Informasi Terpercaya Masa Kini

PABSI: Berdasarkan Data Jelang Olimpiade, Peluang Rizki Raih Emas di Paris 98,61 Persen

0 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Cabang olahraga permainan berbeda dengan olahraga terukur. Di olahraga permainan, biasanya sering terjadi kejutan dalam sebuah pertandingan. Tim atau pemain yang tak diunggulkan membuat kejutan keluar sebagai pemenangnya.

Untuk Olimpiade Paris 2024 misalnya, para pemain unggulan banyak yang bertumbangan dan tak mampu merebut medali emas di bulu tangkis. Tunggal putra asal China Shi Yu Qi misalnya, bahkan tak mampu dapat medali.

Sementara ganda putra China Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin bukanlah pasangan yang diunggulkan, walaupun berstatus juara bertahan Olimpiade 2021. Saat tampil, mereka mampu mempertahankan medali emasnya.

Kejutan seperti ini tak banyak terjadi di cabang olahraga terukur seperti atletik, renang, panahan, panjat tebing nomor kecepatan dan pastinya angkat besi. Karena semua sudah terukur, tidak begitu banyak faktor X. Hampir pasti, atlet unggulanlah yang akan keluar sebagai pemenang. Khusus untuk panjat tebing, kegagalan biasanya cuma karena terpleset dan false start.

Medali emas Indonesia dari panjat tebing lewat Veddriq Leonardo dan angkat besi via Rizki Juniansyah menegaskan hal itu. Walaupun ada faktor lainnya, tetapi data pencapaian waktu Veddriq sebelum Olimpiade serta angkatan Rizki jadi patokan.

Kepala Bidang pembinaan dan prestasi Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI), Hadi Wihardja menyatakan, berdasarkan data yang ada sebelumnya, peluang Rizki mendapat emas beberapa pekan menjelang Olimpiade adalah sebesar 98,6 persen.

“Dengan data parameter saya, Rizki saya harapkan bisa kembali ke 365kg total angkatan yang membuat dia menjadi ranking 1. Namun dari latihan 20 juli kemarin potensi tersebut dengan 365 dan target yang lebih, sudah memiliki peluang 98,61 untuk emas,” ujar Hadi ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (9/8/2024).

Hadi menambahkan, sepekan lalu ia melihat di Instagram Shi Zhiyong pesaing Rizki asal China. Ia mengaku sempat terkejut, mengingat tanggal 3 Agustus masih berani menarik angkatan snatch 150 kg, sebanyak 2 kali. Ini merupakan angkatan 90 persen dari angkatan terbaiknya, yang pastinya akan mempengaruhi penampilannya dalam perebutan emas lima hari berselang.

“Jika lifter mengangkat menembus lebih dari 70 persen (dari angkatan terbaik) dalam sepekan itu, akan berpotensi loss power di hari H. Untuk Rizki, sepekan sebelumnya sempat coba 200. Sebelum berangkat saya sudah ingatkan pelatih jangan angkat lebih dari 70 persen, ternyata meraka terapkan. Saya berterima kasih buat coach Triyatno serta Rusli yang memahami persaingan tingkat elite yang penuh dengan tekanan dan tantangan,” jelasnya.

Harapan setelah Olimpiade Paris 2024, PABSI akan menyiapkan lifter pelapis. “Segera kami menyiapkan lagi Eko-Eko Rizki-Rizki yang lain, dengan kerja sama dengan pihak BUMN dan dukungan penuh dari Ketum PABSI Bapak Rosan Perkasa Roeslani. Kegiatan kejuraan level usia 12-14, 15-17, 18-19 dan senior, wajib hukumnya ditingkatkan.”

“Tentunya dengan meningkatkan juga kualitas pelatih yang mumpuni, dan mau belajar terus. Apalagi jika di Olimpiade Los Angeles 2028 kelas di angkat besi bisa kembali 14 kelas, saya yakin bertambah lagi pundi pundi medali ke Indonesia,” imbuh Hadi yang juga anggota riset and coaching development Asia untuk angkat besi. 

Leave a comment