Informasi Terpercaya Masa Kini

Transformasi Teknologi, Hutama Karya Terapkan AI untuk Perencanaan Jalan Tol Trans Sumatera

0 2

KOMPAS.com – PT Hutama Karya (Persero) melakukan inovasi besar dalam pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM).

Inovasi tersebut sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya pengembangan AI dalam pembangunan. Presiden menyoroti hal ini dalam pembekalan calon Kabinet Merah Putih dengan tema “Future of Artificial Intelligence” di Hambalang, Kamis (17/10/2024).

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan AI sejak 2018.

AI tersebut digunakan untuk menentukan trase jalan tol secara otomatis, pertama kali diaplikasikan dalam Rencana Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru-Padang, khususnya pada Seksi Pangkalan-Payakumbuh dan Seksi Payakumbuh-Sicincin.

Baca juga: Rute Menuju Batang Tabik Waterpark dari Kota Payakumbuh

Tak hanya itu, sejak awal 2020, Hutama Karya juga menerapkan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk memetakan topografi secara digital pada proyek Rencana Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau dan Bengkulu-Lubuk Linggau, khususnya pada Seksi Taba Penanjung-Lubuk Linggau.

“Saat ini, penggunaan AI dalam perencanaan JTTS terus berlanjut pada ruas-ruas baru yang akan dikerjakan oleh Hutama Karya, seperti Ruas Dumai-Sp. Sigambal-Rantau Prapat, Rantau Prapat-Kisaran, dan Pelabuhan Panjang-Lematang,” ujar Adjib dalam siaran pers yang dikutip dari laman beritajakarta.id, Senin (28/10/2024). 

Adjib menegaskan bahwa AI mampu menganalisis data geometrik jalan, topografi, tata guna lahan, dan biaya, untuk kemudian menghasilkan alternatif trase jalan tol terbaik.

Implementasi tersebut dilakukan sebelum dilakukan kajian kelayakan, di mana trase jalan belum terdefinisi secara rinci.

Baca juga: Wall Street Ditutup Bervariasi, Saham Teknologi Menguat

“Selain penentuan trase, Hutama Karya juga memanfaatkan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) LiDAR yang baru kami miliki dan implementasikan,” ucap Adjib.

Teknologi tersebut, lanjut dia, mampu memberikan efisiensi signifikan, mengurangi waktu hingga 88 persen dan biaya hingga 48 persen dibanding metode pemetaan konvensional menggunakan metode terestrial.

Adjib menambahkan bahwa fitur AI pada UAV dapat meningkatkan keamanan pengoperasian, seperti kemampuan take-off, terbang, hover, dan landing secara otomatis.

“UAV ini juga dapat membuat keputusan secara mandiri apabila menghadapi bahaya, seperti cuaca buruk, halangan di jalur terbang, atau masalah sistem elektronik,” imbuhnya.

Baca juga: KAI Properti dan BSSN Kerja Sama Pemanfaatan Sertifikat dan Sistem Elektronik

Hutama Karya menginvestasikan Rp 20 miliar untuk implementasi dua teknologi AI tersebut.

Untuk memastikan keberhasilan, Hutama Karya juga menyiapkan program peningkatan SDM melalui pelatihan dan pendampingan oleh para ahli, meningkatkan fasilitas infrastruktur IT yang kompatibel dengan AI, serta melakukan sosialisasi kepada pihak internal dan eksternal.

Langkah tersebut dilakukan agar teknologi AI menjadi bagian dari budaya perusahaan dan digunakan dalam semua tahapan perencanaan JTTS.

Baca juga: Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Pengembangan chatbot pintar 

Selain dua teknologi AI yang telah diterapkan, Hutama Karya kini sedang mengembangkan chatbot pintar yang dirancang untuk mempermudah proses perencanaan teknis, seperti akses data survei investigasi tanah, hidrologi, lalu lintas, dan analisis teknis lainnya.

Chatbot ini mampu meningkatkan efisiensi waktu pencarian data hingga 83 persen karena berfungsi sebagai pusat data teknis interaktif yang memudahkan engineer dalam mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat.

Adjib mengungkapkan bahwa chatbot tersebut digunakan untuk mengakses informasi terkait penyelidikan tanah, namun rencananya akan diperluas hingga mencakup data dari seluruh ruas jalan tol, baik yang sudah beroperasi maupun yang masih dalam tahap pembangunan.

Baca juga: Usulan Pembangunan Jalan Tol Penghubung Kalteng-IKN Mengemuka, Perlukah?

“Ke depannya, chatbot ini juga akan terhubung dengan data survei hidrologi, lalu lintas, dan detail engineering design (DED), serta dapat digunakan untuk melihat historis kerusakan saat jalan tol beroperasi,” jelasnya.

Hutama Karya juga sedang mengembangkan sistem manajemen aset jalan tol berbasis AI yang mampu mendeteksi dan menganalisis kerusakan secara otomatis.

Sistem tersebut dirancang untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan menganalisis kerusakan pada infrastruktur jalan tol, sehingga memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efisien.

Baca juga: Dorong Ekonomi Desa, Semen Indonesia Bangun Infrastruktur Pertanian hingga Bantu Pengembangan UMKM

Pengembangan implementasi AI di Hutama Karya akan dilakukan dalam tiga fase utama. Fase pertama adalah initiation pada 2024, diikuti oleh fase foundation pada 2025, dan terakhir fase transformation pada 2026.

“Keseluruhan transformasi teknologi ini diharapkan dapat mendukung dan mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS melalui proses perencanaan yang lebih cepat, lebih tepat, dan lebih efisien, sehingga meminimalkan potensi perubahan trase yang bisa memperlambat penyelesaian proyek,” tutur Adjib.

Leave a comment