Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Batik Megamendung dan Wadasan
KOMPAS.com – Batik Cirebon adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan keindahan dan makna. Terkenal dengan motifnya yang beragam dan warna cerah, batik Cirebon selalu memikat banyak orang.
Identik dengan motif Mega mendung, tapi sebenarnya batik Cirebon memiliki banyak motif lain, salah satunya adalah Wadasan.
Namun sering kali, motif Wadasan disalahpahami sebagai Mega mendung, karena bentuknya yang mirip.
Baca juga: Pemakaian Kain Batik Motif Grudo Harus Menghadap ke Atas, Begini Filosofinya
Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara batik Mega mendung dan Wadasan?
Menurut pendiri Griya Peni, Peni Cahyaningtyas, perbedaan utama terletak pada bentuknya.
“Kalau ada Mega mendung tapi ukurannya lebih kecil dan lancip, itu berarti Wadasan,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (25/10/2024).
Artinya, motif Wadasan memiliki bentuk yang mirip dengan Mega mendung, tapi bentuknya lebih kecil, pipih, dan runcing.
Sementara Mega mendung melambangkan awan, Wadasan justru melambangkan batu karang.
“Inspirasi Wadasan adalah batu karang yang ada di Sunyaragi Cirebon, tempat meditasinya Sultan Keraton Cirebon,” ungkap Peni.
Kedua motif batik ini juga memiliki posisi yang berbeda. Mega mendung biasanya ditempatkan secara horizontal, sedangkan Wadasan memiliki posisi vertikal.
“Kalau Mega mendung itu kan awan, bentuknya pasti horizontal. Seperti Mega mendung tapi lebih kurus dan runcing, itu namanya Wadasan; itu lebih ke vertikal,” jelas Peni.
Baca juga: Terungkap, Asal Muasal Motif Megamendung
Selain itu, keduanya juga menyimpan filosofi yang berbeda.
Menurut Peni, motif Mega mendung menggambarkan kebijaksanaan dalam menggunakan semua yang disediakan alam.
“Kalau Mega mendung lebih ke bijaksana dalam memanfaatkan semua sumber daya alam di sekitar kita, seperti air dan hutan,” tuturnya.
Sementara itu, Wadasan bisa dimaknai sebagai simbol kekuatan dan keberanian.
“Kalau Wadasan terinspirasi dari batu karang, bisa kita maknai sebagai kekuatan dan keberanian,” tutup Peni.