Dunia Ramai-ramai Minta Israel Tahan Diri dari Balas Dendam ke Hizbullah
Komunitas internasional meminta agar Israel tidak membalas dendam terhadap milisi Hizbullah di Lebanon. Ancaman Israel merupakan respons dari serangan rudal ke Dataran Tinggi Golan akhir pekan lalu.
Serangan yang mengenai lapangan pada sebuah sekolah di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, menyebabkan dua belas remaja tewas. Israel menuduh Hizbullah sebagai otak serangan dan menegaskan milisi Lebanon itu akan membayar harga yang sangat mahal.
Hizbullah mengaku tak terlibat dengan serangan rudal di Majdal Shams. Mereka menyalahkan proyektil nyasar dari sistem rudal Iron Dome milik Israel.
Hizbullah sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober, hampir setiap hari menembakkan rudal ke negara itu sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Naiknya tensi antara Hizbullah dan Israel, menjadi perhatian khusus Sekjen PBB Antonio Guterres. Ia mengutuk serangan dan meminta semua pihak menahan diri.
Pemerintah Lebanon juga meminta Israel dan Hizbullah menghentikan aksi saling serang. Kemudian, mereka menyerukan penyelidikan internasional demi mengungkap siapa bertanggung jawab atas serangan ke Golan.
Iran, sekutu dekat Hizbullah, memperingatkan bahwa aksi militer Israel yang ditujukan balas dendam ke Hizbullah, akan menciptakan instabilitas hingga perang di kawasan Timur Tengah.
Sementara Suriah berkomentar keras atas tuduhan Israel kepada Hizbullah. Dataran Tinggi Golan adalah wilayah direbut Israel dari Suriah lewat perang pada 1967.
Suriah memandang tuduhan Israel kepada Hizbullah cuma akal-akalan agar Zionis memperluas agresinya ke negara lain. Saat ini agresi Israel masih berlanjut di Gaza.
Tak cuma negara-negara di Timur Tengah, Barat turut beraksi perihal serangan rudal yang menghantam Golan. Seluruh korban jiwa serangan adalah warga Druze yang meski wilayahnya di Dataran Tinggi Golan sudah dicaplok, tak mendapat kewarganegaraan Israel.
AS percaya pelaku serangan di Golan adalah Hizbullah. Adapun Prancis hanya mengutuk serangan tersebut.
“Prancis sangat mengutuk serangan khususnya di kota warga Druze di Majdal Shams, daerah pendudukan di Dataran Tinggi Golan,” kata Kemlu Prancis seperti dikutip dari AFP.
“Kami serukan agar semua langkah dilakukan demi mencegah eskalasi militer terbaru,” sambung mereka.