Berdasarkan Hadist dan Al Quran, Ini Keutamaan Hari Jumat
Bisnis.com, JAKARTA – Hari Jumat merupakan hari yang istimewa khususnya dalam ajaran Islam. Kata jumat diambil dari bahasa Arab yaitu “jum’ah” yang memiliki arti “berkumpul”.
Hari Jumat juga diyakini sebagai hari yang sakral dan bersejarah karena dalam peradaban manusia dipercaya bahwa awal mula adanya manusia di Bumi ini terjadi pada hari Jumat.
Hari Jumat dianggap sebagai hari raya bagi umat Islam atau istilah lain juga disebut sayyidul ayyam (penghulunya hari), bahkan di Arab Saudi ditetapkan sebagai hari libur.
Baca Juga : Lengkap, ini Keutamaan dan Bacaan Dzikir yang Bisa Dibaca Hari Jumat
Banyak keutamaan yang ada di hari Jumat. Selain penuh berkah, hari Jumat juga dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa.
Mengutip dari dalil yang diriwayatkan Abu Dawud, disebutkan jika di hari Jumat selama 12 jam ada satu waktu apabila seorang muslim berdoa, maka akan Allah berikan. Adapun waktunya disebut ada di penghujung hari setelah waktu Ashar.
Baca Juga : : Bacaan Doa Qunut Subuh Pendek Arab, Latin, dan Artinya
Dalam ajaran Islam pun dipercaya bahwa hari akhir atau hari Kiamat nanti terjadi pada hari Jumat. Allah SWT menciptakan manusia pertama yaitu Nabi Adam AS pada hari Jumat.
Berdasarkan hadits riwayat sahabat Salman RA, bapak umat manusia yaitu Nabi Adam AS diciptakan pada hari Jumat.
Baca Juga : : Doa Iftitah Pendek dan Panjang, Arab serta Latin dengan Artinya
Pada hari Jumat juga, umat Muslim terutama laki-laki diwajibkan menjalankan ibadah Sholat Jumat. Ayat keutamaan hari Jumat yang telah difirmankan oleh Allah SWT tertulis dalam Surat Al Jumuah ayat 9: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10)}
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa umat Islam harus menunaikan ibadah salat Jumat dan meninggalkan aktivitas-nya sejenak untuk beribadah kepada Allah SWT. Perintah ini lebih ditujukan bagi para pria agar meluangkan waktu untuk shalat Jumat di tengah kesibukannya.
Tidak hanya melalui surat yang tertera di Al-Quran, kewajiban ibadah Sholat Jumat juga tertuang di dalam hadist yaitu, hadits riwayat Abul Ja’di ad-Dhamri. Rasulullah SAW bersabda:
من ترك ثلاث جمع تهاونا بها طبع الله على قلبه (رواه أحمد والحاكم. حسن)
Artinya: Siapa pun yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali karena meremehkannya, maka Allah Taâlâ akan mengecap (menutup) hatinya (sehingga tak mampu menerima hidayah). (HR Ahmad dan Al-Hakim. Hadits hasan).
Ada pula hadits riwayat Jabir bin Abdillah RA, bahwa Nabi SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَعَلَيْهِ الْجُمُعَةُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ عَلَى مَرِيضٍ، أَوْ مُسَافِرٍ، أَوْ صَبِىٍّ، أَوْ مَمْلُوكٍ وَمَنِ اسْتَغْنَى عَنْهَا بِلَهْوٍ أَوْ تِجَارَةٍ اسْتَغْنَى اللهُ عَنْهُ، وَاللهُ غِنَىٌّ حُمَيْدٌ. (رواه البيهقي)
Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ia wajib shalat Jumat pada hari Jumat, kecuali bagi orang sakit, musafir, anak kecil, atau budak. Barang siapa yang mengacuhkan shalat Jumat karena lalai atau sibuk urusan perniagaan, maka Allah tak akan memperhatikannya, Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (HR Al-Baihaqi)
Karena ketegasan syariat yang memerintahkan shalat Jumat, Syekh Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’în mengatakan: Wa shalâtuha afdhalu al-shalawât (shalat Jumat adalah shalat yang paling utama di antara shalat lain). (Lihat: Zainuddin bin Abdil Aziz al-Malibari, Fathul Mu’în pada Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, [Indonesia, Al-Haramain], juz II, halaman: 52).
Demikian halnya hari Jumat, ia termasuk hari paling mulia dibandingkan hari lainnya dalam sepekan. Abu Hurairah RA meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW sebagai berikut:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ. (رواه أحمد)
Artinya: Hari terbaik di mana matahari terbit di hari itu adalah hari Jumat, pada hari itulah Nabi Adam AS diciptakan, hari itu ia dimasukkan ke surga dan dikeluarkan dari sana, dan hari Jumat adalah hari tibanya kiamat. (HR Ahmad)
Dalam ajaran Islam, hari akhir atau Hari Kiamat juga dipastikan terjadi pada hari Jumat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassakam bersabda: “Pada hari itu (Jumat) Kiamat akan terjadi dan tak ada binatang melata satu pun kecuali mereka menunggu pada hari Jumat sejak shubuh sampai terbit matahari karena takut akan datangnya hari Kiamat kecuali jin dan manusia”. (HR. Abu Daud).
Hari Jumat, dengan segala keutamaan dan sejarah yang mengiringinya, memang menjadi hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. Sebagai hari yang sarat dengan makna spiritual, hari Jumat mengingatkan umat Islam untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ibadah yang dianjurkan, seperti shalat Jumat, memperbanyak doa, dan meningkatkan amal kebaikan.
Keistimewaan hari Jumat tidak hanya tercermin dalam ajaran yang tertulis di Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga dalam peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada hari tersebut, seperti penciptaan Nabi Adam AS, penurunan beliau ke bumi hingga terjadinya hari Kiamat.
Dengan menjadikan hari Jumat sebagai momen untuk memperkuat iman dan ketakwaan, umat Islam diharapkan dapat meraih keberkahan dan kemuliaan di dunia maupun di akhirat.