Informasi Terpercaya Masa Kini

BMKG Wilayah III Tegaskan Potensi Ancaman Gempa Megathrust,Tapi Warga Tidak Perlu Panik Berlebihan

0 5

TRIBUN-BALI.COM – Potensi gempa bumi megathrust bukan isapan jempol semata, BMKG Wilayah III pun buka suara. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III mengeluarkan rilisnya, ihwal bahaya ancaman gempa megathrust ini. 

Namun BMKG mengingatkan, bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Tapi tidak juga menyepelekan informasi terkait gempa megathrust ini. 

Imbauan pada masyarakat, untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa. Seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai.

Jika merasakan gempa bumi kuat dengan durasi yang lama, segera keluar rumah dan menjauhi pantai. Informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini, bukanlah prediksi atau peringatan dini.

Sehingga diharapkan tidak dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat. BMKG selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Baca juga: WASPADA Gempa Megathrust Kekuatan 9 SR, Pemprov Bali Sebut Semua Daerah Berpotensi Tsunami

Baca juga: WNA Australia Telantar di Buleleng Ternyata Overstay 71 Hari, Pihak Keluarga Angkat Tangan 

BMKG Wilayah III merilis beberapa daerah, dengan potensi gempa bumi megathrust ini. Serta menjelaskan sejarah gempa bumi besar di Selat Sunda dan Mentawai. 

Sejarah mencatat, bahwa gempa bumi besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada tahun 1757 (usia seismic gap 267 tahun), dan gempa bumi besar terakhir Mentawai-Siberut terjadi pada tahun 1797 (usia seismic gap 227 tahun).

Artinya kedua seismic gap tersebut, perioditasnya sudah lama. Para ahli menduga, bahwa zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut merupakan zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Seismic gap ini harus diwaspadai, karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Potensi gempa bumi pada megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukan hal baru, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi gempa bumi dan tsunami Aceh 2004. 

Kemudian terkait statement BMKG, yang menyebutkan gempa bumi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut ‘Tinggal

Menunggu Waktu’ yang telah disampaikan sebelumnya.

Dijelaskan bahwa hal itu dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa bumi besar, namun bukan berarti akan segera terjadi gempa bumi dalam waktu dekat. 

Dikatakan “tinggal menunggu waktu” disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa bumi di sekitarnya sudah rilis gempa bumi besar, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi.

Sampai dengan saat ini belum ada ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat (kapan, dimana dan berapa kekuatannya), sehingga tidak dapat diketahui kapan gempa bumi akan terjadi, sekalipun tahu potensinya.

Sementara untuk Bali, berdasarkan pengamatan kegempaan di Selatan Bali, secara umum relatif aman dengan

didominasi gempa bumi magnitudo 3 – 4. 

 

Pj Gubernur Bali Komen Ihwal Isu Gempa Bumi Megathrust 

Ancaman potensi gempa megathrust dengan kekuatan mencapai 9,0 magnitudo di Bali dikhawatirkan membuat wisatawan takut berkunjung ke Bali. Diwawancara mengenai hal tersebut, Pj Gubernur Bali, Sang Mahendra Jaya mengatakan tenang saja. Semoga gempa tersebut tidak terjadi di Bali.

“Yang jelas semoga tidak terjadi deh itu saja. Tenang saja tidak terjadi kok. Kita percaya dan siap,” kata Mahendra Jaya ditemui di Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin (19/8).

Menurutnya, masyarakat agar berpikiran positif agar musibah bencana gempa tersebut tak terjadi di Bali. “Semoga tidak terjadi. Kita yakin tidak terjadi. Jadi kita harus pikiran itu positif, pasti semesta akan menuntun ke arah positif. Kita bilang tidak terjadi, ya tidak terjadi,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan, mengenai gempa megathrust secara ilmiah di dalam peta gempa memang Bali ini dalam jalur megathrust. Jalur gempa megathrust sendiri dimulai dari Aceh, selatan Sumatra, selatan Jawa, selatan Bali, selatan NTB dan NTT belok ke utara.

“Dari peta memang jalurnya besar. Itu sebabnya maka daerah yang dilalui megathrust harus membuat early warning, tsunami early warning. Itu sebabnya kenapa di Kuta, Nusa Dua, dan Serangan serta berapa daerah yang lain sudah kami buatkan sirine tsunami. Itu adalah early warning system. Kenapa di sana? Karena sudah tahu di sana jalur megathrust,” ucap Dewa Indra.

Dia mengatakan, jika peringatan dini tidak diikuti respons dengan baik maka akan percuma membuat peringatan dini. Kapasitas respons pun telah dibangun pada jalur Pantai Selatan Pulau Bali yang telah dijadikan tempat evakuasi dan melatih hotel-hotel untuk sertifikasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Simulasi saat bencana gempa terjadi masih terus dilakukan. Sehingga ketika ada gempa yang berkekuatan besar berpotensi tsunami, early warning system segera memberikan peringatan. Kemudian masyarakat di pinggir pantai sudah bisa merespons dengan baik. Meresponsnya itu adalah itu sudah buat shelter dan tempat penampungan sementara.

“Bahwa apakah megathrust semua terjadi? Semua itu tidak tahu. Secara ilmiah garisnya ada (di Bali). Mari bersama-sama, media ikut bersama sama meyakinkan wisatawan potensi gempa dan tsunami bisa terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Bali,” bebernya.

Yang terpenting Bali memiliki sistem peringatan dini untuk tsunami dan telah membangun kapasitas respons yang baik. Sehingga dengan demikian tsunami boleh terjadi, tetapi Bali cepat mendapat peringatan dini. Sirine bunyi kemudian masyarakat sudah dilatih. Sudah dilakukan simulasi berapa kali untuk merespons. Hotel-hotel dalam posisi siap assembly point.

“Tak usah cemas. Jangan juga persoalkan Bali potensi tsunami. Semua daerah berpotensi, di mana saja bisa berpotensi karena jalurnya itu. Yang terpenting kalau kita tahu berpotensi, bangunlah early warning system, bangunlah respons capacity. Itu sebabnya kita selalu teriak Bali tangguh itu ya,” katanya. (sar)

Leave a comment