalam berita Kompas.com.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Muhammad Aga, Coffee Master Tomoro, juga menyampaikan alasan serupa soal alasan cita rasa kopi Indonesia yang berbeda-beda.
Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Minum Kopi Hitam Tanpa Gula, Apa Saja?
“Menariknya, karena biji kopi tumbuh di ketinggian berbeda-beda, Indonesia punya kopi paling beragam secara rasa. Dari Aceh sampai Papua, karakteristiknya berbeda,” jelas Aga saat ditemui Kompas.com usai jumpa pers Tomoro Celtic Cloud Series, Selasa (29/10/2024).
Alasannya, kondisi tanah dan tanaman sekitar kebun kopi tiap daerah, sudah pasti berbeda-beda dan memengaruhi cita rasa kopi Indonesia.
Hernando juga menuturkan, kebun kopi di Indonesia Timur umumnya dikelilingi tanaman cengkih dan cokelat sehingga mineral dalam tanaman tersebut, juga diserap oleh tanaman kopi.
Baca juga:
- Resep Latte Rempah Labu, Cara Unik Minum Kopi Kekinian
- 5 Tempat Makan Viral yang Pernah Dikunjungi Jokowi, Ada Kopi Tuku
“Kopi ini kan sifatnya menyerap, mineralnya itu masuk ke dalam tanaman sehingga biji kopi yang dihasilkan dari endapan yang diserap itu,” tutur Hernando.
Pascapanen pengaruhi rasa kopi
Setelah dipanen, perbedaan proses pascapanen kopi juga memengaruhi cita rasa yang berbeda-beda.
Aga mengatakan, sedikitnya ada tiga proses pascapanen buah kopi, yakni wash, full wash, dan natural.
“Jadi dari mulai kopinya dikupas, difermentasi, sampai jadi kopi yang siap disangrai itu tahapannya banyak banget,” tutur Aga.
Kopi yang diproses dengan metode natural umumnya terasa asam dan manis, sementara full wash menghasilkan cita rasa kopi cukup kompleks.
Selanjutnya, biji kopi yang disangrai (roasting) juga terdiri dari pilihan light, medium, dan dark berdasarkan tingkat roasting-nya.
Baca juga:
- Menikmati Mindfulness dalam Secangkir Kopi ala Barista Mikael Jasin
- Cara Mengetahui Karakter dan Rasa Kopi ala Barista Ryan Wibawa
- Cara Menggunakan French Press untuk Membuat Kopi Lezat di Rumah
“Kopi yang diproses dengan light roast itu biasanya lebih ke fruity, asam, terus dark roast lebih ke pahit,” tutur dia.
Adapun kopi yang diproses dengan metode sangrai medium roast menghasilkan cita rasa kopi yang cocok diolah dengan mesin espresso atau penyeduhan manual.