Roket Hantam Lapangan Bola Bukit Golan: 12 Orang Tewas, Israel Tuding Hizbullah
Serangan roket ke lapangan sepak bola di Bukit Golan menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, pada Sabtu (27/7). Dataran tinggi tersebut merupakan wilayah yang diduduki Israel.
Otoritas Israel menyalahkan Hizbullah dan berjanji akan memberi balasan berat. Hizbullah langsung membantah tudingan tersebut.
Serangan ini meningkatkan ketegangan di tengah permusuhan yang berjalan paralel dengan perang Gaza. Ini juga memicu kekhawatiran akan konflik besar antara kedua kelompok yang bersenjata lengkap tersebut.
Roket menghantam lapangan sepak bola di desa Druze, Majdal Shams, di Bukit Golan yang diduduki Israel.
Wilayah ini direbut dari Suriah oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dianeksasi Israel–langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar negara.
“Hizbullah akan membayar harga mahal, yang belum pernah mereka bayar sebelumnya,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam panggilan telepon dengan pemimpin komunitas Druze di Israel, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian Hizbullah mengeluarkan pernyataan sanggahan terkait serangan tersebut.
“Perlawanan Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden ini, dan secara tegas membantah semua tuduhan palsu terkait hal ini,” tulis pernyataan Hizbullah.
Hizbullah sebelumnya telah berencana mengirimkan beberapa serangan roket yang menargetkan posisi militer Israel.
Layanan ambulans Israel mengatakan, 13 orang lainnya terluka karena roket yang menghantam lapangan sepak bola yang dipenuhi anak-anak dan remaja.
“Mereka sedang bermain sepak bola, mereka mendengar sirene dan berlari ke tempat perlindungan, mungkin butuh waktu sekitar 15 detik untuk mencapai tempat perlindungan. Tetapi mereka tidak sempat mencapai tempat perlindungan karena roket menghantam antara lapangan dan tempat perlindungan,” kata seorang saksi, seperti dikutip dari Reuters.
Cuplikan yang diunggah di media sosial menunjukkan momen saat roket menghantam. Sirene serangan udara terdengar, diikuti oleh ledakan besar dan gambar asap yang mengepul.
Netanyahu langsung mempercepat kepulangannya dari AS dan akan mengadakan rapat kabinet keamanan setibanya di Israel.
Amerika Serikat mengecam aksi itu sebagai serangan mengerikan. Mereka siap mendukung penuh Israel atas serangan semua kelompok teroris yang didukung Iran, termasuk Hizbullah Lebanon.
“Amerika Serikat akan terus mendukung upaya untuk mengakhiri serangan mengerikan ini di sepanjang Garis Biru, yang harus menjadi prioritas utama,” kata juru bicara Menteri Keamanan Nasional Gedung Putih. Garis Biru merujuk pada perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Sementara itu, Moskow turut mengutuk serangan di Bukit Golan.
“Kami mengutuk semua tindakan teroris yang dilakukan oleh entitas mana pun,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu, seperti dikutip oleh kantor berita negara Rusia, TASS.
Rusia memiliki hubungan dengan sebagian besar pemain kunci di Timur Tengah, termasuk Israel, Iran, Otoritas Palestina, dan Hamas.