Sejarah Ringkas Kaum Yahudi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Riwayat bangsa Yahudi dapat ditelusuri sejak salah satu putra Nabi Ibrahim AS, yakni Ishaq AS. Beliau memiliki keturunan hingga Nabi Ya’kub. Nabi inilah yang bergelar Israil sehingga anak cucunya disebut sebagai Bani Israil. Secara harfiah, israil terdiri atas isra (hamba) dan Il (Tuhan). Israil pun berarti ‘hamba Allah’ atau ‘seseorang yang dekat dengan Tuhannya.’
Nama Yahudi dinisbahkan pada salah seorang putra Nabi Ya’kub yang bernama Yahudza. Di samping lelaki ini, ada 11 orang lainnya yang juga merupakan anak kandung sang Israil. Mereka adalah Nabi Yusuf AS, Benyamin, Ruben, Simeon, Lewi Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, serta Asyer. Dari total 12 putra Ya’kub, muncul 12 suku bangsa Israil.
Bani Israil menerima persekusi dari rezim Firaun selama tinggal di Mesir. Allah SWT kemudian mengutus Nabi Musa di tengah mereka. Saudara Nabi Harun AS itu lalu memimpin keturunan Nabi Ya’kub tersebut keluar dari Mesir menuju negeri yang diberkahi, Yerusalem.
Setelah berhasil melewati Laut Merah, atas izin Allah Ta’ala, mereka pun kian dekat ke tanah yang dijanjikan itu. Akan tetapi, mereka justru enggan merebut Palestina dari tangan bangsa asing yang menguasainya kala itu. Sikap Bani Israil ini diabadikan dalam Alquran, surah al-Maidah ayat 24. Artinya, “Mereka berkata, ‘Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja’.”
Allah kemudian menghukum Bani Israil. Mereka dibiarkan tersesat, berputar-putar tanpa arah di Gurun Sinai selama 40 tahun. Tidak bisa kembali ke Mesir. Tidak pula mampu keluar menuju Yerusalem. Dalam periode itu pula, generasi lama digantikan yang baru. Setelah berbilang dekade, akhirnya Bani Israil bisa keluar dari padang pasir tersebut. Inilah yang terjadi pada masa Yusya bin Nun (Yosua).
Sejak itu, keturunan Ya’kub AS ini dapat mendirikan negeri sendiri di Yerusalem. Periode puncaknya terjadi pada masa Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Wilayah kekuasaannya cukup luas, meliputi daerah sekitar Sungai Nil hingga Sungai Eufrat di timur, serta Suriah di utara. Sesudah wafatnya Nabi Sulaiman, pelbagai peristiwa datang silih berganti. Akhirnya, Kerajaan Yudea menjadi kerajaan terakhir yang didirikan Bani Israil dengan beribu kota di Yerusalem.
Kota itu lantas diserbu Nebukadnezar dari Babilonia. Mulai saat itu, mereka hidup tanpa tanah air. Pada tahun 550 sebelum Masehi, Raja Koresh Agung (Cyrus the Great) mengalahkan Babilonia. Pemimpin dari Persia itu mengizinkan kaum Yahudi menghuni Yerusalem dan memperbaiki bangunan Baitul Makdis.
Kota ini kemudian jatuh ke tangan Romawi. Pada abad pertama Masehi, kaum Yahudi memberontak terhadap imperium tersebut. Kaisar Roma tidak hanya memadamkan perlawanan itu, tetapi juga menghancurkan Baitul Makdis. Sejak itu, orang-orang Yahudi kembali tinggal bercerai-berai. Di antaranya ada yang bermigrasi ke Arab, sehingga terdapat keturunannya yang sempat berjumpa dengan Rasulullah SAW di Madinah.