Ini Calon Gubernur Terkuat Bila Anies Baswedan Tak Maju Pilgub di Hasil Survei Pilkada Jakarta 2024
TRIBUNKALTIM.CO – Inilah calon Gubernur terkuat bila Anies Baswedan tak maju Pilgub versi hasil Survei Pilkada Jakarta 2024.
Jelang Pilkada Jakarta 2024 mendatang, situasi politik masih sangat dinamis.
Hingga saat ini, belum ada cagub yang mengantongi cukup tiket dari partai politik untuk berlaga di Pilkada Jakarta 2024.
Hanya Anies Baswedan yang sudah mengantongi restu dari Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.
Baca juga: Terbaru Hasil Survei Pilkada Jakarta, Anies Unggul hingga 50 Persen Lebih, Kaesang Urutan Buncit
Itupun dengan syarat harus berpasangan dengan Sohibul Iman.
Soal majunya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, Pengamat politik sekaligus pakar hukum tata negara Refly Harun juga sebuah analisa.
Refly mengungkap seputar adanya dugaan skenario menggagalkan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Analisa ini dibeberkan Refly Harun setelah mencermati adanya pertemuan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, dan para petinggi PKS baru-baru ini.
Setelah petemuan, kata Refly, muncul sejumlah pernyataan yang terdengar aneh, seperti skenario duet PSI dengan PKS, hingga ucapan duet Anies-Kaesang menarik.
“Ini agak aneh juga ya, karena PKS pernah bilang kalau tidak dengan Sohibul tidak bisa PKS ikut.
Tapi begitu ketemu PSI, duet Anies-Kaesang menarik.
Luar biasa ya, makan siang apa yang disuguhkan Kaesang ya?,” ujar Refly.
Refly mengatakan, pasangan Sohibul Iman – Anies Baswedan telah dilaunching, namun masalahnya, jumlah kursi untuk mengusung duet ini masih belum mencapai 22 kursi.
Dari sejumlah parpol yang ada, kata Refly, opsi untuk menggagalkan duet ini memang ada di PKS.
“Jadi kuncinya adalah di PKS, jikalau PKS bisa digoyang oleh PSI melalui Kaesang, maka bubarlah koalisi Anies.
Kalau Anies akhirnya bisa nyalon, maka akan dicoba 2 kemungkinan, tidak usah dilawan atau politik gentong babi,” ujar Refly Harun dalam video berjudul ANIES BIKIN ISTANA FRUSTRASI?! GAGAL DIBENDUNG, SIAPKAN DUA SKENARIO LAIN! yang diunggah di akun YouTube, Rabu (10/7/2024) seperti dikutip TribunKaltim.co.
Beberapa kemungkinan yang selanjutnya bisa terjadi agar Anies gagal maju, kata Refly, setelah PKS berubah, bisa saja PKB kemudian dibujuk oleh istana.
Sementara PDIP menurutnya tidak bisa sendirian, karena PKS sudah tidak mau, dan NasDem tidak mungkin bergabung.
“Maka tidak jadi juga menjagokan Anies. PDIP tidak bisa sendirian karena PKS sudah tidak mau, sama NasDem tidak mungkin.
Apakah bisa? maka kita ingat kembali, salah satu strategi yang dimaui oleh Idrus Marham dari KIM, yakni tidak menjadikan Anies sebagai calon Gubernur, itulah cara memenangkan pertarungan dengan lebih mudah,” ujar Refly.
Menurut Refly, ada isu oligarki takut bila Anies Baswedan berkuasa di Jakarta.
Alasannya, Refly menduga Anies Baswedan adalah sosok yang tidak bisa ‘disetir’ atau dicawe-cawein.
“Padahal beberapa wilayah Jakarta ini sudah menjadi wilayah eksklusif bagi oligarki,” ujar Refly.
Disandera PKS
Anies Baswedan belum mendapatkan dukungan yang cukup dari partai politik untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Sejauh ini, baru Partai Keadilan Sejahtera atau PKS yang menyatakan dukungannya secara resmi.
Baca juga: Siapa Cawagub Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024? PKB Usul Nagita, Golkar Ajukan Bupati Asahan
Itu pun dengan syarat harus berpasangan dengan Sohibul Iman.
Menurut Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga , Anies Baswedan dipaksa harus menerima kader PKS, Sohibul Iman sebagai cawagub pendampingnya di Pilkada Jakarta 2024.
Jamil menyebut, keputusan PKS itu akan lebih memberi kepastian bagi Anies untuk dapat maju pada Pilkada Jakarta 2024.
Sebab, PKS dengan 18 kursi tinggal mencari satu partai lagi, maka Anies akan dapat tiket maju menjadi cagub Jakarta 2024.
Namun, hingga kini belum ada partai yang memberikan sinyal untuk ikut mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman.
Bahkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NasDem sebagai partai yang tergabung dalam koalisi perubahan di Pilpres 2024 juga belum menyatakan dukungannya terhadap pasangan yang dijuluki AMAN itu.
“Hanya saja, Anies seperti disandera oleh PKS untuk berpasangan dengan Sohibul Iman.
Anies harus menerima Sohibul Iman apa adanya,” kata Jamil saat dikonfirmasi, Jumat (12/7/2024).
“Padahal, Sohibul Iman belum tentu diterima partai lain.
Nasdem dan PKB bisa saja menolak Sohibul Iman karena nilai jualnya yang masih rendah,” imbuhnya.
Dia mengatakan, Nasdem dan PKB bisa saja mengajukan kadernya yang lebih menjual daripada Sohibul Iman.
Hal tersebut tentu akan menyulitkan Anies karena sudah dikunci PKS.
“Jadi, pilihan menerima Sohibul Iman dapat menjadi simalakama bagi Anies. Dimakan bisa aman dengan PKS, tapi bisa tidak aman dengan Nasdem dan PKB. Sebaliknya, tidak dimakan akan aman dengan Nasdem dan PKB tapi bermasalah dengan PKS,” ucapnya.
Menurutnya, jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpasangan dengan Mohamad Sohibul Iman, maka elektabilitas pasangan ini akan sulit terkerek.
Sohibul Iman saat ini merupakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden PKS.
“Sohibul Iman akan sulit mengerek elektabilitasnya. Hal ini tentunya akan menyulitkannya mengerek elektabilitas pasangannya,” kata Jamil. (*)
Inilah hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dari berbagai lembaga:
1. Indikator Politik
Anies Baswedan menempati peringkat teratas dalam simulasi terbuka atau top of mind survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, simulasi top of mind dilakukan dengan cara bertanya kepada responden tanpa memberikan informasi atau pilihan yang disodorkan.
“Top of mind ini artinya kami tidak memberikan informasi apapun.
Jadi mereka bebas memilih siapa nama yang akan disodorkan,” ujar dia saat memaparkan hasil survei secara daring, Kamis (25/7/2024).
Burhanudin mengatakan, dari ratusan responden yang dimintai pendapat, mayoritas dari mereka telah memiliki pilihan sejak dini.
Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI belum membuka pendaftaran calon gubernur dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
“Sebagian besar warga di Jakarta ternyata sudah punya pilihan secara spontan atau terbuka.
Baca juga: Heboh! Persiapan Jokowi Ngantor di IKN Nusantara, Furniture Didatangkan Langsung dari Istana Jakarta
Ini tentu hal yang menarik bagi saya, karena pemilihannya masih beberapa bulan ke depan, calon juga belum ditetapkan secara definitif oleh KPUD, tetapi warga sudah punya preferensi,” tutur dia.
Berdasarkan hasil survei dengan simulasi terbuka atau top of mind, mayoritas responden ternyata memilih Anies Baswedan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2024 itu menduduki peringkat teratas dengan elektabilitas 39,7 persen.
“Tanpa kami menyebutkan nama atau tokoh, responden paling banyak menuliskan nama Anies Baswedan.
Hampir 40 persen yang menyebut nama Anies,” ucap dia. Kemudian, peringkat kedua dan ketiga disusul dengan nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Ridwan Kamil.
Ahok menempel Anies dengan perolehan 23,8 persen.
Sementara, Ridwan Kamil berada di peringkat ketiga dengan perolehan 13,1 persen. “Jadi tiga teratas itu ada Anies Baswedan, Ahok, dan Ridwan Kamil ya.
Selain tiga nama ini, perolehannya relatif kecil.
Misal Tri Rismaharini 1,4 persen dan Erick Thohir 1,1 persen,” ungkap dia, seperti dilansir Kompas.com.
Berikut rincian hasil surveinya:
Anies Baswedan 39,7 persen
Ahok 23,8 persen
Ridwan Kamil 13,1 persen
Tri Rismaharini 1,4 persen
Erick Thohir 1,1 persen
Erwin Aksa 0,8 persen
Ahmad Sahroni 0,6 persen
Heru Budi Hartono 0,4 persen
Uya Kuya 0,4 persen
Kaesang Pangarep 0,3 persen
Sandiaga Uno 0,3 persen
Raffi Ahmad 0,3 persen
Mardani Ali Sera 0,2 persen
Sri Mulyani 0,2 persen
Ahmad Syaikhu 0,2 persen
Dharma Pongrekun 0,2 persen
Dede Yusuf 0,2 persen
Charles Honoris 0,1 persen
Ahmad Riza Patria 0,1 persen
Eko Patrio 0,1 persen
Rahayu Saraswati 0,1 persen
Ahmed Zaki Iskandar 0,1 persen
Andika Perkasa 0,1 persen
Joko Widodo 0,1 persen Tidak tahu/jawab 16,1 persen Sebagai informasi, survei ini dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 18-26 Juni 2024.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan 800 responden berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah.
Margin of error survei sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
2. Survei CER Indonesia
Hasil survei CER Indonesia, menyebutkan elektabilitas Anies Baswedan tertinggi mengungguli nama-nama potensial lainnya seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, maupun anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.
Dalam survei tersebut, nama Anies Baswedan unggul dari beberapa nama kandidat yang disebut akan menjadi kompetitor dalam Pilkada Jakarta 2024.
Direktur CER Indonesia Suryadi Sulthan menjelaskan, pada simulasi elektabilitas 10 nama, Anies Baswedan memimpin.
Anies Baswedan 46,4 persen
Basuki T Purnama 25,3 persen
Ridwan Kamil 16,8 persen
Kaesang 3,6 persen
Sandiaga Uno 1,9 persen
Ahmad Sahroni 1,2 persen
Andika Perkasa 0,8 persen
Tri Rismaharini 0,2 persen
Sudirman Said 0,2 persen
Heru Budi Hartono 0,2 persen
Berikut hasil simulasi empat kandidat:
Anies 54.3 persen
Ahok 27,1 persen
Ridwan Kamil 19,0 persen
Kaesang 3,5 persen.
3. Litbang Kompas
Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas nama-nama bakal Cagub untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Adapun perhitungan dilakukan pada 15 hingga 20 Juni 2024.
Berikut elektabilitas calon gubernur berdasarkan perhitungan atau survei Litbang Kompas.
Anies Baswedan: 29.8 persen
Basuki Tjahaja Purnama: 20 persen
Ridwan Kamil: 8,5 persen
Erick Thohir: 2,3 persen
Sri Mulyani: 1,3 persen
Kaesang Pangarep: 1 persen
Tri Rismaharini: 1 persen
Andika Perkasa: 1 persen
Heru Budi Hartono: 1 persen
Nama lainnya: 4,3 persen
Berdasarkan survei Litbang Kompas, sebanyak 30 persen responden memberikan jawaban tidak tahu.
Sehingga peluang peningkatan suara masih sangat terbuka.
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim