Informasi Terpercaya Masa Kini

Nasib Guru Kerja di Daycare Influencer Parenting Siksa Anak,Digaji Tak Layak,Lakukan Kerjaan ART

0 4

SURYAMALANG.COM – Pilu nasib guru yang kerja di daycare milik Meita Irianty sosok influencer parenting siksa anak yang menajdi viral di media sosial. 

Ternyata guru yang bekerja di daycare Meita Irianty digaji tak layak banyak harus melakukan pekerjaan ART (Asisten Rumah Tangga) bukan hanya sebagai pengasuh. 

Staf pengajar daycare Wansen School di Harjamukti, Depok, Jawa Barat, Ririn (nama samaran), mengungkapkan sisi gelap di tempat penitipan anak milik infulencer parenting Meita Irianty atau MI.

Adapun, daycare tersebut kini bermasalah karena pemiliknya diduga melakukan penganiayaan terhadap balita yang dititipkan.

Setelah muncul masalah ini, Ririn kemudian mengungkapkan selama bekerja di daycare Depok itu, ia hanya digaji Rp250 ribu per minggu.

“Gajinya itu per minggu Rp250.000. Setiap minggu kami digajinya,” ungkap Ririn kepada Kompas.com, Rabu (31/7/2024).

Tak hanya digaji rendah saja, Ririn kembali membeberkan pemilik daycare tersebut juga membebankan pekerjaan lebih kepada para guru di sana.

Ririn mengatakan para guru justru diperlakukan layaknya pembantu oleh pemilik daycare.

Sebab, mereka diminta melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jobdesk mereka.

Baca juga: Miris! Meita Irianty Influencer Parenting Siksa Balita di Daycare Miliknya, Tak Sesuai Citra di IG

Baca juga: Viral Pabrik Mi Legendaris Sejak Tahun 1990 Baru Ketahuan BPOM Pakai Formalin, Sehari Jual 20 Karung

Padahal, ketika melakukan wawancara kerja, tugas mereka sudah jelas menjadi guru dan pengasuh di daycare.

Pemilik daycare, kata Ririn, kerap menyuruh para guru untuk membersihkan kulkas, kamar mandi, mencuci baju hingga gorden.

“Ke guru-guru, ya kami diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu, karena tidak sesuai dengan jobdesk kami,” kata Ririn.

“Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di sekolah,” imbuh dia.

Menurut Ririn, pekerjaan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dan tidak sepadan dengan gaji yang diterima oleh para guru di sana.

“Kalau untuk gaji, enggak sepadan banget. Karena kami juga melingkupi semuanya. Karena bukan jadi guru dan pengasuh saja, kami jadi pembantu, jadi ART,” kata Ririn.

Sebagai informasi, kini pemilik daycare tersebut telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Pemilik daycare juga tak menyangkal bahwa dia telah melakukan penganiayaan tersebut kepada para balita yang dititipkan di sana.

Kasus ini juga telah memasuki tahap penyidikan dan sebanyak empat saksi sudah diperiksa polisi.

“Kami sudah memeriksa 4 orang saksi tadi, terus kami juga sudah mendapatkan keterangan yang cukup, yang valid, berdasarkan bukti-bukti yang cukup juga maka tadi jam 22.00 WIB, kami sudah melakukan penangkapan terhadap yang bersangkutan yaitu tersangka MI,” ucap Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana, Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Curhatan Suami Punya Istri Suka Selingkuh, Sering Gonta Ganti Pacar Sampai Diajak Tinggal Bersama

Baca juga: Panik Mahasiswa Tulis Gaji Orang Tua Rp 2 M Padahal Anak Petani, Bingung Pengaruh ke Biaya UKT

Tersangka dijerat dengan Pasal 80 Ayat 1 Jo Pasal 80 Ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan.

Pemilik Daycare Depok Punya Bisnis Beromzet Ratusan Juta

Pemilik daycare di Depok yang terlibat penganiayaan anak ini ternyata memiliki berbagai bisnis dengan omzet yang fantastis.

Selain menjalankan daycare dan dikenal sebagai influencer parenting, MI juga merupakan bos skincare.

Bisnis skincare tersebut berdiri pada tahun 2019 menyasar pasar ibu-ibu milenial dari umur 20 hingga 40 tahun.

MI bahkan pernah menceritakan bisnis skincare-nya itu pernah tembus omzet sampai ratusan juta.

Usaha MI tersebut berhasil survive saat bisnis yang lain terpuruk di era pandemi Covid-19.

“Skincare di luar dugaan malah melejit, ada peningkatan omzet bisa Rp 400 juta. Saya agak bingung juga ya.”

“Kalau pendapatan masyarakat kurang, tapi karena di rumah aja mereka tetap ada waktu mengurus diri,” katanya dalam satu wawancara di media pada tahun 2021, dikutip dari TribunJakarta.com.

(Tribunnews.com)

Leave a comment