Informasi Terpercaya Masa Kini

Pengalaman Pribadi Atasi Kegemukan agar Perut Tak Buncit Banget

0 14

Memiliki postur badan yang ideal merupakan salah satu dambaan banyak orang. Namun, hal itu tak mudah. Alih-alih ingin bertubuh ideal, lantaran gaya hidup yang tidak sehat tak sedikit justru yang terjadi kebalikannya.

Tinggi saya 160 cm, dengan berat badan sekarang sedang tidak ideal. Penyebabnya, konon badan saya ini tergolong tipe skinny fat.

Saya merasa pola makan sudah normal, tapi kadang perut masih tampak buncit. Hal ini sangat terlihat jelas dengan adanya tumpukan lemak di bagian kulit perut dan dirasakan ketika perut dicubit.

Lalu, mengapa saya merasa sudah makan sedikit tapi badan gemuk dan perut tetap saja buncit?

Ternyata bisa jadi makanan yang dipilih tidak tepat untuk kebutuhan badan atau mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan sesuai usia saya.

Ini artinya makanan yang kita konsumsi tidak cukup mengandung kalori baik, tetapi harus sesuai kebutuhan. Sekurangnya, kalori yang diterima tubuh sama besar dengan kalori yang dikeluarkan.

Nah, kondisi perut buncit yang saya rasakan kerap terlihat sejak umur diatas 40 tahun. Saat makan sedikit atau banyak, minum sedikit banyak langsung perut melar alias buncit. Hadeh, sedih rasanya!

Tak hanya itu, perlahan tapi pasti baju yang saya pakai mulai sempit. Ukuran baju pun semakin bertambah. Mulai dari ukuran M ke L. Bahkan sekarang sudah berukuran XL.

Begitupun celana sudah terasa sempit lantaran ukuran pinggang yang semakin melebar. Masih beruntung, lingkaran pinggang saya masih dibawah 100 cm. Karena angka 100 centimeter adalah batas maksimal ukuran normal pinggang orang dewasa.

Kemudian, bagaimana saya mengatasinya biar ga buncit banget?

Diusia saya sekarang yang berkepala lima, konon katanya sedikit sekali orang yang bisa mempertahankan tubuh idealnya. Namun, setidaknya tetap berusaha agar tak tampak kegemukan atau tidak terlalu buncit.

Nah, dari pengalaman saya ini hal-hal yang biasa saya lakukan biar ga buncit banget.

1. Mengusahakan makan secara teratur

Setiap hari sebelum jam 06.00 pagi saya dan keluarga makan pagi selalu bersama anak-anak lantaran kebiasaan dimasakin sarapan sama istri.

Saya malahan jadi ga bisa fokus di kantor kalau belum sarapan. Jadi, kalau tidak sarapan di rumah terpaksa sarapan di kantor.

Hanya saja, ya namanya breakfast, makannya moderate dan ringan because, ya jam 12.00 juga bakal makan lagi di kantor. Oh, ya, kantor saya menghindari ngemil dan kopi-kopian hits. Yap kandungan garam dan gulanya banyak banget so gampang gemuk konsumsi begituan. Kalau tidak bener-bener pengen atau ngantuk banget ga bakal ngemil. Syukurnya, saya biasa minum kopi hitam tanpa pemanis gula.

Setiap hari saya dan keluarga juga makan malam selalu bersama anak-anak setelah shalat Magrib. Makan malam di rumah terasa lebih lengkap, lantaran selalu tersedia masakan sayuran dan buah-buahan di atas meja makan.

Pola makan tersebut menurut saya sudah baik dan hemat pula. Cuma ya itu, terkadang kami juga tergoda untuk ngemil, bahkan kerap istri membeli jajanan kue sepulang dari kantor.

2. Berusaha melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara setiap hari

Saya pulang kerja jam 16.00 dan hari kerja Senin hingga hari Jumat. Saya setiap hari selalu menyempatkan diri untuk jalan-jalan pagi sebelum sarapan dan kadang bersepeda pagi atau sore keliling kampung.

Termasuk terlalu rajin beres-beres rumah sekedar mencari kesibukan agar ada aktivitas fisik di rumah setiap hari.

Seminggu sekali, biasanya hari minggu pagi, saya dan keluarga ke Alun-alun terdekat di Kota Pandeglang. Disana ada car free day bisa 1–2 jam mengikuti senam aerobik atau sekedar jalan-jalan tergantung mood dan tingkat kelelahan.

Sabtu biasanya saya bersepeda sama anak-anak ketika tidak ada ekstra kulikuler di sekolah, cuma istri jarang jarang ikut sih karena hari Sabtu harus tetap kerja.

3. Tidur berkualitas dan tidak terlalu larut malam`

Tidur malam itu cenderung bikin kalo ga tangan gatel ngemil ya makan indomie jam 00.00 malem. Dulu waktu belum 40 tahun saya bisa tidur diatas jam 01.00 pagi, karena terakhir makan malam jam 19.00 ya alhasil jam 00.00 gitu biasanya laper.

Sekarang saya tidur rutin sebelum jam 12.00, kecuali malam Sabtu dan malam Minggu.

Sekarang juga sudah jarang sekali ngemil malam apalagi makan indomie malam. Walaupun begitu jika malam Sabtu dan malam Minggu kadang tak tahan juga.

Tapi, saya merasakan intinya tidur yang baik itu berkualitas dan nyenyak. Sehingga ketika bangun tidur tubuh terasa bugar dan nyaman untuk kembali beraktifvitas.

4. Mengelola stress dengan menikmati hidup apa adanya

Suatu ketika saya mengeluhkan perihal berat badan saya yang cenderung cepat naik kepada seorang kawan yang seumuran, tapi dia tetap langsing.

Padahal, menurut versi normal, saya telah melakukan semua hal sebagai persyaratan untuk memiliki tubuh ideal dan tidak terlihat kegemukan seperti sekarang ini.

Dengan enteng teman saya mengatakan, “Itu karena kamu stress dan kurang bersyukur,” katanya.

Mendengar itu saya tersadar perlunya mengelola stress dan menjalani hidup apa adanya dan lebih bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada saya dan keluarga.

Katanya, dalam hidup stress tak bisa dihindari, yang penting kita harus pandai mengelolanya dengan baik agar tak berkelanjutan.

Hal itu mengingat salah satu gejala dari seseorang sedang stres adalah nafsu makan berlebih atau berbeda dari nafsu makan yang biasanya yang memicu kegemukan.

Menurutnya, kebanyakan orang tanpa sadar menjadikan kebiasaan makan berlebih sebagai respons psikologis terhadap stres. Akibatnya, berat badan meningkat drastis dan jika tidak dikendalikan mengakibatkan perut semakin buncit.

Jadi, oooh… ternyata inilah alasannya saya tetap terlihat buncit! Semoga bermanfaat!

Salam Literasi

Ade Setiawan, 22.02.2024

Leave a comment