Informasi Terpercaya Masa Kini

Kondisi Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera Usai Dipanggil Mabes TNI,KSAD : Mampu Enggak Nanti?

0 7

BANGKAPOS.COM – Inilah kondisi terbaru Joni bocah pemanjat tiang bendera asal NTT yang dipanggil Mabes TNI usai viral gagal tes dan tagih janji Jokowi.

Setelah dipanggil Mabes TNI untuk bersiap tes lagi, KSAD Maruli Simanjuntak juga buka suara.

Sebagai informasi,  Joni kini ditangani khusus oleh Danrem 161/ Wira Sakti, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.

Jenderal TNI ini lah yang membantu Joni, bocah pemanjat tiang bendara di NTT agar bisa lulus tes nantinya..

Brigjen TNI Joao Xavier Barreto telah bertemu dengan Joni di Makorem 161/Wira Sakti Kupang, Rabu (7/8/2024) llau.

Pertemuan keduanya terjadi setelah Joni viral usai tagih janji Jokowi karena gagal tes jadi TNI.

Melansir dari laman korem161-tniad.mil.id, Yohanes Ande Kala alias Joni Kala datang karena diundang oleh Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, .

Joni merasa sangat senang dalam momen itu.

“Sangat senang ketika hari ini saya di undang ke sini (Makorem 161/Wira Sakti Kupang),” ujar Joni saat berada di Lobi Makorem 161/Wira Sakti.

Joni mengatakan kedatangannya ke Kupang diantar langsung oleh Babinsa Serka Duarte dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meski demikian, Joni belum mengetahui, agenda apa yang bakal dilakukan di Kupang.

“Saya belum tahu. Ini saya ikuti saja Pak Danrem, makanya saya datang,” kata Joni.

Joni menerangkan tak ingin punya mimpi yang lebih, asalkan masuk TNI AD, baik itu melalui jalur Tamtama maupun Bintara.

“Yang penting tentara,” ungkap Joni.

Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes,S.E.,M.M menjelaskan tujuan mengundang Joni datang ke Kupang adalah untuk memberikan pengarahan dan memberikan terapi agar bisa menambah tinggi badan.

Selain itu, diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

“Ini saya mau arahkan dan berikan terapi karena menjadi perhatian khusus. Mudah-mudahan tinggi badanya bisa bertambah dan saya akan optimalkan dalam pembinaan di sini,” kata Danrem 161/Wira Sakti.

Selanjutnya Danrem 161/Wira Sakti ini akan mendorong dan menyiapkan agar Joni punya kemampuan yang mumpuni supaya menjadi prajurit TNI yang tangguh dan cerdas.

Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes menyatakan siap membina Yohanes Ande Kalla atau Joni agar bisa lolos seleksi menjadi prajurit TNI.

“Saya akan bina dia, saya akan mempersiapkan dia nanti kemudian kita tanya dia, dia mau tes dimana, kan kita ada Bintara, ada Tamtama dan ada Wamil, nah kalau mau Wamil kita akan arahkan ke Universitas Pertahanan Atambua, nanti akan kita arahkan,” katanya, dikutip Tribun Kaltim yang melansir Antara 

Dia mengatakan Joni dalam hal fisik akan diberikan terapi khusus sehingga bisa meningkatkan tinggi badannya dalam beberapa centimeter sehingga kelak bisa lolos masuk TNI.

Dalam 1 bulan Anda akan mendapatkan 10 kg otot sekeras batu tanpa harus berolahraga dan diet

“Ada terapi yang akan diberikan, saya sudah tanya-tanya dan bisa untuk meningkatkan tinggi badan, nanti akan kita terapkan ke Joni,” ujar dia.

Selain itu, ternyata Danrem 161/Wira Sakti memang sudah lama tahu dengan Joni.

Pada saat kunjungan kerja ke Kabupaten Belu pada 23 Mei 2024, Nunes sempat bertemu langsung dengan Joni.

Saat itu, Danrem berpesan kepada Joni agar mempersiapkan diri dengan baik. Sebab, masuk TNI AD harus punya kompetensi yang bagus agar bisa mengawali karir hingga titik darah penghabisan.

“Selama NKRI ini masih ada, maka di situ ada TNI, maka harus persiapkan diri dengan baik. Saya jelaskan bahwa tidak ada siapa pun yang membantu, kecuali diri sendiri dengan berdoa dan berusaha,” jelas Danrem 161/Wira Sakti.

Baca juga: Kisah Pegawai Bank Cantik Wiwin Nurlinda Tan Dibaiki Abdul Ghani Kasuba : Saya Tolak, Tapi Dipaksa

KSAD Sebut Joni Wajib Tes Kelayakan : Mampu Enggak Nanti?

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak menyebut, Joni wajib menjalani tes kelayakan sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu,” kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis dilansir oleh Antara.

Maruli menjelaskan untuk diterima sebagai tentara itu ada tiga hal penting yang harus dipenuhi, yakni tentang psikotes, mental ideologi dan kesehatan.

Jika ketiga poin tadi terpenuhi dan bagus, maka akan menjadi prioritas untuk diterima.

Tiap tes yang dilakukan penting, untuk menghasilkan tentara yang berkualitas, sanggup menjalankan tugas di tengah situasi apapun. Seperti tes kesehatan, dan psikotes untuk mengecek kemampuan calon anggota TNI mampu mengendalikan stres.

Saat ini, kata Maruli, Joni yang bernama lengkap Joni Ande Kala (19) itu sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

“Jadi mampu enggak dia (Joni) untuk mengikuti itu. Psikotesnya, mampu enggak nanti, kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres. Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai alami gangguan mental sendiri,” ujarnya.

Maruli mengapresiasi Joni telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus tahun 2018, hingga dipuji oleh Presiden Joko Widodo.

“Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah dipuji sampai Presiden yang muji. Jadi, kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan,” ujar Maruli.

Baca juga: Kisah Penyiar TVRI Anita Rachman di Hari Tuanya Buat Peter Gontha Sentil Budi Arie : Mana Menkominfo

Joni Dipanggil Mabes TNI AD setelah Viral

Sebelumnya, pihak TNI Angkatan Darat (AD) turut menanggapi kabar viral Joni bocah pemanjat tiang bendera yang gagal tes dan menagih janji Jokowi.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) TNI AD, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Joni memang diprioritaskan jadi TNI karena mendapat atensi dari banyak pihak.

Mulai dari Presiden Jokowi, Panglima TNI, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Kendati begitu, Joni tetap mengikuti seleksi sesuai prosedur dan wajib memenuhi persyaratan dasar yang bersifat mutlak.

“Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal,” kata Kristomei saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).

“Yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud. Namun demikian, piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI,” imbuhnya.

Namun, Kristomei memastikan, Joni masih bisa mengikuti tes tahun depan, sambil mempersiapkan diri memenuhi seluruuh persyaratan menjadi seorang prajurit TNI AD.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri, Agung Udayana menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan kedua untuk Joni melakukan tes.

“Iya benar, kemarin setelah kita dapat informsi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes,” ujar Agung, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Baca juga: Kisah Si Kocong Bocah Ukraina sang Bule Viral di Ubud Tantrum Menangis Saat Dideportasi

Awal Mula Joni Tagih Janji Jokowi

Sebelumnya, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera yang viral pada 2018 lalu  kembali jadi sorotan pada 2024

Joni yang kini berusia 19 tahun membuat video berisi pengalamannya yang dua kali gagal lolos seleksi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Padahal, pada 2018 lalu, Presiden Jokowi sempat menjanjikannya langsung diterima menjadi TNI usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera demi menyelamatkan Bendera Merah Putih yang nyaris jatuh ketika upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral.

“Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI, sehingga Presiden Jokowi langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI,” kata Joni.

Sayangnya, kini ia justru gagal seleksi karena memiliki tinggi badan yang tidak memenuhi syarat.

“Jujur saya, perasaan sangat sedih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi mau bagaimana lagi,” katanya lagi, dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Joni tak berkecil hati.

Dia tetap akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

“Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi,” kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu. (Surya/ Bangkapos.com/ Antara)

Leave a comment