Putin Dilaporkan Minta Iran Batasi Serangan Balasan pada Israel, Mengapa?
MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah mengatakan kepada Iran untuk menghindari korban sipil dalam setiap serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Ini adalah seruan untuk menahan diri yang kemungkinan besar juga akan digaungkan para menteri luar negeri dari 57 negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam pertemuan di Jeddah seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Pertemuan tersebut, yang digagas bersama oleh Iran dan Pakistan, akan menghasilkan kecaman yang bulat terhadap pembunuhan Haniyeh sebagai sebuah tindakan eskalatif dan ilegal oleh Israel.
Baca juga: AS: Baik Iran maupun Israel Harus Hindari Eskalasi Konflik
Namun para diplomat Iran juga akan berusaha untuk menghindari pengucilan oleh negara-negara Teluk Arab yang lebih berhati-hati.
Dilansir dari Guardian, peringatan dari Putin, sekutu dekat Iran, dilaporkan disampaikan Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan dan sekretaris dewan keamanan nasional Rusia, saat ia mengunjungi Teheran setelah kematian Haniyeh minggu lalu.
Israel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal perannya, namun secara luas diakui bertanggung jawab.
Iran juga tak sepenuhnya disalahkan karena sebagian besar kepemimpinan Teheran bertujuan untuk menyerang target-target militer.
Namun hal ini meningkatkan kekhawatiran Rusia bahwa respons terhadap pembunuhan Haniyeh dapat menjadi tidak terkendali, terutama jika beberapa anggota poros perlawanan semi-negara Iran, termasuk Houthi di Yaman dan Hezbollah di Libanon, melancarkan respon militer yang tidak disiplin pada waktu yang sama.
Houthi sendiri telah menghantam bangunan-bangunan tempat tinggal di Tel Aviv.
Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah bersumpah akan memberikan balasan yang kuat dan efektif terhadap pembunuhan komandan militernya, Fuad Shukr, di Beirut oleh Israel minggu lalu.
Baca juga: Kirim Pesan ke Iran, AS: Semua Pihak Harus Menahan Diri dari Eskalasi
Mereka mengatakan akan bertindak sendiri atau dengan sekutu-sekutu regionalnya.
“Apapun konsekuensinya, perlawanan tidak akan membiarkan serangan-serangan Israel ini berlalu begitu saja,” katanya dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi untuk memperingati satu minggu sejak pembunuhan tersebut.
Para pejabat Barat mengatakan bahwa peluang Iran untuk dibujuk untuk mundur dari aksi militer sekarang semakin kecil.
Fokus pembicaraan yang masih berlangsung di Teheran dan Oman adalah untuk meyakinkan Iran agar menghindari langkah-langkah yang mengarah pada perang habis-habisan di wilayah tersebut.
Baca juga: Iran Nyatakan Punya Hak Legal untuk Hukum Israel atas Pembunuhan Haniyeh
Barat berpendapat bahwa perang seperti itu tidak akan menguntungkan siapa pun, dan pada akhirnya akan menyebabkan isolasi Iran pada saat pemerintahan baru di bawah presiden reformis sedang berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan dunia yang lebih luas.