Informasi Terpercaya Masa Kini

Top 3 Dunia: Warga Israel Dihujani Roket hingga Sheikh Hasina Anak Pendiri Bangladesh

0 27

TEMPO.CO, Jakarta – Top 3 dunia kemarin diawali dari berita sayap Hamas yang menghujani permukim Israel di Gaza dengan roket. Hal ini membuat warga Israel ketakutan.

Berita selanjutnya dari top 3 dunia adalah merek-merek Barat yang sedang berjuang karena diboikot umat Muslim hingga lengsernya PM Bangladesh Sheikh Hasina. Berikut berita selengkapnya:

1. Brigade Al Qassam Hujani Isdud dengan Roket, Warga Israel Cari Perlindungan

Pada hari ke-303 Operasi Banjir Al Aqsa dan hampir 10 bulan sejak dimulainya agresi Israel ke Gaza, Perlawanan Palestina meluncurkan rentetan roket besar-besaran yang menargetkan permukiman Israel di wilayah Gaza.

Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa para pejuangnya meluncurkan rentetan roket tepat pukul 12:08 siang pada Minggu, 4 Agustus 2024, menuju pemukiman Gan Yavne dan kota Isdud yang diduduki sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina dan para pemimpin Perlawanan.

Perlawanan Palestina di Gaza juga meluncurkan rentetan roket besar ke arah kota Askalan dan sekitarnya, di sebelah utara Jalur Gaza.

Koresponden Al Mayadeen mengkonfirmasi bahwa rentetan roket besar ditembakkan ke arah permukiman di kantong Gaza dari beberapa lokasi di Jalur Gaza.

Pada bagiannya, Brigade al Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), mengaku bertanggung jawab atas penargetan situs militer Israel Nahal Oz dan pemukiman Be’eri di Kantong Gaza dengan rentetan roket, bekerja sama dengan Pasukan Martir Omar al-Qasem, sayap militer Front Demokratik Pembebasan Palestina (DFLP).

Kelompok ini merilis rekaman yang mendokumentasikan peluncuran roket oleh Brigade Utara mereka, yang diklaim oleh militer Israel telah dibongkar selama bulan-bulan awal perang, ke Askalan dan permukiman Israel di wilayah Gaza.

Selain itu, radio Angkatan Darat Israel menyebutkan bahwa pemerintah kota Isdud memerintahkan pembukaan tempat penampungan di seluruh kota. Rekaman yang beredar menunjukkan para pemukim dan tentara Israel bergegas menuju tempat penampungan saat roket diluncurkan dari Gaza.

Simak di sini selengkapnya.

2.

Merek-merek Barat Kesulitan di Tengah Boikot Negara-negara Muslim

Pemboikotan terhadap merek-merek makanan dan minuman Barat di negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Coca-Cola, KFC, Starbucks, Mondelez, dan Pizza Hut, sangat mempengaruhi profitabilitas mereka.

Boikot, yang dimotivasi oleh dukungan mereka terhadap Israel, telah meluas dan parah, sehingga memperparah dampak penurunan konsumen di seluruh dunia.

Beberapa perusahaan multinasional telah berhati-hati dalam mencoba meminimalisir dampaknya, sementara yang lain, seperti Mondelez dan L’Oreal, telah mendokumentasikan konsekuensi yang sangat merugikan pada penjualan mereka di Timur Tengah.

Boikot ini didorong oleh media sosial dan kelompok BDS dan telah mengakibatkan penurunan penjualan yang signifikan untuk beberapa bisnis seperti Coca-Cola di Pakistan dan Starbucks di Malaysia.

Perusahaan-perusahaan tersebut berusaha menangani masalah ini dengan menurunkan profil mereka dan menghindari lebih banyak kontroversi.

Pemboikotan ini terjadi pada saat perusahaan-perusahaan Barat sudah bersaing dengan alternatif lokal dan selera konsumen yang bergeser ke produk lokal.

Amarpal Sandhu, kepala eksekutif Americana Restaurants, yang mengoperasikan merek-merek seperti KFC, Pizza Hut, dan Krispy Kreme di seluruh Timur Tengah dan Kazakhstan, menyebutkan bahwa peristiwa ini “belum pernah terjadi sebelumnya.”

Baca selengkapnya di sini.

3.

Kejatuhan Sheikh Hasina, PM Bangladesh di Negara yang Didirikan Ayahnya

Sheikh Hasina, yang mengundurkan diri sebagai PM Bangladesh dan melarikan diri dari negara tersebut pada Senin, 5 Agustus 2024, setelah protes selama berminggu-minggu, merupakan salah satu tokoh yang dominan dalam politik Bangladesh sejak pembunuhan ayahnya, pemimpin kemerdekaan Sheikh Mujibur Rahman, hampir setengah abad yang lalu.

Pelariannya terjadi kurang dari tujuh bulan setelah ia merayakan masa jabatan keempat berturut-turut dalam kekuasaan – dan kelima secara keseluruhan – dengan memenangkan pemilu nasional pada bulan Januari yang diboikot oleh oposisi utama.

Wanita berusia 76 tahun ini diterbangkan dengan helikopter militer pada Senin bersama saudara perempuannya untuk berlindung di India, demikian laporan media.

15 tahun terakhirnya kekuasaannya ditandai dengan penangkapan para pemimpin oposisi, tindakan keras terhadap kebebasan berbicara dan penindasan terhadap perbedaan pendapat, dan ia mengundurkan diri dalam menghadapi protes mematikan yang dipimpin oleh para mahasiswa yang telah menewaskan ratusan orang.

Protes dimulai pada Juni setelah tuntutan kelompok mahasiswa untuk menghapus sistem kuota yang kontroversial dalam pekerjaan pemerintah meningkat menjadi gerakan yang menginginkan berakhirnya kekuasaannya.

Karier politiknya berakar pada pertumpahan darah.Simak di sini selengkapnya.

Leave a comment