Kapan Bulan Puasa 2025? Cek Perkiraan Jadwalnya
TEMPO.CO, Jakarta – Setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia menantikan datangnya bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Pada tahun 2025, umat Islam juga akan menyambut bulan suci ini dengan penuh antusias.
Namun, kapan tepatnya bulan puasa akan dimulai pada tahun 2025? Untuk mengetahui jawabannya, simak perkiraan jadwal bulan puasa pada tahun 2025 berikut ini.
Kapan Puasa 2025?
Menurut kalender Masehi, tanggal pelaksanaan awal puasa Ramadhan akan berbeda-beda setiap tahunnya. Ini disebabkan karena puasa Ramadhan mengikuti penanggalan kalender Hijriyah, yang berlandaskan pada siklus bulan.
Kalender Hijriyah umumnya lebih awal sekitar 11 hari dibandingkan dengan tahun Masehi. Sehingga bulan Ramadhan cenderung maju sekitar 11 hari dari satu tahun Masehi ke tahun berikutnya.
Hal ini disebabkan oleh jumlah hari dalam kalender Hijriyah yang lebih sedikit, di mana 12 bulannya masing-masing terdiri dari 29 atau 30 hari.
Adapun menurut Kalender Hijriyah Global Tunggal 1446 H Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1446 Hijriah atau awal puasa Ramadan, diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Sementara itu, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H diperkirakan jatuh pada hari Minggu, 30 Maret 2025.
Di sisi lain, merujuk SKB 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 mengenai Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, pemerintah telah menetapkan Idul Fitri 1446 Hijriah akan dirayakan pada hari Senin, 31 Maret hingga Selasa, 1 April.
Meski begitu, tanggal awal puasa 2025 tersebut masih perkiraan saja karena penetapan awal Ramadhan tergantung pada penampakan hilal (bulan sabit) yang ditetapkan oleh keputusan organisasi keagamaan atau lembaga resmi seperti Kementerian Agama.
Penentuan Awal Puasa Ramadhan
Penentuan awal Ramadhan dilakukan dengan mengamati hilal pada akhir bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Metode penentuan awal bulan ini bisa berbeda-beda antara negara dan organisasi keagamaan Muslim.
Sebagian besar penentuan awal bulan Ramadan dilakukan dengan metode rukyatul hilal (melihat bulan) dan hisab (perhitungan astronomi).
Di Indonesia, penentuan awal Ramadan selalu didasarkan pada keputusan pemerintah melalui Kementerian Agama yang menggelar sidang isbat. Sidang isbat ini melibatkan para ulama, ahli astronomi, serta pihak-pihak terkait untuk menentukan kapan bulan Ramadan dimulai.
Dalam metode rukyat, pengamatan dilakukan saat matahari terbenam pada hari ke-29 bulan Sya’ban. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya adalah hari pertama Ramadhan. Jika hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari, dan Ramadhan dimulai pada hari berikutnya.
Pilihan Editor: Daftar Negara dengan Puasa Terlama dan Tersingkat di Dunia