Innalillahi Artis Marissa Haque Meninggal di Usia 62 Tahun,Istri Ikang Fawzi Sempat Dilarikan ke RS
SRIPOKU.COM – Kabar duka menyelimuti dunia entertaint, artis senior Marissa Haque meninggal dunia di usia 62 tahun pada Rabu dini hari tadi (2/10/2024).
Salah satu pengamat musik Indonesia, Adib Hidayat menuturkan bahwa Marissa Haque meninggal dunia sekira pukul 02.00 WIB.
“Duka cita mendalam atas kepergian dari Marissa Haque, Ibunda dari Chiki dan Bella Fawzi, istri dari Ikang Fawzi,” tulis Adib Hidayat dikutip Sripoku.com di Tribunnews.com dari akun Twitternya, Rabu (2/10/2024).
“Wafat dini hari tadi sekitar pukul 02.00,” terusnya.
Bell Fawzi, putri dari Marissa Haque juga turut menyampaikan kabar duka lewat unggahan di media sosial instagram miliknya.
“Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun telah berpulang ke Rahmatullah Ibunda kami tercinta Ibu @marissahaque,” ucap Bella Fawzi.
“Mohon doanya untuk Ibu saya teman-teman beliau orang baik,” terusnya.
Disebutkan Marissa Haque kini masih berada di RS Premier Bintaro dan jenazah akan dibawa ke rumah duka di kawasan Bintaro, rencananya jenazah akan dimakamkan di Tanah Kusir siang nanti.
Profil Marissa Haque
Marissa sebelumnya dikenal sebagai seorang artis legendaris di era 1980-an.
Dilansir dari Wikipedia, Marissa Grace Haque (lahir 15 Oktober 1962) adalah seorang pemeran dan politikus berkebangsaan Indonesia.
Sulung dari keluarga Haque, ia merupakan kakak dari model dan pemeran Indonesia, Soraya Haque serta pemeran dan pembawa acara televisi Indonesia, Shahnaz Haque.
Memulai karirnya sebagai seorang pemeran film, ia telah membintangi berbagai film layar lebar, di antaranya dalam drama romantis seperti Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).
Aktingnya yang mengesankan di kedua film tersebut membuatnya mendapatkan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia, dan memenangkan satu di antaranya untuk perannya di film Tinggal Landas Buat Kekasih sebagai Aktris Pendukung Terbaik.
Kehidupan pribadi
Marissa lahir di Balikpapan dan menjalani masa kecil berpidah pindah dari TK dan SD di Palembang, Sumatra dan kemudian pindah ke Jakarta serta melanjutkan pendidikan dasarnya di SD Tebet Timur Pagi III.
Marissa kemudian tinggal di Jakarta mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai karyawan PT Pertamina.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta dan menengah atas di SMA Negeri 8, Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Ayah Marissa, Allen Haque, adalah keturunan Pakistan dan Belanda-Prancis.
Kakek dari ayahnya Marissa berasal dari Pakistan dan neneknya berdarah Belanda-Prancis. Sementara ibunya, Mieke Soeharijah binti Cakraningrat, berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Marissa adalah kakak kandung dari Soraya Haque dan Shahnaz Haque.
Marissa menikah dengan Ikang Fawzi pada 3 Juli 1986.
Pertemuan mereka diawali saat berperan sebagai sesama aktor dan aktris pendukung dalam film “Tinggal Landas Buat Kekasih” (1984) yang disutradarai oleh Sophan Sophian.
Pasangan Marissa-Ikang dikaruniai dua orang anak perempuan Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi.
Dari Layar Lebar Sempat Terjuni Politik
Marissa Haque, kakak Soraya Haque dan Shahnaz Haque, memulai karirnya di industri film Indonesia dan telah membintangi berbagai film layar lebar.
Perkenalannya dengan dunia hiburan dimulai saat ia aktif mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan menari dalam sanggar “Swara Mahardika” pimpinan Guruh Soekarnoputera.
Pada tahun 1980 sutradara film M.T. Risyaf menawarkan peran untuk Marissa dalam film Kembang Semusim.
Marissa dikenal masyarakat sebagai bintang iklan sabun Lux, salah satunya adalah iklan pada tahun 1985 saat Marissa memenangkan Piala Citra sebagai Aktris Pembantu Terbaik di film Tinggal Landas Buat Kekasih pada tahun 1984 yang disutradarai oleh Sophan Sophian.
Film yang pernah dibintangi Marissa Haque di antaranya Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).
Aktingnya yang mengesankan di kedua film tersebut membuat Marissa Haque mendapatkan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia.
Marissa Haque memenangkan Piala Citra untuk perannya di film Tinggal Landas Buat Kekasih sebagai Aktris Pendukung Terbaik.
Belum diketahui penyebab meninggalnya Marissa.
Marissa sebelumnya dikenal sebagai seorang artis legendaris di era 1980-an.
Ia juga sempat terjun ke dunia politik dan menjadi anggota DPR.
Karier Politik
– PDIP
Marissa mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR pada tahun 2004 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, yang meliputi Kabupaten Bandung.
Pada bulan Juni 2006, ia menjadi Duta Badak dari WWF Indonesia.
Namun dikarenakan pencalonan dirinya pada pemilihan kepala daerah Banten sebagai calon wakil gubernur Banten, mendampingi Zulkieflimansyah, kandidat gubernur yang diangkat oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Sarikat Indonesia (PSI) pada Agustus 2006, Marissa dikeluarkan dari DPR.
Marissa menyatakan bahwa ia diminta mundur oleh sekretaris jenderal partai, Pramono Anung, dan dipecat oleh Megawati.
Sementara sementara PDIP sendiri mendukung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang kemudian memenangkan pemilu pada periode tersebut.
Pada 30 April 2012, Marissa merevisi pernyataan “dipecat PDIP”, dan menyatakan bahwa keputusannya keluar dari PDIP dikarenakan “sesuatu yang membuatnya tidak nyaman”.
Saat ditanya mengapa dicalonkan PAN untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Bogor, dan bukan Banten, ia mengungkapkan bahwa “trauma, dikarenakan Banten memiliki kejahatan nyata dan sistemik”.
PPP
Setelah karier politiknya di PDIP, Marissa kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan pada 7 Oktober 2007 saat partai ini mengadakan acara Nuzulul Quran di kantor DPP PPP, Jakarta.
Bergabungnya Marissa disertai dengan suaminya, Ikang Fauzi, dan Paula Onky Alexander.
PAN
Pada 4 Oktober 2012, Marissa resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional.
Kepindahannya dari PPP dikarenakan alasan prinsip,[10] sementara Ketua DPP PPP, M Yunus, mengonfirmasi kepindahan Marissa dengan alasan ia tidak ingin berseberangan dengan suaminya yang merupakan kader PAN dan PPP tidak bisa melarang anggotanya yang ingin pindah.
Marissa menolak label “kutu loncat” untuk kepindahan partai yang berbeda untuk ketiga kalinya, dan lebih merujuk pada “dirayu” oleh Hatta Rajasa.
Pendidikan
Marissa adalah alumnnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti dalam bidang hukum perdata.
Ia kemudian menamatkan studi S2 dalam bidang bahasa anak tuna rungu di Universitas Katolik Atma Jaya.
Ia juga lulus sebagai magister administrasi bisnis (MBA) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Marissa mendapat gelar doktor pada Februari 2012 dari Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor.