TPNPB Tembak Mati Pilot Selandia Baru, Satgas Damai Cartenz: Rencana Pembebasan Pilot Susi Air Hanya Propaganda
TEMPO.CO, Jakarta – Satgas Damai Cartenz-2024 menyatakan rencana Kelompok Kriminal Bersenjata TPNPB-OPM untuk membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens hanyalah propaganda belaka.
“Itu hanya propaganda belaka. Nyatanya hari ini terjadi lagi kan? Pilot asing dibunuh oleh KKB di Distrik Alama, Kabupaten Mimika,” ujar Kepala Humas Satgas Operasi Damai Cartenz, Kombes Bayu Suseno, Selasa, 6 Agustus 2024.
Tak lama setelah rencana pembebasan pilot Susi Air itu, hanya berselang beberapa hari kemudian, TPNPB menembak mati pilot asal Selandia Baru. Alasan mereka, karena si pilot masuk wilayah perang.
Bayu Suseno mengaku pesimistis terhadap kabar pembebasan Philip Mark Mehrtens oleh TPNPB-OPM itu. Sebab, ujarnya, aparat keamanan kerap menerima informasi berulang kali sejak tahun lalu, tapi pembebasan itu tidak pernah dilakukan.
“Tetapi pada realitanya tidak pernah terwujud,” kata Bayu. Menurut dia, kabar pembebasan pilot Susi Air oleh TPNPB-OPM itu bagian dari propaganda untuk menarik simpati masyarakat.
Sebagai langkah penegakan hukum, TNI-Polri serta jajaran Polres Mimika telah menyiapkan pasukan Brimob dan Kopassus untuk dikirim ke TKP dan melaksanakan operasi penyisiran di Distrik Alama. “Hari ini, Selasa, 6 Agustus 2024, pasukan akan dikirim ke TKP menggunakan helikopter dan pesawat milik TNI AU melalui Lanud Timika untuk melakukan penyisiran, olah TKP, serta mengumpulkan saksi dan bukti di TKP,” ucap Bayu.
Juru bicara Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengatakan keputusan untuk membebaskan Philip, dihasilkan melalui diskusi dan pertemuan dengan para petinggi pusat TPNPB-OPM.
Sebby bercerita, sejak Februari 2024 atau tepat satu tahun Egianus menyandera Philip di tanah Nduga, Markas Pusat TPNPB-OPM sebetulnya sudah meminta agar Egianus Kogoya segera membebaskan Philip.
Egianus Kogoya adalah Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma.
Alasannya, proyek pertukaran Philip dengan kemerdekaan Papua tidak sejalan dengan prinsip perjuangan milisi Papua Merdeka. Namun, saat itu Egianus belum menyetujui permintaan markas pusat.
Sebby Sambom, mengatakan tujuan awal menyandera Philip, ialah untuk menarik perhatian Internasional, agar Indonesia dapat ditarik ikut dalam pengadilan Internasional setelah dituding melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Papua.
“Tetapi, sekarang kami tidak akan jadikan pilot untuk itu. Demi kemanusiaan, kami dan panglima akan bebaskan,” kata dia.
Melalui rekaman video yang disampaikan Sebby Sambom, Egianus berpesan agar tokoh gereja dan masyarakat di Nduga maupun Papua yang ingin membebaskan Philip dapat bertemu secara langsung dengan dirinya.
Ia meminta agar tokoh gereja dan masyarakat tidak menyampaikan pernyataan apa pun di media-media ihwal pembebasan ini. Alasannya, Egianus khawatir momentum ini menjadi peluang bagi TNI-Polri untuk menemukan lokasinya.
“Silakan berhadapan dengan saya. Pilot dibebaskan atas kemanusiaan. Berhadapan dengan saya di lapangan, tidak ada TNI-Polri,” ucap Egianus.
Philip Mark Mehrtens ditangkap milisi Egianus saat mendaratkan pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC-6 di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Sebelum menyandera Philip, Egianus dan milisinya membakar pesawat Susi Air dengan kode penerbangan PK-BVY yang terbang dari Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika tersebut. Ia membawa Philip ke belantara hutan Papua hingga hari ini, atau hampir 1 tahun 6 bulan lamanya ia disandera.
Pilihan Editor: TPNPB-OPM Akan Tembak Pesawat Sipil Bila Nekat Melintas di Wilayah Konflik