Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Ika Rayakan HUT RI di Kapal, Dicap Pemberontak karena Dikira Pasang Bendera Polandia Terbalik

0 5

KOMPAS.com – Bertahun-tahun hidup nomaden di atas kapal, Ika Permatasari-Olsen tak absen merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh setiap 17 Agustus.

Perempuan asal Surabaya, Jawa Timur ini tercatat pertama kali mencoba hidup di kapal pada 2018 atas ajakan sang suami, Oyvind Olsen.

Meski jauh dari Tanah Air, Ika tak segan untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih tinggi-tinggi di salah tiang North Eagle, kapal yang menjadi rumah keluarga kecilnya.

Lucunya, tindakan itu justru sempat membuatnya dicap sebagai rebel group alias kelompok pemberontak pada 2022 lalu.

“Waktu itu aku lagi di Yunani, di salah satu pulau di Yunani namanya Leros. Sudah izin harbour master atau syahbandar, ‘Ini 17 Agustus boleh nggak kalau aku ngibarin bendera merah putih besar?'” cerita Ika, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2024).

Baca juga: Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat

Sempat disangka pasang bendera Polandia terbalik

Ika pun memasang bendera negara, mengabadikan beberapa foto dan video sebagai bentuk perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI).

Tak disangka, tiba-tiba beberapa orang dari Polandia mendatangi Ika dan menanyakan alasan bendera dipasang dalam keadaan terbalik.

Sebagai informasi, bendera Indonesia dan Polandia memiliki warna yang sama, tetapi dengan susunan yang berbeda.

Jika Indonesia terdiri dari merah dan putih, bendera negara di kawasan Eropa ini memiliki warna putih di atas serta merah pada bagian bawah.

“Aku kayak, ‘Hah kebalik apanya?’ ‘Itu bendera Polandia-nya kebalik’, katanya gitu,” ucap Ika.

Sempat heran, Ika dengan tegas mengatakan bahwa bendera yang berkibar adalah merah putih milik Indonesia.

Namun, sekelompok orang itu tetap bersikeras menyebutnya sebagai bendera Polandia terbalik, bahkan dengan ngotot menudingnya kelompok pemberontak.

“Terus habis itu ditanyain, ‘Kamu dari grup rebel mana?’ Aku bilang, ‘Ini tuh bendera Indonesia, aku lagi naikin karena ini 17 Agustus, hari kemerdekaan,” kata Ika.

Untungnya, perdebatan tersebut berakhir dengan damai, dan orang-orang itu akhirnya pergi.

Ika memaklumi lantaran pemandangan warga negara Indonesia (WNI), terutama yang sedang memperingati Hari Kemerdekaan di atas kapal, jarang terlihat di wilayah tersebut.

“Orang-orang ngiranya itu bendera Polandia yang dibalik. Mungkin karena belum tahu kali kalau ada orang Indonesia yang juga tinggal di kapal,” terangnya.

Baca juga: Cerita Ika Permatasari-Olsen Puasa Sembari Berlayar, Sahur dan Buka di Dua Negara Berbeda

Perlu izin untuk mengibarkan bendera lain di kapal

Menurut Ika, mengibarkan bendera di atas kapal tak boleh sembarangan. Sebab, posisi bendera menunjukkan simbol-simbol tertentu.

Misalnya, bendera di bagian belakang kapal atau biasa disebut ensign flag menunjukkan negara tempat registrasi kendaraan ini.

Khusus North Eagle, bagian belakang terpasang bendera Norwegia karena teregistrasi di negara asal suaminya.

“Jadi kalau misalkan nanti aku bawa keluar dan ada bendera Indonesia juga di belakang, nanti orang bingung ini kapal Norwegia atau bukan,” tutur dia.

Sementara itu, di sisi depan, bagian sebelah kiri menunjukkan kebangsaan kru kapal, sedangkan bagian kanan terpasang bendera negara yang sedang disinggahi.

“Ini aku lagi di Belanda, jadi aku harus kasih bendera Belanda di depan sebelah kanan,” kata Ika.

Saat perayaan HUT RI, Ika menyampaikan, dia perlu memberi tahu akan mengibarkan bendera Merah Putih agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Namun demikian, ketentuan itu hanya berlaku saat kapal tengah berlabuh di marina atau pelabuhan.

“Kalau keluar tidak boleh dibawa, tidak boleh dikibarin,” sambungnya.

Ketika memperingati HUT RI di Leros pada 2022, syahbandar setempat telah memberinya izin untuk mengibarkan bendera Indonesia.

Bahkan, mereka mempersilakannya memasang bendera di tiang paling tinggi. Sayangnya, kesalahpahaman orang-orang yang melirik merah putih membuatnya sempat dicap rebel group.

Baca juga: Digunakan Ika Permatasari-Olsen Mengelilingi Eropa, Ini Spesifikasi Kapal Yacht Benetau 57 2004

Pertama kali peringati HUT RI di Belanda

Ika mengatakan, saat ini dia sedang mendaratkan kapal di Amsterdam, Belanda, untuk ikut memperingati HUT ke-79 RI bersama WNI lain.

Dengan banyaknya jumlah orang Indonesia di negara ini, Ika meyakini perayaan Hari Kemerdekaan kali ini akan berlangsung meriah.

Rencananya, dia akan berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag serta mengikuti upacara HUT RI.

Ika juga tidak akan melewatkan kesempatan makan makanan khas Ibu Pertiwi yang biasanya turut disediakan.

Belum lagi, ini pertama kali baginya merayakan HUT RI di Belanda, sekaligus kali kedua turut serta dalam peringatan kemerdekaan di KBRI.

“Kayaknya lebih seru (perayaan) di darat karena ada lomba-lomba nostalgic pas aku kecil, lomba makan kerupuk, masukin paku ke botol, kayak gitu-gitu,” ungkapnya.

Dirinya terakhir kali memperingati HUT RI di KBRI saat pandemi Covid-19, tepatnya di KBRI Oslo, Norwegia.

Meski tetap sakral dengan adanya upacara dan makan bersama, perayaan saat itu terasa kurang karena tidak ada lomba yang diadakan.

Sejak itu, Ika tidak lagi mengunjungi KBRI saat peringatan Hari Kemerdekaan, salah satunya dikarenakan lokasi yang cukup jauh dari marina.

Ika juga tak memasang target harus merayakan kemerdekaan Indonesia di mana, melainkan mengikuti jalur berlayar yang dilalui.

“Ini pertama kali sih buat aku merayakan HUT RI di Belanda, ganti-ganti dua tahun lalu di Yunani, tahun lalu aku di Italia,” terangnya.

Random aja sih, tidak ada target untuk HUT RI aku harus merayakan di mana. Sekarang kebetulan lagi di Belanda,” imbuh Ika

Meski harus memperingati sendiri pun, bukan lagi sebuah masalah besar untuk Ika.

Dia terbiasa melewati HUT RI sendiri, dengan membuat tumpeng berisi nasi kuning sebagai bentuk perayaan.

Tepat pada 17 Agustus pagi, biasanya Ika akan mulai menaikkan bendera Merah Putih di salah satu tiang kapal dan membiarkannya berkibar sampai menjelang malam.

“Kalau di sini kan peraturan menurunkan bendera jam 08.00 (malam) ya waktu musim panas karena siangnya panjang, jadi jam 08.00 diturunin. Terus habis itu aku nonton upacara pengibaran di Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Seperti Ika Permatasari-Olsen, Ini Tradisi Pelaut Berikan Nama pada Kapal Kesayangannya

Ada rencana ke Indonesia tapi tak mau menetap di darat

Berlayar jauh dari tanah kelahiran, Ika mengaku memiliki rencana untuk merayakan HUT RI di Indonesia, mengingat terakhir kali dilakukannya pada 2019.

“Wih lama banget kalau nggak salah 2019 aku ngerayain (Hari Kemerdekaan) di Indonesia, soalnya habis itu kan aku sudah pindah ke Eropa,” ucapnya.

Ika mengungkapkan, tahun depan, dia berencana untuk berlayar di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, mulai Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, hingga tiba di Indonesia.

Tidak harus di Jawa Timur, tempat asalnya, Ika menyebut kapalnya akan berlabuh di mana pun tempat kosong tersedia.

“Kemarin aku udah tanya-tanya, yang kosong adanya di Jakarta. Kalau nggak gitu nanti cari-cari aja di Bali, di Banyuwangi kan juga ada,” tuturnya.

Berbeda dengan negara Eropa, dia menyebut perizinan kapal untuk berlabuh di lautan Indonesia tak begitu praktis.

Dia perlu menghubungi agen sekaligus syahbandar yang bertanggung jawab menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran sebelum mulai memarkirkan kapalnya.

Oleh karena itu, satu pesannya untuk Indonesia yang akan berulang tahun pada 17 Agustus mendatang, agar bidang kelautan senantiasa diperhatikan.

“Semoga Indonesia tambah maju, tambah jaya, dengan Nusantara yang baru, di bidang kelautannya semoga diperhatikan lagi,” doa Ika.

Namun demikian, Ika mengaku masih belum mau meninggalkan lautan dan beralih menetap di darat.

Dengan rumah yang saat ini bisa membawanya menyusuri samudra, Ika merasa belum bosan berpetualang bersama keluarganya.

“Kemarin kita sudah ngobrol sih karena sudah selesai di Eropa terus ke mana ini selanjutnya. Dan masih belum ada obrolan untuk kembali ke darat atau menetap di darat, masih belum, masih suka di laut,” tandasnya.

Leave a comment