Informasi Terpercaya Masa Kini

Sejumlah Negara Minta Warganya Segera Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang Pecah

0 18

BEIRUT, KOMPAS.com – Sejumlah negara telah meminta warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut.

Seruan itu muncul di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antaran Israel dan Hezbollah.

Beberapa negara yang telah meminta warganya pergi dari Lebanon, termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Perancis.

Baca juga: Hamas Memulai Proses Pemilihan Pemimpin Baru Pascatewasnya Haniyeh

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/8/2024), Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan, warga negara Inggris harus meninggalkan Lebanon sekarang juga selagi masih ada pilihan-pilihan yang tersedia.

“Ketegangan sedang tinggi, dan situasi dapat memburuk dengan cepat,” kata Menteri Luar Negeri David Lammy.

“Sementara kami bekerja sepanjang waktu untuk memperkuat kehadiran konsuler kami di Lebanon, pesan saya kepada warga negara Inggris di sana sudah jelas – pergilah sekarang juga,” jelasnya, dikutip dari AFP.

Kementerian Luar Negeri menyatakan, telah memperkuat dukungan bagi warga Inggris di negara Timur Tengah itu dengan mengerahkan pasukan perbatasan, pejabat konsuler, dan personel militer ke wilayah tersebut.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Lebanon pada Sabtu juga telah mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dengan “tiket apa pun yang tersedia”.

“Meskipun ada penangguhan dan pembatalan penerbangan, pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap tersedia,” kata pernyataan Kedubes AS di Lebanon.

“Kami mendorong mereka yang ingin meninggalkan Lebanon untuk memesan tiket apa pun yang tersedia bagi mereka, meskipun penerbangan itu tidak segera berangkat atau tidak mengikuti rute pilihan pertama mereka,” tambah mereka. 

Perancis menjadi negara terbaru yang meminta warganya meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang antara Hezbollah dan Israel.

Perancis pada Minggu (4/8/2024) mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.

Baca juga: Wakil Kepala Hamas: Darah Haniyeh Akan Membawa Kemenangan, Martabat, dan Pembebasan

“Dalam konteks keamanan yang sangat tidak stabil, kami sekali lagi meminta perhatian warga negara Prancis, terutama mereka yang melintas, pada fakta bahwa penerbangan komersial langsung dan penerbangan dengan persinggahan ke Perancis masih tersedia, dan kami mengundang mereka untuk membuat rencana sekarang untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin,” Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan dalam pemberitahuan saran perjalanan untuk Lebanon.

Perancis memperkirakan sekitar 23.000 warganya tinggal di Lebanon, dan bulan lalu sekitar 10.000 warga Perancis berkunjung ke negara tersebut.

Swedia juga sudah mengumumkan penutupan kedutaan besarnya di Beirut dan meminta warga negaranya untuk pergi.

Kekhawatiran perang muncul setelah Iran dan sekutunya mengancam akan menanggapi pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Teheran, bersama dengan Hamas dan sekutunya yang berbasis di Lebanon, Hezbollah, yang didukung oleh Iran, menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024).

Haniyeh terbunuh sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hezbolllah, Fuad Chokr, di dekat Beirut.

Baca juga: Apakah Targeted Killings Israel terhadap Para Pemimpin Hamas Legal?

Hezbolllah mengatakan pada Sabtu, telah meluncurkan puluhan roket Katyusha ke Israel, dan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tanggapan atas serangan Israel ke Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya berada pada “tingkat yang sangat tinggi” dalam hal kesiapsiagaan untuk menghadapi skenario apa pun -defensif dan ofensif.

Leave a comment