Informasi Terpercaya Masa Kini

Tolak Diwawancarai Pakai HP China,Kombes Pol Dodi Darjanto Dianggap Lecehkan Profesi Wartawan

0 25

TRIBUNJATIM.COM – Sosok Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulawesi Tengah belakangan tengah menuai sorotan.

Pasalnya Kombes Pol Dodi Darjanto menolak diwawancarai wartawan dengan ponsel merek China.

Tak pelak Dirlantas Polda Sulteng itu pun langsung menjadi buah bibir.

Insiden ini terjadi di Tugu Titik Nol Kilometer, Kora, Palu, Rabu (17/7/2024), ketika Syamsuddin Tobone akan melakukan wawacara terkait operasi patuh Tinombala 2024.

Namun jurnalis SCTV Palu, Syamsuddin Tobone, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari sang Dirlantas.

Kombes Pol Dodi Darjanto menyebut dirinya enggan diwawancara menggunakan ponsel milik Syamsuddin yang disebut ponsel merek China.

“Oh saya tidak mau di wawancara pakai HP. HP-mu merek China lagi,” kata Syamsuddin Tobone, saat dikonfirmasi, dikutip dari Kompas.com.

“Suruh direkturmu belikan HP yang canggih. Begitu yang disampaikan Pak Dirlantas ke saya,” imbuhnya.

Syamsuddin Tobone menjelaskan, sebelum kejadian ini, ia telah membuat jadwal wawancara dengan Dodi Darjanto melalui asisten pribadi.

“Saya sudah janji mau wawancara dari kemarin lewat asprinya (asisten pribadi),” ujarnya.

“Akhirnya tadi pagi Pak Dir (Dodi Darjanto) bersedia jam 08.30 WITA di Tugu 0 Kota Palu,” lanjut Syamsuddin Tobone.

Setelah bersalaman dan memperkenalkan diri, Dodi Darjanto justru menolak Syamsuddin Tobone karena perangkat wawancara yang dinilai tidak memadai.

“Setelah apel, saya bertemu beliau untuk memulai wawancara. Saya pakai seragam SCTV, rapi.”

“Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam,” lanjut Syamsuddin Tobone.

Baca juga: Postingan Terakhir Gadis Sebelum Dibunuh Pacar Polisi, Padahal Baru Jadi Wisudawati Peraih IPK 4,0

Akan tetapi, ketika merekam, Kombes Pol Dodi Darjanto menolak Syamsuddin Tobone dengan alasan ponsel yang dipakai merekam tersebut tidak layak.

Bahkan Kombes Pol Dodi Darjanto menyuruhnya untuk meminta ponsel yang lebih canggih.

“Dia langsung berkata, ‘Kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masak wawancara pakai HP, HP merek China lagi, suruh direkturmu belikan HP canggih’,” jelas dia.

Syamsuddin Tobone pun menjelaskan bahwa ponsel yang digunakan mampu menghasilkan rekaman berkualitas tinggi.

Akan tetapi, penjelasannya tidak diterima baik oleh Kombes Pol Dodi Darjanto.

“Sampai anak buahnya, anggota lantas Polda, datang dan membisikkan kepada saya, bilang sudah, tidak usah dibantah,” ujar Syamsuddin Tobone.

Ucapan Dodi yang menolak diwawancara menggunakan ponsel merek asing kemudian menuai reaksi keras di kalangan wartawan.

Penolakan tersebut dianggap wartawan sebagai bentuk pelecehan verbal dan tidak patut secara etika.

“Sebagai pejabat publik, pelayan masyarakat, tidak seharusnya dia bicara seperti itu.”

“Wajar jika orang mempertanyakan etika dan attitude-nya. Tindakannya melecehkan profesi sekaligus penghinaan pada wartawan,” ucap Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sulteng, Hendra.

“Sudah lama kami wartawan televisi menggunakan gawai untuk bekerja. Ini persoalan kemudahan dan fleksibilitas saja.”

“Toh, juga sudah banyak gawai yang memenuhi standar secara audio visual untuk peliputan.”

“Seharusnya bukan alatnya yang dilihat, tetapi produk yang dihasilkan,” tambahnya.

Organisasi wartawan di Palu yang mengetahui peristiwa pelecehan verbal tersebut berharap, kasus yang menimpa Syamsuddin Tobone tidak berhenti di permintaan maaf.

Mereka ingin para pejabat atau narasumber lain lebih menghargai profesi wartawan dan memahami perangkat kerja awak media.

“Memalukan jika di era seperti sekarang masih ada yang mempersoalkan gawai sebagai alat kerja,” imbuh Hendra.

Senada, Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sulteng, Mita Meinansi, menyayangkan hal tersebut terjadi.

“Kerja jurnalistik saat ini tidak bisa hanya dilihat dari alat kerja yang digunakan.”

“Jika itu yang dilakukan, sama dengan sebuah pelecehan bagi karya jurnalistik.”

“Bagi kami ini sebuah pelecehan verbal yang perlu ditindaki secara serius,” katanya.

Sedangkan Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah, Abdee Mari turut buka suara.

Menurutnya, sebagai pejabat publik, Dirlantas Polda Sulteng seharusnya tidak mengeluarkan kata-kata yang merendahkan profesi.

Ia pun meminta Polda Sulteng untuk memberikan sanksi terkait hal itu.

“Kami meminta pihak Polda Sulteng mengklarifikasi hal ini dan memberi sanksi kepada yang bersangkutan,” ujarnya.

Baca juga: Nasib Jurnalis Direkam Diam-Diam di KRL, Lapor Polisi Tak Dapat Diproses, Pakar Hukum: Bisa Dituntut

Soal tindakannya yang dianggap meremehkan kerja wartawan, Kombes Pol Dodi Darjanto pun meminta maaf secara terbuka kepada jurnalis di Kota Palu.

Ia menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah jurnalis di ruang kerja Bidang Hubungan Masyarakat (Bidhumas) Polda Sulteng, Jl Soekarno-Hatta, Kota Palu, Kamis (18/7/2024).

“Saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung jurnalis SCTV Palu. Saya tidak bermaksud untuk melecehkan profesinya sebagai jurnalis,” tutur Kombes Pol Dodi Darjanto.

Kombes Pol Dodi Darjanto menjelaskan, saat itu, dirinya hanya bercanda dan tidak bermaksud merendahkan profesi jurnalis.

“Saya prihatin dan saya sangat bersalah dan mohon maaf. Yang saya lakukan itu khilaf dan tidak ada maksud apa-apa.”

“Intinya saya sedang bercanda saja, tapi kejadiannya jadi seperti ini,” kata Kombes Pol Dodi Darjanto.

Ia berharap agar permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan baik-baik dan tidak terulang kembali.

Kemudian, Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Pol Djoko Wienarto menjelaskan bahwa Kombes Pol Dodi Darjanto hanya bercanda menanyakan tentang handphone yang dipakai Syamsuddin Tobone.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan penghormatannya terhadap kerja jurnalis dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Djoko menambahkan, Dirlantas dan jurnalis SCTV Palu telah menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan dan saling memaafkan.

“Polda Sulteng selalu berkomitmen untuk menjalin hubungan yang baik dengan insan pers.”

“Dan siap menerima kritik dan saran untuk perbaikan kinerja Polda Sulteng,” ucap Kombes Pol Djoko Wienartono.

Leave a comment