Curhat Kristin ke Paus: Saya Dipojokkan dan Dibully oleh Suatu Kelompok
Kristin, seorang anak perempuan, curhat ke Paus Fransiskus soal perundungan (bullying) yang diterimanya. Ia sempat sedikit terisak.
“Kita semua memiliki banyak masalah. Mungkin beberapa dari kita mengalami diskriminasi, perbedaan ras dan agama. Hal ini membuat mereka membutuhkan perlindungan,” kata Kristin di Grha Pemuda, Jakarta Pusat, Rabu (4/9).
“Saya sendiri pernah mengalami. Saya dijauhi dipojokkan oleh suatu kelompok. Saat itu saya merasa banyak di luar sana yang mengalami nasib seperti saya,” tuturnya.
Kristin merupakan salah satu penerima beasiswa dari Scholas. Scholas adalah organisasi Hukum Kepausan nirlaba internasional, yang didirikan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2013.
Melalui berbagai program, Scholas berupaya mentransformasikan pendidikan dan mendorong inklusi sosial.
Ia merasa saat itu sangat terpukul. Kristin merupakan seorang siswa yang bersekolah
“Di saat itu saya merasa di titik paling rendah, saya sedih kecewa. Saya merasa pada saat itu dunia sedang tidak berpihak pada saya,” katanya.
“Namun itu semua berubah, itu momen buruk. Saya sekarang melihat dunia dengan cara berbeda,” imbuh dia.
Kata dia, perbedaan menimbulkan perpecahan konflik seringkali berujung kehancuran.
“Ketika kita bicara persatuan tapi kekerasan terhadap agama berlangsung terutama pembakaran rumah ibadah,” tutup dia.