8 Ciri Anak Hiperaktif Usia 2 Tahun, Apa Sudah Pasti ADHD?
Masa kanak-kanak adalah periode penting dalam perkembangan fisik, mental, dan emosional seorang anak. Salah satu tantangan yang kemungkinan dihadapi oleh orangtua adalah anak yang hiperaktif.
Hiperaktivitas pada usia dua tahun dapat menjadi bagian dari perkembangan normal anak. Namun, dalam beberapa kasus, kemungkinan itu menjadi indikasi gangguan perkembangan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Nah, kali ini Popmama.com siap membahas ciri anak hiperaktif usia 2 tahun.
Kumpulan Ciri Anak Hiperaktif Usia 2 Tahun1. Gerakan yang berlebihan
Gerakan yang berlebihan pada anak usia dua tahun sering kali menjadi ciri hiperaktif. Anak dengan kondisi ini memiliki energi yang sangat tinggi dan kesulitan dalam mengatur pergerakanya.
Ia cenderung terus bergerak, berlari, atau melompat bahkan dalam situasi yang membutuhkan ketenangan, seperti saat makan atau mendengarkan cerita. Hal ini disebabkan karena kebutuhan si Kecil akan akan stimulasi fisik dan sensorik.
Selain itu, impulsivitas yang tinggi pada anak hiperaktif menyebabkannya sering bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Sehingga, dapat berujung pada bentuk gerakan yang tidak terencana atau berlebihan.
2. Kesulitan fokus dan konsentrasi
Anak dua tahun yang hiperaktif sering kali mudah teralihkan dan memiliki rentang perhatian pendek. Alhasil, ia cenderung berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain dengan cepat tanpa menyelesaikannya.
Si Kecil merasa kesulitan mempertahankan perhatian pada satu tugas. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk mengabaikan rangsangan eksternal atau internal yang kurang relevan, serta kecenderungan untuk terus mencari stimulasi baru.
Kondisi tersebut membuat anak tampak tidak mendengarkan atau tidak mematuhi instruksi, meskipun sebenarnya dia hanya mengalami kesulitan dalam mengatur fokus diri
3. Impulsivitas
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, anak hiperaktif cenderung bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Dia dapat dengan mudah mengambil mainan dari anak lain, memotong pembicaraan, atau berteriak tanpa alasan jelas.
Impulsivitas pada anak juga bisa terlihat saat anak merasa kesulitan menunggu giliran saat antre. Ia juga cenderung sulit untuk menunda kepuasan yang ada di depan mata.
4. Kesulitan mengikuti instruksi
Anak-anak hiperaktif kesulitan mengikuti instruksi karena mereka sering kali mengalami masalah dalam mempertahankan perhatian dan mengendalikan impulsivitas.
Anak dengan kondisi ini dapat mudah teralihkan oleh rangsangan lain di sekitar mereka atau mudah bosan, sehingga tidak sepenuhnya mendengarkan atau mengingat instruksi yang diberikan.
Selain itu, impulsivitas yang tinggi dapat membuat anak bertindak tanpa mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diikuti, sehingga menyebabkan si Kecil tidak menyelesaikan tugas sesuai dengan arahan.
5. Aktivitas motorik yang berlebihan
Selain terus bergerak, anak dua tahun yang masuk kategori hiperaktif juga sering menunjukkan aktivitas motorik yang berlebihan seperti mengetuk-ngetuk, mengayunkan tangan atau kaki, atau bermain dengan benda disekitarnya tanpa tujuan yang jelas.
Aktivitas ini sering kali menjadi cara bagi anak hiperaktif untuk menyalurkan energi yang berlebih atau merespons kebutuhan sensorik yang tinggi.
6. Mempunyai energi yang tinggi
Anak hiperaktif biasanya memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari pada anak-anak lain seusianya. Mereka kemungkinan besar menunjukkan sedikit atau tidak ada tanda-tanda kelelahan, bahkan setelah beraktivitas sepanjang hari.
Otak anak hiperaktif mengalami kesulitan dalam mengatur perhatian dan aktivitas. Hal itu menyebabkan mereka terus-menerus merasa perlu untuk bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Kondisi tersebut juga berkaitan dengan ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin, yang berperan dalam mengatur mood, motivasi, dan energi. Akibatnya, anak-anak tampak selalu bergerak dan jarang menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Anak hiperaktif merasa perlu untuk terus mencari rangsangan dan menyalurkan energi yang berlimpah.
7. Perubahan suasana hati yang cepat
Anak hiperaktif sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat karena memiliki kesulitan dalam mengatur emosi. Kondisi itu bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmiter di otak yang mempengaruhi mood dan respons emosi.
Si Kecil bisa dengan cepat beralih dari perasaan gembira menjadi ke frustrasi atau marah dalam waktu singkat. Tantangan dalam mengelola stimulasi lingkungan dan diri sendiri juga dapat menyebabkan anak-anak hiperaktif mengalami fluktuasi emosi yang lebih sering dibandingkan anak-anak seusianya.
8. Kesulitan dalam membaca sinyal sosial
Anak-anak hiperaktif terkadang memiliki tantangan dalam membaca atau memahami sinyal sosial dan emosional, sehingga interaksi dengan orang baru bisa menjadi hal yang sulit.
Anak tidak menyadari bagaimana cara berperilaku sosial, sehingga berujung memilih untuk untuk bermain sendiri. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak unik dan dampak hiperaktivitas pada interaksi sosial dapat bervariasi.
Beberapa anak hiperaktif kemungkinan dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan baik setelah merasa nyaman serta terbiasa.
Memiliki Ciri Anak Hiperaktif, Apa Sudah Pasti ADHD?
Ciri anak hiperaktif sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Padahal, hiperaktif juga dapat disebabkan dengan banyak hal lain, seperti masalah psikis atau perilaku.
Melansir dari Medical News Today, gejala ADHD pada anak usia dua tahun terbilang sulit diketahui. Hal ini karena rentang perhatian mereka yang pendek, impulsif, tantrum, dan aktivitas tingkat tinggi sangat umum terjadi pada tahap perkembangan usia ini.
Anak usia dua tahun dengan ciri hiperaktif, belum tentu pasti karena ADHD. Jika terdapat anak dengan ciri hiperaktif tetapi masih bisa fokus pada waktu tertentu, maka kemungkinan besar itu bukan ADHD.
Anak-anak dengan ADHD tidak mampu melakukan hal-hal tersebut. Mereka kemungkinan menunjukkan perilaku ekstrem terkait aktivitas yang dilakukannya.
Itu dia beberapa ciri anak hiperaktif usia 2 tahun. Semoga informasinya membantu ya, Ma!
Baca juga:
- Apakah Anak Hiperaktif Itu Normal? Begini Penjelasannya!
- Cari Tahu Ciri-Ciri Anak Autis Hiperaktif, Jangan Diabaikan!
- 6 Makanan yang Tak Disangka-sangka Bisa Memicu Anak Hiperaktif