Informasi Terpercaya Masa Kini

Di Balik Megahnya Kantor Presiden di IKN Kaltim,Warga Siang dan Malam Hirup Debu,Rindu Udara Segar

0 6

TRIBUNKALTIM.CO – Sejumlah fakta baru di balik megahnya Istana Presiden di IKN Kaltim terungkap, salah satunya soal kisah warga terpaksa siang malam hirup debu dan rindu udara segar.

Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) dipastikan dapat digunakan sebelum 17 Agustus 2024.

Kemegahan Kantor Presiden ini tergambar dari foto yang dirilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengatakan, saat ini furnitur untuk mengisi Kantor Presiden di IKN sudah tiba dan akan segera disusun.

Baca juga: Belum Merata, Warga Sekitar Lokasi Pembangunan Bandara VVIP IKN Masih Kesulitan Akses Internet

Itu artinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menggelar sidang kabinet di IKN dalam waktu dekat.

Sebab, sebelumnya Presiden menyebut tidak dapat menggelar sidang kabinet di IKN jika kursi belum tersedia.

“Sidang kabinet belum ada kursi katanya gitu kan, saya bilang saya dapat info dari teman-teman Setneg, furnitur sudah datang kemarin,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta (26/7/2024).

Menurut Presiden, jika sarana rapat sudah siap, sidang tentu bisa dilakukan.

Kepala Negara pun berseloroh bahwa jika kursi untuk rapat belum siap maka sidang kabinet pun tidak mungkin dilaksanakan secara lesehan.

“Ya kalau sudah siap, kalau kursinya belum ada, bagaimana mau duduk? Masa lesehan? Sidang kabinet lesehan,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers usai menghadiri peluncuran golden visa di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Presiden Jokowi mengatakan, ia tidak ingin memaksakan kesiapan fasilitas fisik di IKN cepat selesai.

Sebab, jika diburu-buru ia khawatir akan menurunkan kualitas bangunan maupun interior ruangan.

Presiden kembali menegaskan, ia akan menggelar rapat di IKN jika fasilitas fisik untuk berkantor dan menggelar rapat di IKN sudah benar-benar siap.

“Semuanya, kesiapan di IKN dan kita tidak mau maksa-maksa, yang nanti akan menurunkan kualitas interior, kualitas bangunan. Enggak. Selama itu benar-benar siap ya saya akan masuk,” ujar dia.

Bilah Terakhir Dipasang

Pemasangan bilah terakhir dan tertinggi atau topping off Garuda raksasa pada Minggu (21/7/2024) malam, menandai rampungnya pembangunan Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim.

Dikutip dari Instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin (22/7/2024), penyelesaian pemasangan bilah dituntaskan dengan pemasangan bilah ke-4.650 pada Sayap Barat Selubung Garuda.

Sebelumnya pemasangan bilah perdana dilakukan pada 17 September 2023 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun pemasangan bilah terakhir turut disaksikan oleh Menteri PUPR sekaligus Plt Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono dan Nyoman Nuarta, perupa yang merancang dan membuat bilah-bilah tembaga pembentuk Sayap Garuda.

“Alhamdulillah malam ini kita akan melakukan melihat pelaksanaan, pemasangan bilah ke-4.650 yang menandai selesainya pembangunan Garuda kita ini,” kata Menteri Basuki dikutip dari laman Instagram @kemenpupr, Senin, seperti dilansir Kompas.com.

Baca juga: Kantor Presiden Siap Digunakan untuk Sidang Kabinet di IKN, Furnitur Sudah Datang

Pemasangan bilah terakhir Garuda raksasa ini juga merupakan bagian dari penyelesaian akhir gedung Kantor Presiden di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Sebagai informasi, Garuda raksasa dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter.

Bilah sayap tersebut terbuat dari kuningan dan baja anti korosi produksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, yang sangat berat dan perlu diangkut dengan cara yang tepat.

Patung garuda IKN dibangun dengan 4.650 bilah selubung, dengan satu selubungnya memiliki berat sekitar 0,3 ton.

Patung garuda IKN memiliki bobot total 1.395 ton.

Saat ini bilah-bilah yang menyelubungi Istana Presiden tersebut telah terpasang seluruhnya, membentuk kepak sayap burung garuda yang siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

Warga Hidup Debu Siang dan Malam

Dampak proyek IKN Kaltim juga menjadi derita bagi warga Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur yang harus menghirup debu siang dan malam

Rumah-rumah warga bahkan sekolah di Sepaku terpapar debu sepanjang hari akibat masifnya truk-truk material konstruksi untuk pembangunan IKN Kaltim. 

Hingga saat ini warga belum mendapat kompensasi setelah terpapar debu sebagai dampak masifnya pembangunan IKN Kaltim. 

Demi mengejar target, pembangunan IKN Kaltim semakin masif bahkan dikebut siang malam, hingga truk-truk bertonase besar lalu lalang setiap hari bahkan hingga malam hari.

Warga Sepaku di IKN Kaltim harus berjibaku dengan debu setiap hari hingga merindukan udara segar seperti sebelum kedatangan mega proyek IKN. 

Mislan Warnuni (32), warga Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku, mengungkapkan kerinduannya terhadap masa-masa dulu sebelum penetapan IKN di Sepaku. 

“Sejujurnya saya pribadi dan mungkin warga lain yang tinggal di Sepaku ini juga sangat merindukan udara segar seperti yang dulu sebelum ada proyek IKN,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Jumat (26/7).

Sebelum proyek IKN dimulai kata dia, lebih dulu sudah ada perusahaan kayu dengan truk-truk besar mereka, namun truk-truk tersebut tidak separah seperti sekarang ini.

Pepohonan kala itu kata Mislan masih rimbun serta memberikan kesejukan tersendiri dengan udara yang segar.

Namun, kini udara di sana telah tercemar oleh debu.

“Tidak seperti sekarang, udara di sini sudah tercemar oleh debu.

Kita bepergian keluar jalan raya saja debunya luar biasa.

Coba lihat seluruh bangunan rumah warga sampai sekolah, semua kena debu,” tambah Mislan.

Pada awalnya, warga Kecamatan Sepaku memang banyak yang mengeluhkan kondisi debu yang mencemari udara di mana-mana.

Baca juga: 2 Titik Pendaratan Pesawat Kepresidenan Jokowi Andai Gagal Mendarat di Bandara VVIP IKN Nusantara

Rumah dan tempat usaha mereka, terutama yang terletak di pinggir jalan raya, terpapar debu cukup tebal.

Bahkan, hanya sekadar keluar rumah saja, sudah disambut oleh kabut debu akibat masifnya lalu lintas kendaraan proyek.

Namun, seiring berjalannya waktu, warga Sepaku akhirnya mulai terbiasa dengan kondisi jalan yang selalu berdebu saat musim kemarau dan menjadi licin ketika musim hujan.

Mirwan (47), seorang warga Desa Bingung Sepaku, mengungkapkan perasaannya terkait situasi ini.

“Awalnya ngeluh juga sebenarnya karena debu di mana-mana.

Rumah tempat tinggal kami saja sudah begitu modelnya, tertutup debu,” kata Mirwan sambil menunjukan rumahnya yang berada di pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku.

Mirwan menjelaskan bahwa dia dan warga sekitar Sepaku akhirnya menyadari bahwa mengeluh bukanlah solusi untuk menghilangkan debu yang bertebaran seolah tiada henti.

Pasrah sembari mencari alternatif solusi lain, seperti memakai masker saat keluar rumah, menjadi satu-satunya cara yang dilakukan.

“Mengeluh juga gak ada artinya, proyek tetap berjalan, jadi pasrah saja kena imbasnya debu begini,” tambahnya.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Mirwan, tetapi juga oleh warga lainnya.

Harjanto, warga Sepaku, mengungkapkan bahwa mereka sudah terbiasa dengan pemandangan debu yang terus menerus siang dan malam.

“Kita sudah biasa dengan debu, karena mau gimana lagi gak ada cara lain selain kita pasrahkan saja,” ungkap Harjanto.

Meskipun demikian, Harjanto dan beberapa warga lainnya mengaku belum ada akomodasi atau kompensasi khusus yang diterima akibat dampak debu proyek IKN.

Mereka tetap berharap bahwa proyek pembangunan IKN bisa cepat selesai sehingga warga sekitar Sepaku bisa kembali menghirup udara segar.

“Sejauh ini belum ada kompensasinya.

Yang jelas kami berharap proyek ini cepat-cepat selesai supaya kita juga bisa bernafas lega, gak kaya gini hari-hari hirup debu,” tambah Sugih, warga Desa Karang Jinawi Sepaku.

Warga Sepaku berharap agar pihak berwenang dapat memperhatikan kondisi lingkungan mereka selama proses pembangunan IKN berlangsung.

Keberlanjutan proyek IKN memang penting, namun kesehatan dan kenyamanan warga sekitar juga harus menjadi prioritas.

Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan pembangunan IKN dapat berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas hidup masyarakat setempat.

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Leave a comment