Mantan Wakil Gubernur Bengkulu Ustadz Muhammad Syamlan Desak Imam Masjid Istiqlal Mundur
TRIBUNBENGKULU.COM – Mantan Wakil Gubernur Bengkulu KH Muhammad Syamlan Lc mendesak Nasaruddin Umar untuk mundur sebagai imam besar masjid Istiqlal.
Desakan tersebut diketahui dari video KH Muhammad Syamlan Lc yang saat ini beredar di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
“Iya benar, kita menuntut agar pak Nasaruddin Umar mundur sebagai Imam besar masjid Istiqlal,” kata Ustadz Syamlan.
“Atau dimundurkan atau diberhentikan oleh pihak yang berwenang.”
Menurut Ustadz Syamlan, Nasaruddin Umar sudat tidak layat menjadi imam masjid, apalagi imam masjid terbesar di Indonesia.
“Bagaimana bisa memberikan mimbar kepada Paus, untuk seakan-akan memberikan tabligh akbar di Masjid terbesar di Indonesia,” kata Ustadz Syamlan.
“Andaikan Paus sekadar datang ke masjid Istiqlal untuk melihat-lihat kemegahan masjid Istiqlal, mungkin bisa dimaklumi.”
“Tapi ketika seakan-akan, tabligh akbar, diberikan mimbar yang sedemikian sangat besar, disambut dengan bacaan suci Al Quran.”
“Kemudian ditambah juga dengan pembacaan ayat-ayat yang ada di Injil. Maka ini adalah sebuah pelecehan.”
Ustadz Syamlan menilai, upaya yang dilakukan Nasaruddin Umar merupakan bentuk pelecehan terhadap masjid.
“Andaikan Paus ceramah di tempat lain yang bukan masjid, maka itu bisa dimaklumi,” ujar Ustadz Syamlan.
“Oleh karena itu, kita menuntut agar beliau (Nasaruddin Umar) ini mundur dari imam masjid Istiqlal.”
Paus Tidak Masuk ke dalam Masjid Istiqlal
Sementara itu, berdasarkan data terhimpun, Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus tidak jadi masuk ke dalam Masjid Istiqlal.
Memang benar bahwa imam besar masjid Istiqlal, Nasaruddin umar bertemu dan berdialog dengan Paus Fransiskus pada Kamis, 5 September 2024.
Namun demikian, Paus Fransiskus hanya berdialog dan tidak jadi masuk ke masjid, apalagi hingga memberikan ceramah di masjid Istiqlal.
Agenda Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal adalah untuk bertemu sejumlah tokoh lintas agama dan berkunjung ke Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Jakarta.
Selain itu, Paus juga menandatangani Deklarasi Istiqlal tentang Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia sekaligus Mantan Presiden RI, Jusuf Kalla menjelaskan alasan Pemimpin Takhta Suci (Vatikan) itu tidak masuk ke dalam Masjid Istiqlal.
Menurut dia, hal tersebut berhubungan dengan keyakinan. Hal itu merujuk pada rasa saling menghormati keyakinan agama masing-masing.
“Kita bicara keyakinan” ucap politikus yang akrab disapa JK itu, berdasarkan video yang beredar di media sosial, dikutip TribunBengkulu.com pada Selasa, 10 September 2024.
Dalam pertemuan tokoh-tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024), Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meneken Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 yang meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan.
Sri Paus membubuhkan tanda tangan bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, setelah isi deklarasi dibacakan.
Sejumlah tokoh lintas iman turut meneken deklarasi tersebut sebagai representasi agama dan kepercayaan yang dianut.
Mereka yakni Engkus Kuswara mewakili penghayat kepercayaan, Budi Tanuwibowo (Konghucu), Bhante Dhammasubo (Buddha, Walubi), Philip Wijaya (Buddha, Permabudhi), Abdul Mu’ti (Islam, Muhammadiyah), Yahya Cholil Staquf (Islam, Nahdlatul Ulama), Wisnu Bawa Tenaya (Hindu), dan Reverendus Jacky Manuputty (Kristen).
Adapun Deklarasi Bersama Istiqlal ini dilatari oleh dua krisis serius global.
Pertama, fenomena dehumanisasi dengan meluasnya kekerasan dan konflik berdarah yang justru kerap memperalat agama.
Kedua, eksploitasi yang semakin masif terhadap lingkungan hidup dan mengakibatkan krisis iklim.
Tak hanya menandatangani Deklarasi Bersama Istiqlal, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar juga mengunjungi Terowongan Silaturahmi.
Saat itu, Nasaruddin meminta Paus Fransiskus menjadi saksi dari fungsi terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
“Kami mohon yang mulia menjadi saksi fungsi terowongan ini,” kata Nasaruddin di Masjid Istiqlal yang disiarkan Kompas TV, Kamis (5/9/2024).
Dalam lawatan tersebut, Sri Paus juga turut menandatangani prasasti terowongan tersebut. Nasaruddin berharap Terowongan Silaturahmi ini dapat menjembatani persahabatan umat beragama untuk kemanusiaan.
Paus Fransiskus pun memuji dan mengapresiasi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja KatedraI.
Terowongan ini, kata dia, bisa menjadi ruang dialog antar umat beragama.
Hal ini berbeda dari kesan terowongan sebagai lorong yang gelap.
“Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda memiliki sebuah tugas untuk dilakukan, (yakni) membantu semua orang untuk melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang,” ujar Paus asal Argentina itu.
“Dengan demikian, di akhir perjalanan, kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita seorang saudara, seorang saudari, yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan dan saling mendukung satu sama lain,” lanjut dia. (**)