Informasi Terpercaya Masa Kini

Perbedaan Utama Kekuatan Militer Hizbullah dengan Hamas

0 2

HAMPIR setahun setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, yang memicu perang di Jalur Gaza dan hingga kini belum ada tanda-tanda akan mereda, sebuah kelompok perlawanan lain, yaitu Hizbullah, membawa Israel ke front perang baru di perbatasan dengan Lebanon, di utara Israel.

Kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, dan Israel mulai saling menembakkan roket, artileri, rudal, serta meluncurkan drone sehari setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Hizbullah solider dengan Hamas karena itu mereka meluncurkan roket ke Israel. Hizbullah dan Hamas sama-sama anggota Poros Perlawanan. Iran menjadi pemimpin poros itu.

Baca juga: Apa Saja Persenjataan Hizbullah dalam Menghapi Israel?

Hizbullah dan Israel punya sejarah konflik yang panjang. Hizbullah dibentuk tahun 1982 sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon. Tahun 2006, Hizbullah dan Israel terlibat perang selama 34 hari.

Dalam seminggu terakhir, bentrokan antara Hizbullah dan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon makin intens.  Pada Selasa (17/9/2024), ribuan pager yang dipakai anggota Hizbullah meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon. Sehari setelahnya, ratusan walkie talkie yang dipakai Hizbullah juga meledak.

Dua peristiwa itu, yang dituduh Hizbullah dan Lebanon dilakukan Israel, menewaskan pulahan orang dan melukai ribuan orang lainnya. Para korban tidak hanya anggota Hizbullah. Senin awal pekan ini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon selatan. Korban tewas dalam sehari  itu hampir 600 orang.

Rangkain serangan Israel itu serta serangan balasan Hizbullah menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik yang semula bermula di Gaza akan segara meluas dan menjadi konflik regional.

Hamas dan Hizbullah ahli dalam peperangan asimetris. Kekuatan militer dua kelompok itu dibanding Israel sangat tidak imbang. Hamas dan Hizbullah didukung Iran dan menganggap Israel sebagai musuh utama mereka.

Hamas lebih banyak beroperasi di Gaza. Hizbullah telah bertransformasi diri selama bertahun-tahun, di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah, menjadi partai politik yang berpengaruh di Lebanon dan kekuatan yang diperhitungkan di kawasan.

Seperti apa gambaran kemampuan militer kedua kelompok itu?

Hamas Menggunakan Taktik Gerilya

Hamas, yang didirikan tahun 1987 sebagai cabang Ikhwanul Muslimin, beroperasi terutama di Jalur Gaza. Sayap militernya, Brigade al-Qassam, telah mengembangkan jaringan terowongan yang rumit di bawah Gaza yang digunakan untuk perang gerilya. Jaringan terowongan itu menyulitkan pasukan Israel untuk mendeteksi mereka.

 

Hamas terkenal dengan kemampuannya membuat roket, mortir, bahan peledak, peluru kendali anti-tank, dan rudal anti-pesawat portabel yang diluncurkan dari baru (man-portable air defense systems/MANPADS) rakitan. Menurut Newsweek, kelompok itu cenderung fokus pada kuantitas dibandingkan kualitas, mereka memindahkan persenjataannya melalui jaringan terowongan yang luas untuk menghindari deteksi Israel.

Berdasarkan data Newsweek, Hamas memiliki berbagai jenis roket, termasuk M-75, R-160, dan J-80, yang mampu menjangkau hingga sejauh 80 km. Roket-roket itu, bersama dengan roket jarak jauh yang bersumber dari Iran dan Suriah, sangat penting untuk kemampuan ofensif mereka. Perkiraan persediaan roket mereka sangat bervariasi. Pihak Israel memperkirakan antara 5.000 hingga 20.000 unit.

Baca juga: Beda Taktik Israel Saat Lawan Hamas dan Hizbullah

Beberapa laporan menunjukkan bahwa Hamas juga memiliki rudal anti-tank, termasuk rudal Kornet buatan Rusia dan rudal Bolsai buatan Korea Utara, yang bisa menimbulkan ancaman bagi pasukan darat Israel.

Hamas baru-baru ini memperkenalkan drone bunuh diri yang meniru model Ababil-2 Iran untuk misi penyerangan dan kamikaze.

Terkait senjata-senjata ringan, Hamas menggunakan senapan serbu, senapan mesin, dan granat buatan China dan Rusia. Persenjataan mereka mencakup varian AK-47, senapan sniper, granat berpeluncur roket, dan senapan mesin berat.

Hamas telah kehilangan sebagian besar kekuatan tempurnya dalam perang di Gaza. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Hamas memiliki sekitar 30.000 pejuang sebelum 7 Oktober 2023. Pihak Israel mengklaim telah membunuh sekitar 12.000 anggota Hamas sejak saat itu.

Hizbullah Punya Kemampuan Militer Mumpuni

Hizbullah, yang didirikan tahun 1982 dan berpusat di Lebanon, memiliki kemampuan militer yang jauh lebih maju dibandingkan Hamas. Dengan dana dan pasokan yang besar dari Iran, persenjataan Hizbullah mencakup roket, rudal jelajah, drone, rudal anti pesawat dan anti-kapal.

Hizbullah mampu menyerang seluruh wilayah Israel. Kelompok itu memiliki rudal dengan jangkauan hingga 500 kilometer (km).

Israel yakin Hizbullah punya sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk rudal Fateh-110 dan Zelzal-2 buatan Iran, yang mampu menyerang jauh ke dalam wilayah Israel dengan presisi tinggi. Persenjataan berat dan canggih itu berpotensi membuat sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, kewalahan jika terjadi perang habis-habisan.

Menurut CNN, untuk jenis roket Hizbullah punya banyak “Katyusa” 107-122 mm, yang merupakan modifikasi dari Katyusa buatan Uni Soviet. Hizbullah mendapatkan roket-roket itu dari Iran dan Suriah. Selain “Katyusa”, ada roket Falaq-1 yang memiliki jangkauan 10-11 km, Fajr-5 dengan jangkaun 75 km, dan Khaibar-1 berjangkauan 100 km. Semuanya buatan Iran.

Masih menurut data CNN, Hizbullah juga punya rudal Scud-B/C/D (dengan jangkauan 300 – 500 km). Scub diperoleh Hizbullah dari Suriah. Koleksi rudal lain adalah Shahin-1, buatan Pakistan, yang memiliki jangkauan 13 km.

Hizbullah juga banyak menggunakan drone, seperti Shahed 136, untuk operasi pengintaian dan ofensif, sehingga meningkatkan kemampuan Hizbullah untuk mengumpulkan data intelijen dan melakukan serangan yang ditargetkan.

 

Persenjataan Hizbullah juga mencakup rudal anti-kapal yaitu Yakhont buatan Rusia dan rudal Silkworm buatan China, yang masing-masing memiliki jangkauan sekitar 300 km.

Meskipun superioritas udara Israel masih belum tertandingi, pertahanan anti-pesawat Hizbullah telah mengalami peningkatan berarti. Untuk pertahanan udara Hizbullah punya sistem pertahanan udara portable, antara lain jenis SA-16/18 (0,5 km), SA-7 (3,4 km), Misagh (5-6 km). Selain itu ada rudal darat ke udara, yaitu SA-14 (4,5 km), SA-8 (10 km), dan SA-17 (50 km).

Dengan lebih dari 100.000 pejuang seperti yang diklaim Nasrallah, Hizbullah memiliki kekuatan tempur yang jauh lebih besar daripada Hamas. Seperti Hamas, kelompok itu juga mengembangkan jaringan terowongan yang luas di Lebanon selatan. Jaringan terowongan itu memberikan keuntungan strategis dan perlindungan jika ada serangan udara Israel.

Strategi militer Hizbullah mencakup penggunaan amunisi berpemandu presisi dan rudal berdaya ledak tinggi yang menjadi ancaman besar bagi target spesifik. Persenjataan itu jauh melebihi roket dan mortir sederhana yang ditembakan Hamas ke Israel.

Kemampuan Hezbullah untuk menghadapi perang skala besar, ditambah persenjataannya yang sudah cukup canggih, akan menghadirkan tantangan berat bagi sistem pertahanan Israel jika konflik antara keduanya terus berlanjut.

Leave a comment