Informasi Terpercaya Masa Kini

Air Kemasan Raudhah, Bisnis Penyokong Ekonomi Pesantren Ar Raudlatul Hasanah

0 10

Bisnis.com, MEDAN – Ekosistem pesantren menjadi salah satu sasaran pemerintah untuk mendorong perluasan akses keuangan. Hal ini tak terlepas dari besarnya potensi ekonomi dalam lingkungan pesantren yang dinilai mampu mendukung upaya tersebut.

Ar-Raudlatul Hasanah, misalnya. Pesantren yang terletak di Medan Tuntungan, Sumatra Utara ini telah memiliki beragam jenis usaha baik di dalam maupun di luar pesantren. Salah satunya, Air minum kemasan “Raudhah”.

Manager UPT Pengembangan Usaha Luar Pesantren Ponpes Ar Raudlatul Hasanah Badruzzaman Sembiring mengatakan, usaha air minum kemasan tersebut tadinya hanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan warga pesantren yang jumlahnya mencapai 4.000 orang.

Baca Juga : Jelajah UMKM: Ekonomi Pesantren, Menggantang Asa dari Bisnis Air Mineral Kemasan dan Bakery

Namun kini, Ponpes sudah bisa mengkomersilkan air yang berasal dari sumur di dalam pesantren ini.

“Sejak Januari 2024 kami sudah diperbolehkan menjual ke luar pesantren karena semua izin dan persyaratan edar telah terbit,” kata Badruzzaman beberapa waktu lalu.

Baca Juga : : Jelajah UMKM: Ponpes Jabal Nur Jadi Pesantren Mandiri Berkat Berbagai Lini Usaha Ini

Dikatakan Badruzzaman, dalam sehari mesin produksi air mereka baru mampu menghasilkan rata-rata 7.500 cup air kemasan gelas atau setara 150 kardus berisi masing-masing 48 cup. 

Di samping itu, air Raudhah juga memiliki kemasan botol ukuran 600 ml serta kemasan galon. Baddruzzaman menyebut, rata-rata produksi kemasan botol juga terbilang masih sedikit, yakni sekitar 1.200 botol per hari lantaran pengemasan masih dilakukan secara manual.

Baca Juga : : Jelajah UMKM: Dari Usaha AMDK, Wujudkan Ponpes Teknologi Riau Jadi Pesantren Mandiri

Kendati produksi masih terbatas, dia meyakini usaha air minum Raudhah akan menjadi sumber ekonomi baru bagi pesantren. Hal ini tak terlepas dari besarnya komunitas Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah yang telah terbentuk puluhan tahun.

Baddruzzaman mengatakan, penjualan air minum mereka terbantu oleh alumni pesantren yang berjumlah ribuan. Rata-rata penjualan air kemasan Raudhah fluktuatif, sekitar 100 kardus per hari.

“Baru-baru ini kami juga sudah mengirim satu truk air Raudhah ke Kutacane [Aceh],” ujarnya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (KPw BI Sumut) disebut Baddruzzaman berperan dalam pengembangan usaha pesantren Ar Raudlatul Hasanah. 

Dia mengatakan, pada tahun 2019 KPw BI Sumut membantu pengadaan seperangkat mesin yang mengolah air dari sumur di samping masjid pesantren menjadi air kemasan siap minum. Ar Raudlatul Hasanah juga diberi bantuan berupa cup sealer serta oven untuk usaha bakery yang dimiliki pesantren.

“Kami dulu difasilitasi untuk mengikuti pelatihan pembuatan bakery langsung dari ahlinya,” kata Badruzzaman.

Badruzzaman menuturkan, kemitraan dengan KPw BI Sumut telah mendorong pesantren memiliki konsep pengelolaan usaha yang lebih profesional.

Tak hanya mampu menghasilkan produk berupa barang, pembinaan BI juga menyokong peningkatan daya saing produk bikinan pesantren melalui serangkaian pelatihan yang difasilitasinya.

Melihat prospek pasar air minum kemasan yang cukup baik, Ponpes Ar Raudlatul Hasanah berencana akan menambah lagi kapasitas produksinya. Rumah produksi yang ada saat ini juga direncanakan akan diperbesar.

Dia mengatakan, setelah di upgrade nanti peningkatan produksi Raudhah diproyeksikan mencapai tiga kali lipat, atau melonjak menjadi 500 kardus per hari.

“Kami saat ini tengah mendorong manajemen untuk meningkatkan usaha ini,” pungkasnya. (K68)

Leave a comment