Makanan dan Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan, Apa Saja?
KOMPAS.com – Sejumlah makanan dan obat-obatan tertentu ternyata tidak boleh dikonsumsi bersamaan.
Makanan dan obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan lantaran kandungan dalam makanan tertentu bisa memengaruhi penyerapan tubuh akan senyawa di dalam obat.
Selain itu, pertemuan antara kandungan makanan dan obat bisa memicu timbulnya efek samping tertentu yang merugikan tubuh.
Padahal, sebagian orang mengonsumsi obat bersamaan dengan makanan untuk mengurangi rasa pahit yang muncul di lidah.
Lantas, apa saja kombinasi makanan dan obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan?
Baca juga: Ramai soal Tanaman Kumis Kucing Bisa Jadi Obat Diabetes, Ini Penjelasan Pakar
Makanan dan obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan
Berikut kombinasi makanan dan obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan:
1. Makanan berserat tinggi dengan levotiroksin atau digoksin
Kombinasi pertama yang sebaiknya tidak dikonsumsi yakni antara makanan berserat tinggi dengan levotiroksin atau digoksin.
Adapun levotiroksin adalah obat untuk mengatasi permasalahan kelenjar tiroid yang kurang aktif. Sedangkan digoksin digunakan untuk mengobati gagal jantung.
Dikutip dari AARP, kombinasi makanan berserat tinggi dengan salah satu atau kedua obat tersebut dapat memengaruhi penyerapan kandungan obat yang ada.
Sebaiknya, setidaknya beri waktu dua jam sebelum atau sesuai mengonsumsi makanan berserat.
2. Permen akar manis dengan obat hipertensi
Permen akar manis atau licorice dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi bersamaan dengan obat hipertensi.
Pasalnya, kinerja obat hipertensi menjadi tidak maksimal untuk menurunkan tekanan darah, serta memicu penumpukan potasium di tubuh.
Selain itu, permen ini mengandung senyawa glisirrhizin yang dapat memicu irama jantung tidak teratur atau aritmia pada sebagian orang.
3. Sayuran hijau dengan warfarin
Sayuran hijau yang dikenal kaya akan vitamin K sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat antikoagulan bernama warfarin.
Sayuran ini dapat mengurangi efektivitas obat warfarin, sehingga menghambat kemampuannya untuk menghentikan atau mencegah pembekuan darah.
Disarankan bagi orang yang memakai warfarin untuk sangat konsisten dalam jumlah vitamin K yang mereka konsumsi melalui makanan, serta menghindari jumlah besar sekaligus.
Baca juga: Adakah Efek Samping Obat Hipertensi Amlodipine? Ini Kata Guru Besar UGM
4. Makanan mengandung tiramin dengan obat antidepresan MAOI
Sebaiknya hindari kombinasi makanan yang mengandung tiramin seperti daging olahan, keju, buah citrus, dan sayuran fermentasi dengan obat antidepresan berjenis inhibitor monoamine oksidase (MAOI).
Mengonsumsi MAOI dan makanan kaya tiramin bersamaan dapat menyebabkan tingginya kadar asam amino di dalam tubuh.
Kadar asam amino tiramin yang terlalu tinggi dapat memicu efek samping berupa peningkatan tekanan darah secara mendadak dan berbahaya.
5. Jeruk bali dengan statin
Mengonsumsi jeruk bali atau jusnya menimbulkan efek samping jika seseorang kemudian meminum obat kolesterol berjenis statin.
Nantinya, obat tersebut tetap berada di dalam darah dan akan terakumulasi, sehingga meningkatkan risiko efek samping seperti nyeri otot.
Agar lebih aman, seseorang sering kali disarankan untuk menghindari jeruk bali sepenuhnya saat mengonsumsi statin.
6. Makanan tinggi potasium dengan obat hipertensi
Makanan kaya akan potasium seperti pisang dan alpukat sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat hipertensi berjenis ACE inhibitor.
Pasalnya, kombinasi tersebut dapat menyebabkan seseorang mengalami aritmia jantung yang berpotensi berbahaya.
Untuk amannya, sebaiknya membatasi makanan tinggi potasium ketika sedang rutin mengonsumsi ACE inhibitor.
Baca juga: Obat Pereda Nyeri Bisa Berakibat Sakit Ginjal, Paling Umum Dialami Orang Berusia 45 Tahun
7. Produk susu dengan antibiotik tetrasiklin dan ciprofloxacin
Kombinasi antara produk susu dengan antibiotik dari golongan tetrasiklin dan ciprofloxacin sebaiknya dihindari.
Kalsium dalam produk susu seperti susu murni, keju, atau yogurt dapat menghambat penyerapan obat antibiotik tersebut. Sehingga dapat membahayakan kemampuan antibiotik untuk mengobati infeksi secara efektif sesuai takaran dokter.
Pilihan terbaik, berikan rentang waktu satu atau dua jam bagi mereka yang ingin mengonsumsi antara keduanya.
8. Makanan berprotein tinggi dengan dopamin
Dilansir dari USNews, makanan berprotein tinggi seperti daging atau ikan sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat dopamin.
Pasalnya makanan berprotein tinggi dapat menghambat kinerja dopamin yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit parkinson.
Baca juga: Efek Obat Steroid, Benarkah Membuat Wajah Ditumbuhi Rambut?
9. Kopi dan minuman berenergi dengan obat perangsang sistem saraf pusat
Minum kopi atau minuman berenergi dalam jumlah besar dapat memperburuk efek obat yang merangsang sistem saraf pusat.
Pasalnya kopi yang mengandung kafein dan minuman berenergi tersebut dapat meningkatkan efek obat tersebut.
Padahal, dosis obat biasanya sudah ditentukan oleh dokter agar tidak menimbulkan efek samping.
10. Alkohol dengan berbagai obat
Alkohol adalah minuman yang dapat berinteraksi dengan berbagai macam obat dan menimbulkan efek samping.
Interaksi alkohol dengan warfarin, misalnya, dapat menghambat tubuh memproses warfarin tersebut.
Kemudian obat diabetes, efeknya akan menjadi parah jika diminum bersamaan dengan alkohol.
Mengonsumsi obat penenang seperti benadryl dengan alkohol dapat meningkatkan efek samping seperti rasa kantuk.
Pereda nyeri asetaminofen tidak boleh dikonsumsi dengan alkohol karena dapat menyebabkan kerusakan hati.
Alkohol juga sebaiknya tidak diminum ketika seseorang rutin mengonsumsi obat antidepresan. Karena memicu tubuh kesulitan mengatur suasana hati.
Baca juga: Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM