Masjid-Masjid di Inggris Minta Perlindungan Polisi, Ini Gara-garanya
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Polisi di seluruh Inggris diminta untuk melindungi masjid dan tempat-tempat perlindungan pencari suaka sebagai persiapan untuk menghadapi setidaknya 19 demonstrasi sayap kanan dalam beberapa hari mendatang.
Permintaan peningkatan keamanan datang dari para pemimpin komunitas menyusul aksi demo penuh kekerasan yang menyebar dari Southport hingga ke kota-kota, termasuk London, Manchester, dan Aldershoot, setelah adanya insiden penikaman di klub liburan anak-anak pada Senin.
Kerusuhan meningkat ketika rumor tanpa dasar yang beredar di dunia maya mengeklaim bahwa tersangka pembunuhan di Southport adalah Muslim. Kabar ini menyebabkan serangan terhadap masjid-masjid di Southport dan Hartlepool pada Selasa dan Rabu.
Tersangka diidentifikasi pada Kamis sebagai Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun.
Aksi demo juga menyasar akomodasi pencari suaka di Manchester dan Aldershot, dimana pengunjuk rasa mengacungkan plakat dengan pesan seperti “deportasi mereka, jangan dukung mereka” dan “tidak ada apartemen untuk imigran ilegal.”
Di pusat kota London, demonstran melemparkan suar dan kaleng sambil berseru “atur Britania Raya”, “selamatkan anak-anak kita”, dan slogan pemerintah Konservatif sebelumnya, “Hentikan perahu”.
Menanggapi kekacauan situasi Perdana Menteri Keir Starmer melakukan sidang darurat pada Kamis dengan para pemimpin polisi di Downing Street. Dia mengumumkan pembentukan unit gangguan kekerasan nasional yang baru.
Unit ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengumpulan data intelijen mengenai “pengacau ekstremis” dan meningkatkan koordinasi dan respons cepat di berbagai wilayah untuk mencegah dan mengendalikan kerusuhan dengan lebih efektif.