Nasib Johan Siswa SD Ditinggal Orangtua,Tiap Hari Makan Ikut Kakek,Kini Dibuatkan Rumah oleh TNI
TRIBUNJATIM.COM – Kisah siswa SD ditinggal orangtua ini menjadi sorotan.
Ia ditinggal mati oleh ayahnya, sementara ibu merantau tak kunjung pulang.
Iapun hidup bersama kakek dan adiknya.
Sayangnya, rumah yang dulu ditinggali bersama keluarganya dijual untuk melunasi utang ibu.
Namun kini siswa SD ini tersenyum lebar lantaran dibuatkan rumah oleh TNI.
Adapun siswa SD tersebut bernama Ahmad Johan Adi Saputro (8).
Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke-122 Kodim 0721/Blora melakukan sejumlah kegiatan fisik dan non fisik yang dipusatkan di Dukuh Kedungkenongo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, selama Oktober 2024.
Salah satu kegiatan fisik yang dilakukan oleh gabungan aparat TNI dengan bantuan masyarakat yaitu membangunkan rumah baru layak huni untuk Johan.
“Kersane diengge nggen (biarkan dipakai tempat tinggal),” ucap Parji (59), kakek yang mengasuh Johan, saat ditemui Kompas.com, sebelum rumah tersebut dibangun, belum lama ini.
Johan merupakan anak yatim yang saat ini duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
Ayahnya telah meninggal dunia sementara ibunya pergi merantau meninggalkannya sejak April 2024.
Johan bukanlah anak semata wayang.
Dia memiliki adik bernama Tirta, yang saat ini usianya 4 tahun.
Johan diasuh oleh kakeknya, sedangkan Tirta tinggal bersama saudara orangtuanya.
Lokasi rumah baru Johan merupakan bekas rumah yang pernah ditinggali oleh bocah itu dan keluarganya.
Namun, karena ada permasalahan yang beberapa tahun dialami oleh keluarga Johan, rumah tersebut kemudian dijual.
Pria berusia 59 tahun itu merasa sedih saat menceritakan peristiwa yang pernah terjadi pada keluarga orangtua Johan.
Ayah Johan, disebut meninggal dunia setelah tahu istrinya memiliki banyak utang.
“Bapaknya (Johan) kaget dengan istrinya yang mempunyai banyak utang,” kata dia.
Padahal, ayah Johan semasa hidupnya bekerja banting tulang untuk bisa menafkahi keluarganya.
Baca juga: Cuma Hidup Bareng Uwa, Siswa SD Sering Tak Ingin Hidup karena Teman Ngaku Jijik, Kini Dapat Bantuan
Namun, uang yang dikirim dari hasil keringatnya diduga tidak digunakan dengan baik oleh istrinya.
“Bahkan, tiap hari ada saja tukang kredit yang datang menagih utang,” terang dia.
Ibu Johan sempat pergi bekerja di daerah Juana, Pati, setelah sejumlah penagih utang datang ke rumah.
Selama berada di rumah dan mengasuh kedua anak lelakinya itu, ayah Johan sering dibantu oleh Parji.
“Keluarga tersebut tidak punya ladang atau sawah. Tiap hari kalau makan ya ikut saya waktu istrinya kerja,” ucap dia.
Ditinggal istrinya pergi merantau, tidak membuat kondisi ayah Johan semakin membaik. Ayah Johan kemudian berpulang.
Usai mengetahui suaminya meninggal dunia, ibunya Johan sempat kembali.
“Istrinya sempat pulang ke rumah, tapi usai Idul Fitri kerja di Kalimantan,” kata Parji, yang rumahnya berdampingan dengan rumah keluarga Johan.
Baca juga: Siswa SD Nelangsa Berangkat Sekolah Lewati Jembatan Rusak Parah, Ngaku Cemas Tiap Hari, Takut Jatuh
Rumah yang sempat ditinggali oleh Johan dan keluarganya itu kemudian dijual untuk melunasi utang-utang.
Utangnya disebut mencapai Rp 16 juta, dan rumah yang dijual tersebut belum mampu melunasi semua pinjaman tersebut.
Ia menduga, hal itu pula yang membuat ibu Johan memutuskan pergi merantau lagi.
Kali ini, wanita itu pergi ke Kalimantan.
Ketika pamit kerja ke Kalimantan, sang ibu berjanji akan mengirimkan uang kepada Johan dan adiknya.
Namun, setelah meninggalkan Johan dan adiknya, wanita itu seolah tidak peduli lagi.
“Pada waktu kerja di Kalimantan malah anaknya enggak pernah dikirimi uang,” kata dia.
Sebagai kakeknya Johan atau paman dari ayahnya Johan, Parji merasa iba dengan yang dialami oleh kedua cucunya tersebut.
Ia kemudian berinisiatif bertemu dengan kepala desanya agar ada solusi terbaik yang bisa dilakukan.
“Saya kemudian usul ke Pak Lurah agar mendapatkan bantuan bedah rumah,” terang dia.
Baca juga: Nasib Siswa SD Viral Dipaksa Ayah Tiri Jadi Pemulung, Kini Dibantu Pemerintah, Ortu Dapat Peringatan
Usulan tersebut ditindaklanjuti oleh aparat pemerintahan desa.
Sehingga, dengan bantuan TMMD dan stakeholder terkait, rumah baru untuk Johan pun mulai dibangun.
Sebelum rumah tersebut dipasang penuwun, diadakan acara bancakan atau makan bersama sekaligus berdoa agar pembuatan rumah baru tersebut dapat berjalan lancar.
Rumah untuk Johan akhirnya rampung dibangun akhir Oktober ini.
Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro (Pangdam IV/Diponegoro) Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi, bersama jajarannya meninjau langsung rumah baru Johan.
Dengan selesainya pembangunan rumah Johan, berakhir pula kegiatan TMMD tersebut, yang juga melibatkan Polri, pemerintah daerah hingga masyarakat.
Tidak hanya rumah Johan, pada TMMD kali ini juga Kodam IV/Diponegoro membangun jalan makadam, sumur bor air, jembatan, hingga rumah tidak layak huni (RTLH).
“Kita tadi langsung melihat dan mendapatkan laporan bahwa telah dilaksanakan kegiatan baik secara fisik maupun non fisik,” ucap Deddy, kepada wartawan di lokasi, Kamis (31/10/2024).
Dirinya berharap dengan pembangunan fisik yang telah selesai dilakukan, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Fisiknya ada jembatan, jalan makadam, RTLH, talud, sumur bor air,” ujar Deddy.
Jenderal bintang dua TNI AD itu berharap hasil pembangunan fasilitas ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sempat.
Ia pun secara resmi menutup kegiatan TMMD kali ini.
“Yang paling penting adalah bagaimana nilai-nilai gotong royong kebersamaan, saling membantu, saling menjaga, memelihara apa yang ada saat ini untuk dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” terang dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com